82.619
düzenleme
("kekuasaan ilahi yang azali adalah milik Dzat-Nya yang suci. Dengan kata lain, ia terkait dengan Dzat-Nya se- hingga tidak mungkin terpisah darinya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği |
("'''Persoalan Kedua,'''" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
396. satır: | 396. satır: | ||
Karena itu, otomatis kelemahan yang merupakan lawan dari kekuasaan tidak mungkin masuk ke dalam Dzat-Nya yang berhias dengan qudrah. Sebab, jika tidak, berarti akan terkumpul dua hal yang saling berlawanan. Ini mustahil.Karena kelemahan tidak mungkin menghampiri Dzat-Nya, tentu saja ia juga tidak mungkin bisa masuk ke dalam qudrah-Nya yang menyatu dengan dzat. Karena itu, qudrah Allah tidak memiliki tingkatan, sebab keberadaan tingkatan pada segala sesuatu terwujud karena keberadaan lawannya bersamanya. Misalnya, tingkatan hawa panas yang terwujud karena masuknya hawa dingin, juga tingkatan kebaikan yang terwujud karena masuknya keburukan. Demikian seterusnya. | Karena itu, otomatis kelemahan yang merupakan lawan dari kekuasaan tidak mungkin masuk ke dalam Dzat-Nya yang berhias dengan qudrah. Sebab, jika tidak, berarti akan terkumpul dua hal yang saling berlawanan. Ini mustahil.Karena kelemahan tidak mungkin menghampiri Dzat-Nya, tentu saja ia juga tidak mungkin bisa masuk ke dalam qudrah-Nya yang menyatu dengan dzat. Karena itu, qudrah Allah tidak memiliki tingkatan, sebab keberadaan tingkatan pada segala sesuatu terwujud karena keberadaan lawannya bersamanya. Misalnya, tingkatan hawa panas yang terwujud karena masuknya hawa dingin, juga tingkatan kebaikan yang terwujud karena masuknya keburukan. Demikian seterusnya. | ||
Adapun dalam hal yang bersifat mungkin, karena tidak ada keharusan yang bersifat esensial dan hakiki, maka unsur lawan atau kebalikan bisa saling masuk sehingga muncul sejumlah tingkatan dan perbedaan yang melahirkan sejumlah perubahan. Nah, karena tidak ada tingkatan dalam qudrah ilahi, semua yang ditetapkan adalah satu bagi qudrah tersebut. Sama saja baginya antara yang sangat besar dan yang sangat kecil. Sama saja baginya antara bintang dan partikel. Sama saja baginya antara kebangkitan semua manusia dan kebangkitan satu jiwa. Demikian pula antara penciptaan musim semi dan setangkai bunga di mana hal itu sangat mudah bagi qudrah-Nya.Andaikan proses penciptaan disandarkan kepada sebab-sebab materi di luar kekuasaan Allah yang bersifat mutlak, tentu menghidupkan setangkai bunga sangat sulit seperti menghidupkan musim semi. | |||
Kami telah menjelaskan dengan berbagai argumen yang meyakinkan pada catatan kaki alinea terakhir dari tingkatan keempat Allahu Akbar pada kedudukan kedua “Kalimat” ini, juga pada “Kalimat Kedua Puluh Dua”, serta pada “Surat Kedua Puluh” dan lanjutannya. Disebutkan di sana bahwa ketika penciptaan segala sesuatu dikembalikan kepada Dzat Yang Mahaesa, maka penciptaan semuanya menjadi mudah seperti penciptaan satu entitas. Sebaliknya, jika penciptaan satu entitas dikembalikan kepada sebab-sebab materi, ia akan menjadi sangat sulit dan rumit seperti penciptaan semuanya. | |||
'''Persoalan Kedua,''' | |||
''' | |||
qudrah ilahi sangat terkait dengan sisi batin segala sesuatu. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme