İçeriğe atla

Yirmi Dokuzuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

düzenleme özeti yok
("Ada dua orang yang saling berteman. Yang satu orang kampung, sementara satunya lagi orang kota. Keduanya berjalan bersama menuju sebuah kota besarseperti Istanbul. Sebelum masuk kota, di satu sisinya mereka menemui satu bangunan kecil dan tempat kerja yang kotor. Keduanya melihat tempat tersebut dipenuhi oleh orang-orang miskin yang bekerja keras. Di sekitar bangunan itu terdapat sejumlah hewan dan makhluk hidup lain yang menyambung hidup dengan caranya..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Değişiklik özeti yok
66. satır: 66. satır:
Ada dua orang yang saling berteman. Yang satu orang kampung, sementara satunya lagi orang kota. Keduanya berjalan bersama menuju sebuah kota besarseperti Istanbul. Sebelum masuk kota, di satu sisinya mereka menemui satu bangunan kecil dan tempat kerja yang kotor. Keduanya melihat tempat tersebut dipenuhi oleh orang-orang miskin yang bekerja keras. Di sekitar bangunan itu terdapat sejumlah hewan dan makhluk hidup lain yang menyambung hidup dengan caranya masing-masing. Ada yang makan tumbuhan, ada yang makan
Ada dua orang yang saling berteman. Yang satu orang kampung, sementara satunya lagi orang kota. Keduanya berjalan bersama menuju sebuah kota besarseperti Istanbul. Sebelum masuk kota, di satu sisinya mereka menemui satu bangunan kecil dan tempat kerja yang kotor. Keduanya melihat tempat tersebut dipenuhi oleh orang-orang miskin yang bekerja keras. Di sekitar bangunan itu terdapat sejumlah hewan dan makhluk hidup lain yang menyambung hidup dengan caranya masing-masing. Ada yang makan tumbuhan, ada yang makan
ikan saja, dan seterusnya. Ketika sedang memperhatikan keadaan mereka, keduanya terkejut manakala dari kejauhan melihat ribuan bangunan indah dan istana tinggi yang dipisah dengan lapangan yang luas. Hanya saja, penghuni bangunan tersebut tidak tampak oleh mereka. Entah karena jarak yang terlalu jauh, karena lemahnya pengliha- tan mereka, atau karena penghuni istana itu bersembunyi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan seperti yang terdapat di bangunan kecil ini pada istana yang tinggi itu.Maka orang kampung yang sepanjang hidup belum pernah melihat kota segera berkomentar, “Bangunan tersebut kosong tidak ber- penghuni. Aku tidak melihat makhluk hidup di dalamnya, serta tidak ada tanda-tanda kehidupan padanya seperti kehidupan kita.” Dengan celotehannya, ia memperlihatkan kedunguannya.
ikan saja, dan seterusnya. Ketika sedang memperhatikan keadaan mereka, keduanya terkejut manakala dari kejauhan melihat ribuan bangunan indah dan istana tinggi yang dipisah dengan lapangan yang luas. Hanya saja, penghuni bangunan tersebut tidak tampak oleh mereka. Entah karena jarak yang terlalu jauh, karena lemahnya pengliha- tan mereka, atau karena penghuni istana itu bersembunyi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan seperti yang terdapat di bangunan kecil ini pada istana yang tinggi itu.Maka orang kampung yang sepanjang hidup belum pernah melihat kota segera berkomentar, “Bangunan tersebut kosong tidak ber- penghuni. Aku tidak melihat makhluk hidup di dalamnya, serta tidak ada tanda-tanda kehidupan padanya seperti kehidupan kita.” Dengan celotehannya, ia memperlihatkan kedunguannya.
Namun, temannya yang berakal menjawab, “Wahai fulan, tidakkah engkau melihat bahwa bangunan yang kecil dan sederhana ini dipenuhi oleh makhluk hidup tanpa ada satu jengkalpun di sekitar kita yang kosong dari makhluk dan para pekerja. Selalu ada orang- orang yang menggantikan mereka. Sekarang perhatikan, mungkinkah bangunan indah yang rapi, serta istana itu kosong dari makhluk yang sesuai dengan keadaannya?! Tentulah semuanya dipenuhi dengan makhluk yang memiliki ruh. Mereka memiliki tanda-tanda kehidupan lain yang khusus. Bisa jadi sebagai ganti dari kayu dan ikan, mereka memakan sesuatu yang lain. Jadi, tidak terlihatnya merekaentah karena jauh, keterbatasan penglihatan, atau karena bersembunyitidak bisa menjadi dalil bahwa mereka tidak ada. Sebab, ketidakterlihatan sama sekali tidak menunjukkan ketiadaan. Demikian pula dengan ketidaktampakan.”
Namun, temannya yang berakal menjawab, “Wahai fulan, tidakkah engkau melihat bahwa bangunan yang kecil dan sederhana ini dipenuhi oleh makhluk hidup tanpa ada satu jengkalpun di sekitar kita yang kosong dari makhluk dan para pekerja. Selalu ada orang- orang yang menggantikan mereka. Sekarang perhatikan, mungkinkah bangunan indah yang rapi, serta istana itu kosong dari makhluk yang sesuai dengan keadaannya?! Tentulah semuanya dipenuhi dengan makhluk yang memiliki ruh. Mereka memiliki tanda-tanda kehidupan lain yang khusus. Bisa jadi sebagai ganti dari kayu dan ikan, mereka memakan sesuatu yang lain.Jadi, tidak terlihatnya merekaentah karena jauh, keterbatasan penglihatan, atau karena bersembunyitidak bisa menjadi dalil bahwa mereka tidak ada.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sebab, ketidakterlihatan sama sekali tidak menunjukkan ketiadaan. Demikian pula dengan ketidaktampakan.
'''Adem-i rü’yet, adem-i vücuda delâlet etmez. Görünmemek, olmamaya hüccet olamaz.'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">