78.189
düzenleme
Değişiklik özeti yok |
("Wahai diri yang malas! Medan yang bergejolak dengan perang adalah kehidupan dunia ini. Pasukan yang terbagi kepada sejumlah batalion adalah umat manusia. Batalion itu sendiri adalah komunitas muslim saat ini. Lalu kedua prajurit tersebut, yang pertama adalah orang yang mengenal Allah , melaksanakan berbagai kewajiban,dan meninggalkan dosa besar. Ia adalah muslim bertakwa yang ber- juang melawan nafsu dan setan agar tidak terjatuh ke dalam dosa dan kesala..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
20. satır: | 20. satır: | ||
Wahai saudaraku! Bayangkan seandai- nya si prajurit tersebut tidak memperhatikan ucapan pejuang yang ter- latih tadi, betapa ia sangat merugi dan terancam bahaya! | Wahai saudaraku! Bayangkan seandai- nya si prajurit tersebut tidak memperhatikan ucapan pejuang yang ter- latih tadi, betapa ia sangat merugi dan terancam bahaya! | ||
Wahai diri yang malas! Medan yang bergejolak dengan perang adalah kehidupan dunia ini. Pasukan yang terbagi kepada sejumlah batalion adalah umat manusia. Batalion itu sendiri adalah komunitas muslim saat ini. Lalu kedua prajurit tersebut, yang pertama adalah | |||
orang yang mengenal Allah , melaksanakan berbagai kewajiban,dan meninggalkan dosa besar. Ia adalah muslim bertakwa yang ber- juang melawan nafsu dan setan agar tidak terjatuh ke dalam dosa dan kesalahan. Sementara yang kedua adalah orang fasik yang merugi dan sibuk mencari nafkah sampai pada tingkat seakan tidak percaya kepa- da Pemberi Rezeki hakiki. Demi mendapatkan sesuap nasi, ia berani meninggalkan kewajibannya dan mengerjakan maksiat.Selanjutnya, berbagai latihan yang ada berupa ibadah, khusus- nya salat. Perang adalah perjuangan manusia dalam melawan diri dan hawa nafsunya, menghindarkan diri dari dosa dan akhlak tercela, ser- ta melawan setan dari kalangan jin dan manusia guna menyelamat- kan kalbu dan ruhnya dari kebinasaan abadi dan kerugian yang nyata. Kemudian kedua tugas di atas, yang pertama pemberian kehidupan dan pemeliharaannya. Sementara yang kedua adalah beribadah dan memohon kepada Sang Pemberi dan Pemelihara kehidupan, serta ber- tawakkal dan percaya kepada-Nya. | |||
Ya, Dzat yang memberikan kehidupan, yang menciptakannya se- bagai kreasi menakjubkan yang paling bersinar serta menjadikannya sebagai hikmah rabbani yang cemerlang adalah Dzat yang memeliha- ranya. Hanya Dia yang menjaga dan terus menyuplai rezeki untuknya. Engkau ingin mengetahui buktinya? Hewan yang paling lemah dan paling bodoh mendapatkan rezeki yang paling baik dan paling bagus (misalnya ikan dan ulat). Makhluk yang paling lemah dan paling halus bisa mendapatkan makanan yang paling nikmat dan paling baik (mi- salnya bayi dan anak-anak binatang). | |||
Agar engkau dapat memahami bahwa sarana untuk mendapat- kan rezeki yang halal bukan berupa kekuatan dan ikhtiar, melainkan kelemahan dan ketidakberdayaan, cukuplah engkau membandingkan antara ikan yang bodoh dan serigala, antara anak-anak binatang yang tidak memiliki kekuatan dan binatang buas pemangsa, serta antara po- hon yang tegak berdiri dan hewan yang terengah-engah. | |||
Orang yang meninggalkan salatnya lantaran sibuk mencari nafkah sama seperti prajurit yang meninggalkan latihan dan paritnya kemudian meminta-minta di pasar. Orang yang menunaikan salat tan- pa melupakan bagian dari rezekinya serta mencarinya di dapur rahmat Tuhan Pemberi Rezeki Yang Maha Pemurah agar tidak menjadi beban bagi yang lain adalah baik dan memiliki wibawa. Hal itu pun bagian dari ibadah. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme