İçeriğe atla

Yirmi Dokuzuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Agar lebih jelas, perhatikanlah benda mati. Meski ia berupa gunung yang besar, namun ia asing, yatim, dan sendiri. Korelasi dan hubungannya hanya terbatas dengan tempatnya dan segala sesuatu yang terkait dengannya. Sementara, entitas alam yang lain baginya ti- dak ada. Sebab, ia tidak memiliki kehidupan yang bisa bersambung dengannya. Ia juga tidak memiliki perasaan untuk bisa terkait de- ngannya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("===Prinsip Pertama===" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Agar lebih jelas, perhatikanlah benda mati. Meski ia berupa gunung yang besar, namun ia asing, yatim, dan sendiri. Korelasi dan hubungannya hanya terbatas dengan tempatnya dan segala sesuatu yang terkait dengannya. Sementara, entitas alam yang lain baginya ti- dak ada. Sebab, ia tidak memiliki kehidupan yang bisa bersambung dengannya. Ia juga tidak memiliki perasaan untuk bisa terkait de- ngannya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
42. satır: 42. satır:
===Prinsip Pertama===
===Prinsip Pertama===


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kesempurnaan wujud terealisasi bersama kehidupan. Bahkan, wujud hakiki bagi sebuah eksistensi hanya ada bersama kehidupan. Kehidupan merupakan sinar wujud. Perasaan adalah cahaya kehidupan. Kehidupan merupakan pangkal dan landasan bagi segala sesuatu. Kehidupanlah yang menjadikan segala sesuatu sebagai milik makhluk hidup. Ia menjadikan makhluk hidup sebagai pemilik bagi segalanya. Dengan kehidupan, makhluk hidup dapat berkata, “Ini semua adalah milikku. Dunia adalah tempat tinggalku. Seluruh alam adalah kerajaan yang diberikan oleh Tuhan padaku.” Jika cahaya menjadi sebab untuk dapat melihat fisik dan sebab terlihatnya sejumlah warna (menurut salah satu pendapat), maka kehidupan juga dapat menyingkap dan sebab terlihatnya entitas, serta sebab terwujudnya bagian-bagian entitas. Kehidupanlah yang membuat bagian yang bersifat parsial menja- di sesuatu yang bersifat komprehensif. Ia menjadi sebab bagi seluruh kesempurnaan wujud sekaligus menjadikannya sebagai poros bagi kesatuan yang tunggal dan manifestasi ruh yang tunggal. Bahkan kehidupan merupakan jenis manifestasi keesaan dalam tingkatan makhluk yang demikian banyak. Ia adalah cermin keesaan dalam pluralitas.
Vücudun kemali, hayat iledir. Belki vücudun hakiki vücudu, hayat iledir. Hayat, vücudun nurudur. Şuur, hayatın ziyasıdır. Hayat, her şeyin başıdır ve esasıdır. Hayat, her şeyi her bir zîhayat olan şeye mal eder. Bir şeyi, bütün eşyaya mâlik hükmüne geçirir. Hayat ile bir şey-i zîhayat diyebilir ki: “Şu bütün eşya, malımdır. Dünya, hanemdir. Kâinat, mâlikim tarafından verilmiş bir mülkümdür.” Nasıl ki ziya ecsamın görülmesine sebeptir ve renklerin –bir kavle göre– sebeb-i vücududur. Öyle de hayat dahi mevcudatın keşşafıdır. Keyfiyatın tahakkukuna sebeptir. Hem cüz’î bir cüzü, küll ve küllî hükmüne getirir. Ve küllî şeyleri bir cüze sığıştırmaya sebeptir. Ve hadsiz eşyayı, iştirak ve ittihat ettirip bir vahdete medar, bir ruha mazhar yapmak gibi kemalât-ı vücudun umumuna sebeptir. Hattâ hayat, kesret tabakatında bir çeşit tecelli-i vahdettir ve kesrette ehadiyetin bir âyinesidir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Agar lebih jelas, perhatikanlah benda mati. Meski ia berupa gunung yang besar, namun ia asing, yatim, dan sendiri. Korelasi dan hubungannya hanya terbatas dengan tempatnya dan segala sesuatu yang terkait dengannya. Sementara, entitas alam yang lain baginya tidak ada. Sebab, ia tidak memiliki kehidupan yang bisa bersambung dengannya. Ia juga tidak memiliki perasaan untuk bisa terkait dengannya.
Bak hayatsız bir cisim, büyük bir dağ dahi olsa yetimdir, garibdir, yalnızdır. Münasebeti yalnız oturduğu mekân ile ve ona karışan şeyler ile vardır. Başka kâinatta ne varsa o dağa nisbeten ma’dumdur. Çünkü ne hayatı var ki hayat ile alâkadar olsun, ne şuuru var ki taalluk etsin.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">