İçeriğe atla

Yirmi Dokuzuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Jika keenam contoh di atas terlihat pada kekuatan dan perbuatan makhluk padahal ia bersifat cacat, terbatas, lemah, dan tidak memiliki pengaruh hakiki, maka segala sesuatu seharusnya memiliki kedudukan yang sama di hadapan qudrah ilahi yang tampak lewat jejak keagungan-Nya di mana ia tidak terbatas dan azali. Qudrah itulah yang menghadirkan semua entitas dari tiada dan membuat semua akal tercengang. Jadi, tidak ada sesuatupun yang sulit bagi qudrah-Nya.K..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Kepatuhan entitas terhadap perintah ilahi, “kun”, seperti kepatu- han satu benih yang laksana seorang prajurit. Ketika makhluk melak- sanakan dan patuh terhadap perintah ilahi, kun yang bersumber dari kehendak ilahi menyatu dengan kecenderungan, rasa rindu, dan butuh tadi. Masing-masing menjadi salah satu manifestasi kehendak-Nya. Bahkan lewat kecenderungannya yang halus, ketika air melaksanakan perintah untuk membeku, rahasia kekuatan taat terlihat..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Jika keenam contoh di atas terlihat pada kekuatan dan perbuatan makhluk padahal ia bersifat cacat, terbatas, lemah, dan tidak memiliki pengaruh hakiki, maka segala sesuatu seharusnya memiliki kedudukan yang sama di hadapan qudrah ilahi yang tampak lewat jejak keagungan-Nya di mana ia tidak terbatas dan azali. Qudrah itulah yang menghadirkan semua entitas dari tiada dan membuat semua akal tercengang. Jadi, tidak ada sesuatupun yang sulit bagi qudrah-Nya.K..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
442. satır: 442. satır:
Kepatuhan entitas terhadap perintah ilahi, “kun”, seperti kepatu- han satu benih yang laksana seorang prajurit. Ketika makhluk melak- sanakan dan patuh terhadap perintah ilahi, kun yang bersumber dari kehendak ilahi menyatu dengan kecenderungan, rasa rindu, dan butuh tadi. Masing-masing menjadi salah satu manifestasi kehendak-Nya. Bahkan lewat kecenderungannya yang halus, ketika air melaksanakan perintah untuk membeku, rahasia kekuatan taat terlihat lewat kemampuannya menghancurkan besi.
Kepatuhan entitas terhadap perintah ilahi, “kun”, seperti kepatu- han satu benih yang laksana seorang prajurit. Ketika makhluk melak- sanakan dan patuh terhadap perintah ilahi, kun yang bersumber dari kehendak ilahi menyatu dengan kecenderungan, rasa rindu, dan butuh tadi. Masing-masing menjadi salah satu manifestasi kehendak-Nya. Bahkan lewat kecenderungannya yang halus, ketika air melaksanakan perintah untuk membeku, rahasia kekuatan taat terlihat lewat kemampuannya menghancurkan besi.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jika keenam contoh di atas terlihat pada kekuatan dan perbuatan makhluk padahal ia bersifat cacat, terbatas, lemah, dan tidak memiliki pengaruh hakiki, maka segala sesuatu seharusnya memiliki kedudukan yang sama di hadapan qudrah ilahi yang tampak lewat jejak keagungan-Nya di mana ia tidak terbatas dan azali. Qudrah itulah yang menghadirkan semua entitas dari tiada dan membuat semua akal tercengang. Jadi, tidak ada sesuatupun yang sulit bagi qudrah-Nya.Kita juga tidak boleh lupa bahwa kekuasaan ilahi yang demikian agung sebenarnya tidak bisa diukur dengan neraca kita yang lemah. Akan tetapi, ia disebutkan hanya untuk mendekatkan pada pemaha- man dan guna menghilangkan keraguan.
Şu altı temsil hem nâkıs hem mütenahî hem zayıf hem tesir-i hakikisi yok olan mümkinat kuvvetinde ve fiilinde bilmüşahede görünse, elbette hem gayr-ı mütenahî hem ezelî hem ebedî hem bütün kâinatı adem-i sırftan icad eden ve bütün ukûlü hayrette bırakan hem âsâr-ı azametiyle tecelli eden kudret-i ezeliyeye nisbeten şüphesiz her şey müsavidir. Hiçbir şey ona ağır gelmez (Gaflet olunmaya). Şu altı sırrın küçük mizanlarıyla o kudret tartılmaz ve münasebete giremez. Yalnız fehme takrib ve istib’adı izale için zikredilir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">