İçeriğe atla

Otuz İkinci Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"'''Nuktah Ketiga'''" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Kesimpulannya, cintailah dunia berikut seluruh makhluk yang ada di dalamnya dengan makna harfî (mencintai makna dibaliknya); jangan mencintai dengan makna ismî (mencintai zatnya). Jangan mengatakan, “Betapa indah ini!” Tetapi katakanlah, “Betapa indah penciptaannya!” Jangan sampai ada “cinta bukan karena Allah” yang ma- suk ke dalam kalbumu. Pasalnya, bagian dalamnya merupakan cermin ash-Shamad yang hanya untuk Allah." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
("'''Nuktah Ketiga'''" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
783. satır: 783. satır:
Demikianlah, jika manusia mencintai berbagai nikmat dan buah itu sendiri serta ia menikmatinya dalam kondisi lalai dengan kenikmatan materinya semata, maka cinta tersebut bersumber dari hawa nafsu serta kenikmatan tersebut akan segera hilang dan mendatangkan kepedihan. Adapun jika manusia mencintainya sebagai buah dari anugerah dan kelembutan Tuhan, menikmatinya dengan selera yang sempurna dalam bentuk menghormati derajat kelembutan dari kebaikan dan anugerah-Nya, maka hal itu merupakan bentuk syukur maknawi dan kenikmatan tanpa melahirkan kepedihan.
Demikianlah, jika manusia mencintai berbagai nikmat dan buah itu sendiri serta ia menikmatinya dalam kondisi lalai dengan kenikmatan materinya semata, maka cinta tersebut bersumber dari hawa nafsu serta kenikmatan tersebut akan segera hilang dan mendatangkan kepedihan. Adapun jika manusia mencintainya sebagai buah dari anugerah dan kelembutan Tuhan, menikmatinya dengan selera yang sempurna dalam bentuk menghormati derajat kelembutan dari kebaikan dan anugerah-Nya, maka hal itu merupakan bentuk syukur maknawi dan kenikmatan tanpa melahirkan kepedihan.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Nuktah Ketiga'''
'''Üçüncü Nükte'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kecintaan kepada Asmaul Husna memiliki beberapa tingkatan. Kadangkala cinta tadi mengarah kepada nama-Nya yang mulia dengan cara mencintai sejumlah jejak ilahi yang tersebar di alam, sebagaimana telah kami jelaskan sebelumnya. Kadangkala juga cinta tadi mengarah kepada namaNya yang mulia lantaran posisinya sebagai simbol ke- sempurnaan ilahi. Kadangkala pula manusia merindukan nama-Nya yang mulia karena sangat membutuhkannya.
Cenab-ı Hakk’ın esmasına karşı olan muhabbetin tabakatı var: Sâbıkan beyan ettiğimiz gibi; bazen âsâra muhabbet suretiyle esmayı sever. Bazen esmayı, kemalât-ı İlahiyenin unvanları olduğu cihetle sever. Bazen insan, câmiiyet-i mahiyet cihetiyle hadsiz ihtiyacat noktasında esmaya muhtaç ve müştak olur ve o ihtiyaçla sever.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">