Translations:On Üçüncü Söz/183/id
Jika engkau ingin melihat dan merasakan bagaimana setiap ayat al-Qur’an menebarkan cahaya kemukjizatan dan petunjuk serta menghapus gelapnya kekufuran laksana bintang cemerlang, bayang- kan dirimu berada di zaman jahiliah pada lingkungan Badui yang bodoh. Ketika engkau melihat segala sesuatu terhijab tabir kealpaan dan gelapnya kebodohan serta terkungkung oleh kebendaan dan ma- teri, tiba-tiba engkau menyaksikan denyut kehidupan mengalir pada entitas tak bernyawa itu di benak para pendengar di mana ia bangkit bertasbih kepada Allah lewat gema firman-Nya: “Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia adalah Raja, yang Mahasuci, yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana.” (QS. al-Jumu’ah [62]: 1). Hal yang sama terwujud pada ayat-ayat sejenis lainnya. Lalu wajah langit yang gelap di mana diterangi oleh bintang-ge- mintang yang mati dalam pikiran pendengar menjadi berubah lewat firman-Nya: “Langit yang tujuh dan bumi bertasbih kepada-Nya…” (QS. al-Is- râ [17]: 44). Ya, langit tersebut berubah menjadi mulut yang berzikir menyebut Allah. Setiap bintang mengirimkan cahaya hakikat dan menebarkan hikmah yang mendalam.Demikian pula dengan muka bumi yang berisi berbagai makhluk lemah dan tak berdaya. Lewat kalam samawi ia berubah menjadi kepala yang besar. Daratan dan lautan juga berubah menjadi lisan yang menyuarakan tasbih. Begitu pula dengan seluruh tumbuhan dan hewan. Mereka menjadi untaian kata yang berzikir dan bertasbih. Bahkan seluruh bumi seakan-akan mengalirkan denyut kehidupan.