İçeriğe atla

Yirmi Beşinci Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Artinya, seluruh penjelasan al-Qur’an tidak mungkin dinisbatkan kepada ilmu pengetahuan manusia yang bersifat parsial, terutama manusia yang buta huruf. Namun ia harus dinisbatkan kepada pengetahuan yang luas dan mencakup segala sesuatu serta melihat segala sesuatu secara bersamaan.Al-Qur’an adalah kalam Dzat Allah Yang Mahaagung, Maha Melihat alam azali dan abadi secara bersamaan, serta Maha Menyaksikan semua hakikat dalam satu waktu. Kami percaya w..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Andaikan kita mengambil keenam rukun iman yang mengarah kepada wilayah entitas yang beragam dan wilayah wujub ilahidi mana ia terhitung sebagai dahan dari kedua pohon agung itusebagai contoh, maka al-Qur’an menggambarkannya dengan seluruh cabang, ranting, buah, dan bunganya seraya memperhatikan keselarasannya yang menakjubkan antara buah dan bunganya. Ia memperkenalkan pola kesesuaian yang sangat rapi di mana membuat akal manusia takmampu memahami dime..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Artinya, seluruh penjelasan al-Qur’an tidak mungkin dinisbatkan kepada ilmu pengetahuan manusia yang bersifat parsial, terutama manusia yang buta huruf. Namun ia harus dinisbatkan kepada pengetahuan yang luas dan mencakup segala sesuatu serta melihat segala sesuatu secara bersamaan.Al-Qur’an adalah kalam Dzat Allah Yang Mahaagung, Maha Melihat alam azali dan abadi secara bersamaan, serta Maha Menyaksikan semua hakikat dalam satu waktu. Kami percaya w..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
1.193. satır: 1.193. satır:
Andaikan kita mengambil keenam rukun iman yang mengarah kepada wilayah entitas yang beragam dan wilayah wujub ilahidi mana ia terhitung sebagai dahan dari kedua pohon agung itusebagai contoh, maka al-Qur’an menggambarkannya dengan seluruh cabang, ranting, buah, dan bunganya seraya memperhatikan keselarasannya yang menakjubkan antara buah dan bunganya. Ia memperkenalkan pola kesesuaian yang sangat rapi di mana membuat akal manusia takmampu memahami dimensinya dan tercengang melihat keindahannya.Kemudian Islam yang merupakan salah satu cabang iman, dihadirkan oleh al-Qur’an dalam gambaran kelima cabang rukunnya yang halus. Al-Qur’an memperhatikan estetika kesesuaian dan kesempurnaan keseimbangan antara keduanya. Bahkan ia menjaga adabnya yang paling sederhana, tujuannya yang paling akhir, hikmahnya yang paling dalam, serta buahnya yang paling kecil. Bukti paling jelas atas hal tersebut adalah kesempurnaan tatanan syariat yang agung yang bersumber dari nash, isyarat, dan rambu-rambu al-Qur’an yang kom- prehensif. Kesempurnaan tatanan syariat yang indah ini dan keindahan keseimbangannya yang halus, serta keapikan kesesuaian hukumnya, masing-masing menjadi saksi yang adil dan dalil yang kuat tanpa ada keraguan sedikit pun akan kebenaran al-Qur’an.
Andaikan kita mengambil keenam rukun iman yang mengarah kepada wilayah entitas yang beragam dan wilayah wujub ilahidi mana ia terhitung sebagai dahan dari kedua pohon agung itusebagai contoh, maka al-Qur’an menggambarkannya dengan seluruh cabang, ranting, buah, dan bunganya seraya memperhatikan keselarasannya yang menakjubkan antara buah dan bunganya. Ia memperkenalkan pola kesesuaian yang sangat rapi di mana membuat akal manusia takmampu memahami dimensinya dan tercengang melihat keindahannya.Kemudian Islam yang merupakan salah satu cabang iman, dihadirkan oleh al-Qur’an dalam gambaran kelima cabang rukunnya yang halus. Al-Qur’an memperhatikan estetika kesesuaian dan kesempurnaan keseimbangan antara keduanya. Bahkan ia menjaga adabnya yang paling sederhana, tujuannya yang paling akhir, hikmahnya yang paling dalam, serta buahnya yang paling kecil. Bukti paling jelas atas hal tersebut adalah kesempurnaan tatanan syariat yang agung yang bersumber dari nash, isyarat, dan rambu-rambu al-Qur’an yang kom- prehensif. Kesempurnaan tatanan syariat yang indah ini dan keindahan keseimbangannya yang halus, serta keapikan kesesuaian hukumnya, masing-masing menjadi saksi yang adil dan dalil yang kuat tanpa ada keraguan sedikit pun akan kebenaran al-Qur’an.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Artinya, seluruh penjelasan al-Qur’an tidak mungkin dinisbatkan kepada ilmu pengetahuan manusia yang bersifat parsial, terutama manusia yang buta huruf. Namun ia harus dinisbatkan kepada pengetahuan yang luas dan mencakup segala sesuatu serta melihat segala sesuatu secara bersamaan.Al-Qur’an adalah kalam Dzat Allah Yang Mahaagung, Maha Melihat alam azali dan abadi secara bersamaan, serta Maha Menyaksikan semua hakikat dalam satu waktu. Kami percaya wahai Tuhan.
'''Demek oluyor ki beyanat-ı Kur’aniye, beşerin ilm-i cüz’îsine, bâhusus bir ümminin ilmine müstenid olamaz. Belki bir ilm-i muhite istinad ediyor ve cemi’ eşyayı birden görebilir, ezel ve ebed ortasında bütün hakaiki bir anda müşahede eder bir zatın kelâmıdır. Âmennâ…'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">