İçeriğe atla

On Dördüncü Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Kebodohan yang bersumber dari kesesatan dan sikap keras kepala yang lahir dari kekufuran menghalangi mereka untuk dapat menangkap esensi berbagai sebab-sebab lahiriah. Itulah yang mem- buat mereka terhijab dari kekuasaan Ilahi.Karena saking bodohnya, salah seorang dari mereka memperlihatkan sebab-sebab lahiriah dengan berkata, “Pohon cemara yang besar ini, misalnya, tumbuh besar dari benih.” Ia mengingkari mukjizat Penciptanya Yang Mahaagung. Padahal..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("'''Sebagi contoh:''' Pembangkangan berlebihan yang ditunjukkan oleh manusia akhir-akhir ini, yang berkembang secara merata, mengundang murka seluruh unsur. Bahkan, rububiyah Tuhan Pencipta bumi dan langit tampak sebagai Pemelihara semesta alam dan Pengua- sa entitas di seluruh alam secara komprehensif, tidak hanya parsial. Maka, Tuhan semesta alam menghukum umat manusia dengan sejumlah bencana dan musibah yang bersifat umum dan mencekam. Misalnya Perang..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Kebodohan yang bersumber dari kesesatan dan sikap keras kepala yang lahir dari kekufuran menghalangi mereka untuk dapat menangkap esensi berbagai sebab-sebab lahiriah. Itulah yang mem- buat mereka terhijab dari kekuasaan Ilahi.Karena saking bodohnya, salah seorang dari mereka memperlihatkan sebab-sebab lahiriah dengan berkata, “Pohon cemara yang besar ini, misalnya, tumbuh besar dari benih.” Ia mengingkari mukjizat Penciptanya Yang Mahaagung. Padahal..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
159. satır: 159. satır:
Maka, Tuhan semesta alam menghukum umat manusia dengan sejumlah bencana dan musibah yang bersifat umum dan mencekam. Misalnya Perang Dunia, gempa, banjir besar, angin topan, petir, dan air bah yang menghancurkan. Semua itu untuk menyadarkan manusia, yang sedang lalai, dari kealpaannya serta mendorong mereka untuk tidak sombong dan melampaui batas. Juga, untuk memperkenalkan manusia kepada Tuhan yang ia tentang. Tuhan memperlihatkan hikmah, kekuasaan, keadilan, kehendak, dan sifat hâkimiyah-Nya secara sangat jelas. Meski demikian, setan dungu yang berbentuk manusia demikian keras kepala dalam menyaksikan semua petunjuk dan tarbi- yah Ilahi tersebut. Mereka berkata, “Ia hanya faktor alam. Ia merupakan bentuk letupan sejumlah unsur dan pergerakan isi bumi. Ia hanya bersifat kebetulan. Panas matahari dan listrik berbenturan sehingga semua mesin di Amerika menjadi berhenti selama lima jam dan iklim di Kastamonu memerah hingga seakan-akan menyala.” Demikianlah igauan tak berarti yang mereka ucapkan.
Maka, Tuhan semesta alam menghukum umat manusia dengan sejumlah bencana dan musibah yang bersifat umum dan mencekam. Misalnya Perang Dunia, gempa, banjir besar, angin topan, petir, dan air bah yang menghancurkan. Semua itu untuk menyadarkan manusia, yang sedang lalai, dari kealpaannya serta mendorong mereka untuk tidak sombong dan melampaui batas. Juga, untuk memperkenalkan manusia kepada Tuhan yang ia tentang. Tuhan memperlihatkan hikmah, kekuasaan, keadilan, kehendak, dan sifat hâkimiyah-Nya secara sangat jelas. Meski demikian, setan dungu yang berbentuk manusia demikian keras kepala dalam menyaksikan semua petunjuk dan tarbi- yah Ilahi tersebut. Mereka berkata, “Ia hanya faktor alam. Ia merupakan bentuk letupan sejumlah unsur dan pergerakan isi bumi. Ia hanya bersifat kebetulan. Panas matahari dan listrik berbenturan sehingga semua mesin di Amerika menjadi berhenti selama lima jam dan iklim di Kastamonu memerah hingga seakan-akan menyala.” Demikianlah igauan tak berarti yang mereka ucapkan.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kebodohan yang bersumber dari kesesatan dan sikap keras kepala yang lahir dari kekufuran menghalangi mereka untuk dapat menangkap esensi berbagai sebab-sebab lahiriah. Itulah yang mem- buat mereka terhijab dari kekuasaan Ilahi.Karena saking bodohnya, salah seorang dari mereka memperlihatkan sebab-sebab lahiriah dengan berkata, “Pohon cemara yang besar ini, misalnya, tumbuh besar dari benih.” Ia mengingkari mukjizat Penciptanya Yang Mahaagung. Padahal andaikan ia diserahkan kepada sebab-sebab lahiriah, tentu seratus pabrik takkan cukup untuk membentuk pohon tersebut.
Dalaletten gelen hadsiz bir cehalet ve zındıkadan neş’et eden çirkin bir temerrüd sebebiyle bilmiyorlar ki esbab yalnız birer bahanedirler, birer perdedirler. Dağ gibi bir çam ağacının cihazatını dokumak ve yetiştirmek için bir köy kadar yüz fabrika ve tezgâh yerine küçücük çekirdeği gösterir: “İşte bu ağaç bundan çıkmış.” diye Sâni’inin o çamdaki gösterdiği bin mu’cizatı inkâr eder misillü bazı zâhirî sebepleri irae eder. Hâlık’ın ihtiyar ve hikmet ile işlenen pek büyük bir fiil-i rububiyetini hiçe indirir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">