Translations:Yirmi Altıncı Lem'a/288/id
Selanjutnya, para musuh yang tak tampak itu memasukkan racun ke dalam makananku. Akibat dari pengaruh racun tersebut, pahlawan Nur, Syahid Hafidz Ali, dibawa ke rumah sakit sebagai ganti dariku dan di sana ia menghembuskan nafas yang terakhir. Kejadian ini betul-betul membuat kami menangis dan bersedih atasnya. Sebelum datangnya musibah tersebut, saat berada di atas gunung Kastamonu aku berkata bahkan berkali-kali aku menegas- kan, “Wahai saudara-saudaraku, jangan memberi daging kepada kuda dan jangan pula memberi rumput kepada singa”. Artinya, ja- ngan kalian memberikan risalah kepada setiap orang, karena kha- watir mereka akan berbuat jahat kepada kita. Dalam hal ini seakan- akan saudara Hafidz Ali mendengar ucapanku itu lewat “telepon maknawi”, padahal ia berada di sebuah tempat sejauh tujuh hari perjalanan. Pada waktu bersamaan, ia menulis surat kepadaku yang isinya adalah sebagai berikut, “Ya, wahai guruku. Di antara karamah Risalah Nur adalah ia tidak memberi daging kepada kuda dan tidak memberi rumput kepada singa. Tetapi sebaliknya, ia memberi rum- put kepada kuda dan memberi daging kepada singa”. Ia berikan surat tersebut dan tujuh hari kemudian kami pun menerimanya. Setelah dihitung-hitung kami menyadari bahwa ia telah menuliskan ungkapan yang sama itu di saat aku menegaskannya secara berulang-ulang di atas gunung Kastamonu.