Translations:On Üçüncü Lem'a/77/id

    Risale-i Nur Tercümeleri sitesinden

    Pertanyaan: Jika dalam kekafiran terdapat kepedihan dan rasa takut yang dahsyat, dan orang kafir—sebagai manusia—sangat menyenangi kehidupannya dan merindukan sesuatu yang tak terhingga, sementara dengan kekufurannya itu dia menyadari bahwa kematiannya merupakan ketiadaan (kemusnahan) dan perpisahan abadi. Dengan matanya, dia senantiasa melihat bahwa segala entitas dan semua orang yang dia cintai berjalan menuju kemusnahan dan perpisahan abadi. Dengan demikian, segala sesuatu baginya berjalan menuju kemusnahan. Maka, bagaimana hatinya tidak remuk dan mengapa tidak merasa terpukul dengan kondisi yang dialaminya? Bahkan, bagaimana dia bisa menikmati kehidupan?