İçeriğe atla

Yirmi Altıncı Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"'''Kesimpulan''' Jalan ini tidak melihat entitas dengan makna ismi. Yakni, tidak melihatnya sebagai pesuruh yang tunduk dengan sendirinya untuk dirinya. Namun, ia membebaskan entitas dari semua itu, dan mempersandangkan untuknya sebuah tugas, serta melihatnya sebagai pesuruh yang tunduk kepada Allah." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Lalu jalan ini juga bersifat luas dan besar. Pasalnya, ia tidak perlu menafikan entitas dan tidak perlu memenjarakannya di mana penga- nut wahdatul wujud menganggap entitas tiada. Mereka berkata, “Yang ada hanyalah Dia,” untuk mencapai ketenangan dan kehadiran hati. Begitu pula dengan penganut wahdatusy syuhûd. Mereka memenja- rakan entitas dalam penjara kealpaan. Mereka berkata, “Yang terlihat hanyalah Dia,” untuk sampai kepada ketenangan kalbu..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("'''Kesimpulan''' Jalan ini tidak melihat entitas dengan makna ismi. Yakni, tidak melihatnya sebagai pesuruh yang tunduk dengan sendirinya untuk dirinya. Namun, ia membebaskan entitas dari semua itu, dan mempersandangkan untuknya sebuah tugas, serta melihatnya sebagai pesuruh yang tunduk kepada Allah." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
264. satır: 264. satır:
Lalu jalan ini juga bersifat luas dan besar. Pasalnya, ia tidak perlu menafikan entitas dan tidak perlu memenjarakannya di mana penga- nut wahdatul wujud menganggap entitas tiada. Mereka berkata, “Yang ada hanyalah Dia,” untuk mencapai ketenangan dan kehadiran hati. Begitu pula dengan penganut wahdatusy syuhûd. Mereka memenja- rakan entitas dalam penjara kealpaan. Mereka berkata, “Yang terlihat hanyalah Dia,” untuk sampai kepada ketenangan kalbu.Adapun al-Qur’an, dengan sangat jelas, menjauhkan entitas dan makhluk dari penafian serta melepaskan ikatannya dari penjara. Jalan yang sesuai dengan pendekatan al-Qur’an ini melihat alam sebagai sesuatu yang tunduk pada Penciptanya Yang Mahaagung sekaligus berkhidmah untuk-Nya. Ia merupakan wujud manifestasi Asmaul Husna laksana cermin yang memantulkan manifestasi tadi. Artinya, ia dipergunakan dengan makna harfi sehingga tidak berkhidmah dan tunduk dengan sendirinya. Dengan demikian, manusia akan selamat dari kelalaian dan kalbunya selalu hadir sesuai dengan pendekatan al- Qur’an al-Karim. Ia pun menemukan jalan menuju Allah dari segala arah.
Lalu jalan ini juga bersifat luas dan besar. Pasalnya, ia tidak perlu menafikan entitas dan tidak perlu memenjarakannya di mana penga- nut wahdatul wujud menganggap entitas tiada. Mereka berkata, “Yang ada hanyalah Dia,” untuk mencapai ketenangan dan kehadiran hati. Begitu pula dengan penganut wahdatusy syuhûd. Mereka memenja- rakan entitas dalam penjara kealpaan. Mereka berkata, “Yang terlihat hanyalah Dia,” untuk sampai kepada ketenangan kalbu.Adapun al-Qur’an, dengan sangat jelas, menjauhkan entitas dan makhluk dari penafian serta melepaskan ikatannya dari penjara. Jalan yang sesuai dengan pendekatan al-Qur’an ini melihat alam sebagai sesuatu yang tunduk pada Penciptanya Yang Mahaagung sekaligus berkhidmah untuk-Nya. Ia merupakan wujud manifestasi Asmaul Husna laksana cermin yang memantulkan manifestasi tadi. Artinya, ia dipergunakan dengan makna harfi sehingga tidak berkhidmah dan tunduk dengan sendirinya. Dengan demikian, manusia akan selamat dari kelalaian dan kalbunya selalu hadir sesuai dengan pendekatan al- Qur’an al-Karim. Ia pun menemukan jalan menuju Allah dari segala arah.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Kesimpulan'''
'''Elhasıl:''' Mevcudatı mevcudat hesabına hizmetten azlederek, mana-yı ismiyle bakmamaktır.
Jalan ini tidak melihat entitas dengan makna ismi. Yakni, tidak melihatnya sebagai pesuruh yang tunduk dengan sendirinya untuk dirinya. Namun, ia membebaskan entitas dari semua itu, dan mempersandangkan untuknya sebuah tugas, serta melihatnya sebagai pesuruh yang tunduk kepada Allah.
</div>