78.073
düzenleme
("“Ketahuilah bahwa masa muda pasti berlalu. Jika engkau tidak membatasi diri dengan batasan yang disyariatkan, maka masa muda tersebut akan hilang dan pergi begitu saja, serta engkau akan mendapat bencana, musibah, dan derita di dunia, di alam kubur, dan di alam akhirat, yang jauh melebihi segala kenikmatan yang telah engkau rasakan.Akan tetapi, jika engkau menggunakan masa mudamu dalam menjaga kehormatan dan kemuliaan, serta taat kepada Tuhan dengan ca..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği |
("Bahkan, kehidupan kaum yang sesat dan lalai, serta wujud dan dunia mereka hanyalah saat ini saja. Sebab, seluruh masa lalu berikut entitasnya telah musnah karena kesesatan mereka sehingga mereka terseret dalam lembah kegelapan. Demikian pula dengan masa mendatang, ia tiada bagi mereka karena mereka tidak beriman kepada hal gaib. Akhirnya, berbagai perpisahan abadi yang tak berakhir mengisi hidup mereka dengan kegelapan yang pekat selama mereka masih memi..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
103. satır: | 103. satır: | ||
“Ketahuilah bahwa masa muda pasti berlalu. Jika engkau tidak membatasi diri dengan batasan yang disyariatkan, maka masa muda tersebut akan hilang dan pergi begitu saja, serta engkau akan mendapat bencana, musibah, dan derita di dunia, di alam kubur, dan di alam akhirat, yang jauh melebihi segala kenikmatan yang telah engkau rasakan.Akan tetapi, jika engkau menggunakan masa mudamu dalam menjaga kehormatan dan kemuliaan, serta taat kepada Tuhan dengan cara mendidiknya lewat pendidikan Islam, sebagai wujud atas syukur kepada Allah atas nikmat masa muda yang Dia berikan, maka masa tersebut akan terus terjaga dan akan menjadi sarana untuk memperoleh masa muda yang kekal di dalam surga yang abadi kelak.” | “Ketahuilah bahwa masa muda pasti berlalu. Jika engkau tidak membatasi diri dengan batasan yang disyariatkan, maka masa muda tersebut akan hilang dan pergi begitu saja, serta engkau akan mendapat bencana, musibah, dan derita di dunia, di alam kubur, dan di alam akhirat, yang jauh melebihi segala kenikmatan yang telah engkau rasakan.Akan tetapi, jika engkau menggunakan masa mudamu dalam menjaga kehormatan dan kemuliaan, serta taat kepada Tuhan dengan cara mendidiknya lewat pendidikan Islam, sebagai wujud atas syukur kepada Allah atas nikmat masa muda yang Dia berikan, maka masa tersebut akan terus terjaga dan akan menjadi sarana untuk memperoleh masa muda yang kekal di dalam surga yang abadi kelak.” | ||
Ya, jika hidup ini tidak didasari dengan keimanan, atau keimanan tersebut tidak memberikan pengaruh lantaran banyak melakukan perbuatan maksiat, maka seluruh kenikmatan lahiriahnya yang sangat singkat akan mendatangkan penderitaan dan kesedihan yang berkali-kali lipat lebih dahsyat dari kenikmatan dan kesenangan yang ada. Karena dengan akal pikiran yang diberikan Tuhan, manusia memiliki hubungan yang kuat dengan masa lalu dan masa mendatang, di samping masa sekarang yang ia jalani, sehingga ia dapat merasakan ber- bagai kenikmatan di masa tersebut sekaligus merasakan kepedihan- nya. Ini berbeda dengan hewan di mana kenikmatan yang ia rasakan saat ini tidak bercampur dengan kesedihan masa lalu dan kecemasan masa mendatang, karena tidak diberi pikiran. | |||
Dari sini dapat dipahami bahwa kenikmatan masa sekarang yang dirasakan oleh manusia, yang terjerumus dalam kesesatan dan kelalaian, akan rusak dengan adanya kesedihan masa lalu dan kecemasan terhadap masa depan. Hidupnya yang ia jalani saat ini penuh dengan penderitaan dan kecemasan, terutama saat menikmati berbagai kesenangan yang tidak dibenarkan. Ia persis seperti madu yang beracun. Dengan kata lain, manusia seratus kali lebih rendah dari hewan dalam menikmati kesenangan hidup. | |||
Bahkan, kehidupan kaum yang sesat dan lalai, serta wujud dan dunia mereka hanyalah saat ini saja. Sebab, seluruh masa lalu berikut entitasnya telah musnah karena kesesatan mereka sehingga mereka terseret dalam lembah kegelapan. Demikian pula dengan masa mendatang, ia tiada bagi mereka karena mereka tidak beriman kepada hal gaib. Akhirnya, berbagai perpisahan abadi yang tak berakhir mengisi hidup mereka dengan kegelapan yang pekat selama mereka masih memiliki akal dan mengingkari hari kebangkitan. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme