İçeriğe atla

Otuzuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Dengan melihat pada kondisi filsafat yang bersandar kepada landasan yang rusak serta kepada hasilnya yang rapuh, maka para filsuf Islam yang cerdas yang tertipu oleh tampilan filsafat sehingga terbawa oleh pendekatannya seperti Ibnu Sina dan al-Farabi, hanya mendapatkan tingkatan iman yang paling rendah; tingkatan mukmin biasa. Bahkan sang Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali, tidak memberikan tingkatan dan derajat itu sekalipun." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Selanjutnya, engkau bisa membandingkan ribuan contoh lainnya dengan keempat contoh di atas. Sebagiannya telah kami bahas dalam risalah al-Lawâmi (kilau-kilau cahaya)." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Dengan melihat pada kondisi filsafat yang bersandar kepada landasan yang rusak serta kepada hasilnya yang rapuh, maka para filsuf Islam yang cerdas yang tertipu oleh tampilan filsafat sehingga terbawa oleh pendekatannya seperti Ibnu Sina dan al-Farabi, hanya mendapatkan tingkatan iman yang paling rendah; tingkatan mukmin biasa. Bahkan sang Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali, tidak memberikan tingkatan dan derajat itu sekalipun." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
133. satır: 133. satır:
Selanjutnya, engkau bisa membandingkan ribuan contoh lainnya dengan keempat contoh di atas. Sebagiannya telah kami bahas dalam risalah al-Lawâmi (kilau-kilau cahaya).
Selanjutnya, engkau bisa membandingkan ribuan contoh lainnya dengan keempat contoh di atas. Sebagiannya telah kami bahas dalam risalah al-Lawâmi (kilau-kilau cahaya).


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Dengan melihat pada kondisi filsafat yang bersandar kepada landasan yang rusak serta kepada hasilnya yang rapuh, maka para filsuf Islam yang cerdas yang tertipu oleh tampilan filsafat sehingga terbawa oleh pendekatannya seperti Ibnu Sina dan al-Farabi, hanya mendapatkan tingkatan iman yang paling rendah; tingkatan mukmin biasa. Bahkan sang Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali, tidak memberikan tingkatan dan derajat itu sekalipun.
İşte felsefenin şu esasat-ı fâsidesinden ve netaic-i vahîmesindendir ki: İslâm hükemasından İbn-i Sina ve Farabi gibi dâhîler, şaşaa-i surîsine meftun olup, o mesleğe aldanıp, o mesleğe girdiklerinden âdi bir mü’min derecesini ancak kazanabilmişler. Hattâ İmam-ı Gazalî gibi bir Hüccetü’l-İslâm, onlara o dereceyi de vermemiş.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">