Translations:Yirmi Üçüncü Lem'a/82/id
Sama dengan contoh tentang jam dan buku di atas, Allah Sang Pencipta Yang agung dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu itulah yang menciptakan segala sebab-akibat. Dialah yang mengaitkan antara sebab dan akibat lewat hikmah-Nya. Dia menentukan karakter alamiah sesuatu dengan kehendak-Nya untuk kemudian dijadikan cermin yang memantulkan wujud manifestasi syariat alamiah agung yang menjadi landasan alam. Selain itu, ia merupakan sunnatullah yang khusus berlaku untuk pengaturan urusan alam. Lewat kekuasaan-Nya, Dia menciptakan “hukum alam” yang menjadi landasan alam nyata. Selanjutnya Dia menciptakan segala entitas berdasarkan hukum alam tadi sekaligus mencampurkan antara keduanya dengan hikmah-Nya yang sempurna. Sekarang kita kembalikan persoalan tersebut kepada objek- tivitas akalmu agar bisa melihat mana yang lebih rasional dan lebih mudah diyakini? Apakah kenyataan logis di atas yang bersumber dari berbagai bukti yang menyakinkan? Atau, mempersembahkan berbagai perangkat yang dibutuhkan entitas lain, dan menyandar- kan semua pekerjaan yang didasari oleh hikmah dan pengetahuan kepada entitas itu sendiri? Dengan kata lain, engkau menisbatkannya kepada apa yang kalian sebut dengan “hukum alam” dan berbagai sebab-sebab materi yang merupakan benda mati tak berperasaan dan juga sama-sama makhluk? Bukankah ini merupakan khurafat yang sama sekali tidak rasional?