Translations:Otuzuncu Lem'a/79/id

    Risale-i Nur Tercümeleri sitesinden

    Seperti yang telah dijelaskan dalam “Kalimat Kesepuluh” bahwa ketika Sang Arsitektur yang Pandai dan Bijak membuat sebuah istana yang kokoh, lalu setiap kamar dan ruangannya Dia isi dengan ratusan hikmah dan manfaat, tidak mungkin rasanya Dia tidak membuat atap yang bisa melindunginya dari kerusakan. Sebab, hal itu berarti membiarkan bangunan itu mengalami kehancuran serta membiarkan segala hikmah dan manfaat yang ada tersia-siakan. Tentu saja mereka yang mempunyai perasaan tidak akan menerima hal ini. Dzat Yang Mahabijak, yang menumbuhkan dari segenggam biji ratusan manfaat dan hikmah lalu dipelihara dan dikelola-Nya, tidak mung- kin akan melakukan sesuatu yang sia-sia dan berlebihan—dua hal yang bertentangan dengan kebijaksanaan mutlak Dzat Yang Mahabi- jakkemudian pohon besar itu Dia berikan manfaat yang tak berarti, tujuan yang kecil, serta buah yang sedikit. Padahal kita mengetahui bahwa Dia telah mengorbankan banyak hal untuk menumbuhkan dan membuahkannya.Ya, sebagaimana orang yang berakal tak mungkin mempunyai anggapan semacam itu, ia juga tidak mungkin percaya kalau Sang Pencipta Yang Mahabijaksana akan bertindak sia-sia dengan tidak mendatangkan alam akhirat serta tidak menghadirkan hari kebangkitan dan kiamat, padahal sebelumnya Dia menghiasi seluruh entitas yang terdapat di istana alam ini dengan ratusan hikmah dan maslahat sekaligus melengkapinya dengan ratusan tugas. Jadi, tidak mungkin terlintas dalam benak orang yang berakal bahwa Sang Bijak Yang Mahaagung akan menyia-nyiakan seluruh hikmah, tujuan, dan tugas yang ada dengan meniadakan kiamat dan akhirat.Sebab, hal itu berarti menempelkan sifat ketidakberdayaan pada kekuasaan Dzat Yang Maha Berkuasa mutlak, menyandarkan kesia-siaan pada kebijaksanaan Dzat Yang Mahabijak, melekatkan keburukan pada keindahan rahmat Dzat Yang Maha Penyayang, serta menisbatkan kezaliman kepada keadilan Dzat Yang Maha Adil. Dengan kata lain, mengingkari semua kebijaksanaan, rahmat, dan keadilan-Nya yang tampak secara jelas sama saja dengan mengingkari seluruh wujud yang ada. Tentu saja ini sangat mustahil dan sangat tidak benar.