82.607
düzenleme
("Kedua, hasil kebunmu yang dimakan, baik oleh hewan, manu- sia, ataupun pencuri, akan menjadi ‘sedekah jariah’ untukmu dengan syarat engkau memosisikan dirimu sebagai wakil dan pegawai yang mendistribusikan harta Allah kepada makhluk-Nya. Artinya, engkau bertindak atas nama Dzat Pemberi rezeki hakiki dan dalam lingkup rida-Nya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Ketahui pula bahwa setiap hari yang baru merupakan pintu bagi datangnya alam baru untukmu dan untuk yang lain. Jika engkau tidak menunaikan salat di dalamnya, maka alam harimu pergi menuju alam gaib dalam kondisi gelap, mengeluh dan sedih. Ia akan menjadi saksi yang memberatkanmu. Setiap kita memiliki alam sendiri dari alam tersebut. Kualitasnya sesuai dengan amal dan kondisi kalbu. Ia laksa- na cermin di mana gambarnya mengikuti warna dan kualitasnya. J..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
83. satır: | 83. satır: | ||
Kedua, hasil kebunmu yang dimakan, baik oleh hewan, manu- sia, ataupun pencuri, akan menjadi ‘sedekah jariah’ untukmu dengan syarat engkau memosisikan dirimu sebagai wakil dan pegawai yang mendistribusikan harta Allah kepada makhluk-Nya. Artinya, engkau bertindak atas nama Dzat Pemberi rezeki hakiki dan dalam lingkup rida-Nya. | Kedua, hasil kebunmu yang dimakan, baik oleh hewan, manu- sia, ataupun pencuri, akan menjadi ‘sedekah jariah’ untukmu dengan syarat engkau memosisikan dirimu sebagai wakil dan pegawai yang mendistribusikan harta Allah kepada makhluk-Nya. Artinya, engkau bertindak atas nama Dzat Pemberi rezeki hakiki dan dalam lingkup rida-Nya. | ||
Sekarang perhatikan orang yang meninggalkan salat. Betapa ia sangat merugi! Betapa ia kehilangan kekayaan yang demikian be- sar! Ia akan terus dalam kondisi terhalang dan tidak mendapatkan dua harta kekayaan abadi yang memberi kekuatan maknawi kepada ma- nusia untuk bekerja sekaligus menyegarkan semangatnya. Lalu ketika mencapai usia senja ia akan merasa bosan dan gusar dengan peker- jaannya seraya berbisik kepada dirinya, “Dalam waktu yang dekat aku akan meninggalkan dunia. Mengapa aku memenatkan diri? Untuk apa aku bekerja?” Ia terjerumus ke dalam pangkuan kemalasan. Sebalik- nya, orang pertama berkata, “Aku akan bekerja keras untuk usaha yang halal di samping terus melaksanakan ibadah agar kuburku lebih terang dan tabungan akhiratku makin banyak.” | |||
Kesimpulannya, ketahuilah wahai diri! Hari kemarin telah berla- lu, sementara hari esok masih belum tiba dan tidak ada jaminan eng- kau dapat menggapainya. Karena itu, berharaplah dari umurmu yang hakiki, yaitu hari ini (sekarang). Paling tidak engkau sisihkan sesaat darinya untuk simpanan akhirat, yaitu dengan berada di masjid atau di atas sajadah guna menjamin masa depan hakiki yang abadi. | |||
Ketahui pula bahwa setiap hari yang baru merupakan pintu bagi datangnya alam baru untukmu dan untuk yang lain. Jika engkau tidak menunaikan salat di dalamnya, maka alam harimu pergi menuju alam gaib dalam kondisi gelap, mengeluh dan sedih. Ia akan menjadi saksi yang memberatkanmu. Setiap kita memiliki alam sendiri dari alam tersebut. Kualitasnya sesuai dengan amal dan kondisi kalbu. Ia laksa- na cermin di mana gambarnya mengikuti warna dan kualitasnya. Jika gelap, maka gambarnya juga menjadi gelap. Jika bening, gambarnya juga menjadi jelas. Jika tidak, berarti terjadi distorsi di mana ia mem- buat besar sesuatu yang paling kecil. Demikian pula dengan dirimu. Dengan kalbu, akal, dan amalmu, engkau dapat mengubah gambaran alammu. Serta dengan usaha dan kehendakmu, engkau dapat menjadi- kan alam tersebut sebagai saksi yang menguntungkan atau memberat- kanmu. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme