78.073
düzenleme
("Akan tetapi, jika yang berbicara tentang takdir dan ikhtiar adalah orang lalai, maka ia tidak layak membincangkan keduanya. Sebab, naf- su ammârah-nya—dengan dorongan kelalaian dan kesesatan—akan mengembalikan alam kepada sebab, sehingga menjadikan apa yang menjadi milik Allah untuk sebab. Ia melihat dirinya berkuasa penuh, mengembalikan seluruh perbuatan kepada diri sendiri dan menyan- darkannya kepada sebab. Di sisi lain, ia membebani tanggungjawa..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("===BAHASAN KEDUA===" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği |
||
44. satır: | 44. satır: | ||
Akan tetapi, jika yang berbicara tentang takdir dan ikhtiar adalah orang lalai, maka ia tidak layak membincangkan keduanya. Sebab, naf- su ammârah-nya—dengan dorongan kelalaian dan kesesatan—akan mengembalikan alam kepada sebab, sehingga menjadikan apa yang menjadi milik Allah untuk sebab. Ia melihat dirinya berkuasa penuh, mengembalikan seluruh perbuatan kepada diri sendiri dan menyan- darkannya kepada sebab. Di sisi lain, ia membebani tanggungjawab dan segala kekurangan kepada takdir. Dalam kondisi demikian, pem- bahasan tentang takdir dan ikhtiar menjadi sia-sia; tidak memiliki lan- dasan. Ia hanyalah tipu daya nafsu yang berusaha melepaskan diri dari tanggungjawab yang mana hal tersebut menafikan hikmah takdir dan ikhtiar. | Akan tetapi, jika yang berbicara tentang takdir dan ikhtiar adalah orang lalai, maka ia tidak layak membincangkan keduanya. Sebab, naf- su ammârah-nya—dengan dorongan kelalaian dan kesesatan—akan mengembalikan alam kepada sebab, sehingga menjadikan apa yang menjadi milik Allah untuk sebab. Ia melihat dirinya berkuasa penuh, mengembalikan seluruh perbuatan kepada diri sendiri dan menyan- darkannya kepada sebab. Di sisi lain, ia membebani tanggungjawab dan segala kekurangan kepada takdir. Dalam kondisi demikian, pem- bahasan tentang takdir dan ikhtiar menjadi sia-sia; tidak memiliki lan- dasan. Ia hanyalah tipu daya nafsu yang berusaha melepaskan diri dari tanggungjawab yang mana hal tersebut menafikan hikmah takdir dan ikhtiar. | ||
< | <span id="İKİNCİ_MEBHAS"></span> | ||
=== | ===BAHASAN KEDUA=== | ||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme