İçeriğe atla

Otuzuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Allah menitipkan amanah kepada manusia berupa “ego” yang di dalamnya tersirat sejumlah isyarat dan sampel sebagai petunjuk atas berbagai hakikat sifat rububiyah yang agung dan kondisinya yang suci.Dengan kata lain, ego merupakan “satuan standar” untuk memahami sifat-sifat rububiyah dan urusan-urusan ilahi.Seperti diketahui “satuan standar” tidak harus memiliki wujud konkret. Namun, ia bisa terbentuk lewat asumsi dan imajinasi seperti garis-ga..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Ketahuilah! Kunci alam berada di tangan manusia dan berada dalam dirinya. Meski secara lahiriah pintu seluruh entitas terbuka, namun sebenarnya tertutup. Allah menitipkan “kunci” kepada manu- sia sebagai amanah yang dengannya ia bisa membuka seluruh pintu alam serta “sandi” untuk membuka perbendaharaan milik Sang Pencipta alam. Kunci tersebut adalah “ego” yang terdapat dalam dirimu. Hanya saja, ego tersebut juga merupakan misteri dan teka-tek..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Allah menitipkan amanah kepada manusia berupa “ego” yang di dalamnya tersirat sejumlah isyarat dan sampel sebagai petunjuk atas berbagai hakikat sifat rububiyah yang agung dan kondisinya yang suci.Dengan kata lain, ego merupakan “satuan standar” untuk memahami sifat-sifat rububiyah dan urusan-urusan ilahi.Seperti diketahui “satuan standar” tidak harus memiliki wujud konkret. Namun, ia bisa terbentuk lewat asumsi dan imajinasi seperti garis-ga..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
29. satır: 29. satır:
Berikut penjelasannya:
Berikut penjelasannya:


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Allah menitipkan amanah kepada manusia berupa “ego” yang di dalamnya tersirat sejumlah isyarat dan sampel sebagai petunjuk atas berbagai hakikat sifat rububiyah yang agung dan kondisinya yang suci.Dengan kata lain, ego merupakan “satuan standar” untuk memahami sifat-sifat rububiyah dan urusan-urusan ilahi.Seperti diketahui “satuan standar” tidak harus memiliki wujud konkret. Namun, ia bisa terbentuk lewat asumsi dan imajinasi seperti garis-garis khayal dalam ilmu geometri. Artinya, ego tidak mesti memiliki wujud konkret lewat pengetahuan dan pembuktian.
Sâni’-i Hakîm, insanın eline emanet olarak rububiyetinin sıfât ve şuunatının hakikatlerini gösterecek, tanıttıracak, işarat ve numuneleri câmi’ bir ene vermiştir. Tâ ki o ene, bir vâhid-i kıyasî olup evsaf-ı rububiyet ve şuunat-ı uluhiyet bilinsin. Fakat vâhid-i kıyasî, bir mevcud-u hakiki olmak lâzım değil. Belki hendesedeki farazî hatlar gibi farz ve tevehhümle bir vâhid-i kıyasî teşkil edilebilir. İlim ve tahakkukla hakiki vücudu lâzım değildir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">