İçeriğe atla

Yirmi Dördüncü Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"'''Jawaban:''' Karena para sahabat yang mulia adalah orang-orang yang paling banyak merenungkan akhirat, paling meyakini kefanaan dunia, serta paling memahami hikmah penyembunyian waktu terjadinya kiamat karena mendapatkan limpahan dan cahaya persahabatan dengan Nabi x, maka mereka selalu menantikan ajal dan kematian dunia seperti menantikan ajalnya sendiri. Dengan upaya keras, mereka pun bekerja untuk akhirat. Kemudian, ketika Rasulullah x berulangkali..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Wahai yang seperti percikan, selama engkau menunaikan tugas cermin bagi matahari, maka engkau bisa menemukan jendela bening yang melihat matahari secara ainul yaqin di sejumlah tingkatan di mana engkau berada. Engkau tidak merasa sulit dalam menyandarkan berbagai pengaruh matahari yang menakjubkan kepadanya. Pasalnya, engkau bisa menisbatkan sifat-sifat luar biasa kepadanya tanpa ragu sedikitpun. Tidak ada sesuatu yang dapat mencegahmu untuk menis- batka..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("'''Jawaban:''' Karena para sahabat yang mulia adalah orang-orang yang paling banyak merenungkan akhirat, paling meyakini kefanaan dunia, serta paling memahami hikmah penyembunyian waktu terjadinya kiamat karena mendapatkan limpahan dan cahaya persahabatan dengan Nabi x, maka mereka selalu menantikan ajal dan kematian dunia seperti menantikan ajalnya sendiri. Dengan upaya keras, mereka pun bekerja untuk akhirat. Kemudian, ketika Rasulullah x berulangkali..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
176. satır: 176. satır:
Orang-orang yang tidak memahami hikmah dan hakikat pe- nyembunyian di saat ini berkata, “Mengapa para sahabat yang mu- lia itu menduga kedatangan “hakikat besar” yang akan terjadi seribu empat ratus tahun kemudian sebagai sesuatu yang dekat dengan masa mereka padahal mereka adalah muslim yang paling mengetahui mak- na akhirat, mukmin yang memiliki basirah paling tajam, serta memi- liki perasaan paling sensitif terkait dengan sejumlah informasi yang akan datang? Seakan-akan pikiran mereka telah menyimpang dari ha- kikat kebenaran selama seribu tahun.
Orang-orang yang tidak memahami hikmah dan hakikat pe- nyembunyian di saat ini berkata, “Mengapa para sahabat yang mu- lia itu menduga kedatangan “hakikat besar” yang akan terjadi seribu empat ratus tahun kemudian sebagai sesuatu yang dekat dengan masa mereka padahal mereka adalah muslim yang paling mengetahui mak- na akhirat, mukmin yang memiliki basirah paling tajam, serta memi- liki perasaan paling sensitif terkait dengan sejumlah informasi yang akan datang? Seakan-akan pikiran mereka telah menyimpang dari ha- kikat kebenaran selama seribu tahun.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Jawaban:'''
'''Elcevap:''' Çünkü sahabeler, feyz-i sohbet-i nübüvvetten herkesten ziyade dâr-ı âhireti düşünerek, dünyanın fenasını bilerek, kıyametin ibham-ı vaktindeki hikmet-i İlahiyeyi anlayarak, ecel-i şahsî gibi dünyanın eceline karşı dahi daima muntazır bir vaziyet alarak âhiretlerine ciddi çalışmışlar. Resul-i Ekrem aleyhissalâtü vesselâm “Kıyameti bekleyiniz, intizar ediniz.” tekrar etmesi, şu hikmetten ileri gelmiş bir irşad-ı Nebevîdir. Yoksa vuku-u muayyene dair bir vahyin hükmüyle değildir ki hakikatten uzak olsun. İllet ayrıdır, hikmet ayrıdır. İşte Peygamber aleyhissalâtü vesselâmın bu nevi sözleri hikmet-i ibhamdan ileri geliyor.
Karena para sahabat yang mulia adalah orang-orang yang paling banyak merenungkan akhirat, paling meyakini kefanaan dunia, serta paling memahami hikmah penyembunyian waktu terjadinya kiamat karena mendapatkan limpahan dan cahaya persahabatan dengan Nabi x, maka mereka selalu menantikan ajal dan kematian dunia seperti menantikan ajalnya sendiri. Dengan upaya keras, mereka pun bekerja untuk akhirat.
</div>
Kemudian, ketika Rasulullah x berulangkali berkata, “Nanti- kanlah hari kiamat!”(*<ref>*Lihat: al-Bukhari, bab tentang ilmu, h.2; bab tentang ar-Riqâq, h.35; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad, j.2, h.361.</ref>)
hal itu bersumber dari hikmah ini, yaitu hik- mah penyembunyian. Di dalamnya terdapat petunjuk kenabian yang sangat mendalam. Ia tidak berarti menentukan saat kiamat lewat wah- yu sehingga dianggap jauh dari kenyataan. Sebab, hikmah berbeda dengan illat.
Begitulah, sejumlah hadis Nabi x yang sejenis bersumber dari hikmah penyembunyian.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">