İçeriğe atla

Yirmi Altıncı Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Takdir dan ikhtiar adalah bagian dari iman yang bersifat keadaan dan perasaan di mana ia menjelaskan akhir batasan iman dan Islam. Keduanya bukan kajian ilmiah dan teoritis. Artinya, seorang mukmin menyerahkan segala sesuatu hanya kepada Allah, dan menyandarkan semua perkara hanya kepada-Nya. Ia senantiasa dalam kondisi seperti ini hingga mengembalikan aktivitas dan dirinya kepada Allah. Agar pada akhirnya ia tidak terlepas dari beban dan tanggungjawab,..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("===BAHASAN PERTAMA===" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Takdir dan ikhtiar adalah bagian dari iman yang bersifat keadaan dan perasaan di mana ia menjelaskan akhir batasan iman dan Islam. Keduanya bukan kajian ilmiah dan teoritis. Artinya, seorang mukmin menyerahkan segala sesuatu hanya kepada Allah, dan menyandarkan semua perkara hanya kepada-Nya. Ia senantiasa dalam kondisi seperti ini hingga mengembalikan aktivitas dan dirinya kepada Allah. Agar pada akhirnya ia tidak terlepas dari beban dan tanggungjawab,..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
12. satır: 12. satır:
===BAHASAN PERTAMA===
===BAHASAN PERTAMA===


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Takdir dan ikhtiar adalah bagian dari iman yang bersifat keadaan dan perasaan di mana ia menjelaskan akhir batasan iman dan Islam. Keduanya bukan kajian ilmiah dan teoritis. Artinya, seorang mukmin menyerahkan segala sesuatu hanya kepada Allah, dan menyandarkan semua perkara hanya kepada-Nya. Ia senantiasa dalam kondisi seperti ini hingga mengembalikan aktivitas dan dirinya kepada Allah. Agar pada akhirnya ia tidak terlepas dari beban dan tanggungjawab, maka di hadapannya nampak ikhtiar (usaha) dengan berkata: “Engkau ber-tanggungjawab, engkau mempunyai kewajiban!” Kemudian agar tidak sombong dengan kebaikan-kebaikan dan amal saleh yang ia lakukan, takdir menghampirinya seraya berkata, “Lihatlah batas kemampuan- mu, bukan engkau yang melakukannya!
Kader ve cüz-i ihtiyarî, İslâmiyet’in ve imanın nihayet hududunu gösteren, halî ve vicdanî bir imanın cüzlerindendir. Yoksa ilmî ve nazarî değillerdir. Yani mü’min her şeyi, hattâ fiilini, nefsini Cenab-ı Hakk’a vere vere, tâ nihayette teklif ve mes’uliyetten kurtulmamak için “cüz-i ihtiyarî” önüne çıkıyor. Ona “Mes’ul ve mükellefsin.” der. Sonra, ondan sudûr eden iyilikler ve kemalât ile mağrur olmamak için “kader” karşısına geliyor. Der: “Haddini bil, yapan sen değilsin.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">