77.975
düzenleme
("Jadikanlah “daya ingat” pada otak manusia ini sebagai sampel acuan untuk menganalogikan semua “akibat” termasuk benih, biji, dan berbagai miniatur mukjizat menakjubkan lainnya. Ke mana pun dan ke ciptaan mana saja engkau mengarahkan pandangan, akan terlihat kreasi luar biasa yang tidak mampu dilakukan oleh sebab, bahkan meski semua sebab berkumpul untuk menghadirkan kreasi luar biasa ini, ia tidak akan mampu melakukannya meski semuanya saling mem..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Dia tidak memberiku mata, telinga, atau kehidupan yang dibutuhkan untuk mencipta seekor lalat. Aku sama sekali tidak berkuasa atasnya. Urusan ini berada di luar kemampuanku.” Ya, sebagaimana kreasi yang tampak pada “akibat” dan keinda- hannya telah memperlihatkan bahwa sebab tidak memiliki kekuatan untuk mencipta sekaligus menunjukkan kepada sosok yang men- datangkan sebab, dan menyerahkan seluruh urusan kepada Allah seperti yang disebutkan dalam a..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
466. satır: | 466. satır: | ||
Jadikanlah “daya ingat” pada otak manusia ini sebagai sampel acuan untuk menganalogikan semua “akibat” termasuk benih, biji, dan berbagai miniatur mukjizat menakjubkan lainnya. Ke mana pun dan ke ciptaan mana saja engkau mengarahkan pandangan, akan terlihat kreasi luar biasa yang tidak mampu dilakukan oleh sebab, bahkan meski semua sebab berkumpul untuk menghadirkan kreasi luar biasa ini, ia tidak akan mampu melakukannya meski semuanya saling membantu. Sebagai contoh, matahari yang dianggap sebagai sebab yang besar. Jika diasumsikan ia mempunyai perasaan dan pilihan lalu ditanya, “Wahai matahari yang besar, dapatkah engkau menciptakan tubuh seekor lalat?” Tentu ia akan menjawab, “Cahaya yang diberikan oleh Tuhan, serta hawa panas dan sejumlah warna yang dilekatkan padaku tidak membuatku mampu mencipta. | Jadikanlah “daya ingat” pada otak manusia ini sebagai sampel acuan untuk menganalogikan semua “akibat” termasuk benih, biji, dan berbagai miniatur mukjizat menakjubkan lainnya. Ke mana pun dan ke ciptaan mana saja engkau mengarahkan pandangan, akan terlihat kreasi luar biasa yang tidak mampu dilakukan oleh sebab, bahkan meski semua sebab berkumpul untuk menghadirkan kreasi luar biasa ini, ia tidak akan mampu melakukannya meski semuanya saling membantu. Sebagai contoh, matahari yang dianggap sebagai sebab yang besar. Jika diasumsikan ia mempunyai perasaan dan pilihan lalu ditanya, “Wahai matahari yang besar, dapatkah engkau menciptakan tubuh seekor lalat?” Tentu ia akan menjawab, “Cahaya yang diberikan oleh Tuhan, serta hawa panas dan sejumlah warna yang dilekatkan padaku tidak membuatku mampu mencipta. | ||
Dia tidak memberiku mata, telinga, atau kehidupan yang dibutuhkan untuk mencipta seekor lalat. Aku sama sekali tidak berkuasa atasnya. Urusan ini berada di luar kemampuanku.” Ya, sebagaimana kreasi yang tampak pada “akibat” dan keinda- hannya telah memperlihatkan bahwa sebab tidak memiliki kekuatan untuk mencipta sekaligus menunjukkan kepada sosok yang men- datangkan sebab, dan menyerahkan seluruh urusan kepada Allah seperti yang disebutkan dalam al-Qur’an, وَ اِلَي۟هِ يُر۟جَعُ ال۟اَم۟رُ كُلُّهُ “Semua urusan dikembalikan kepada-Nya,” (QS. Hûd [11]: 123), demikian pula hasil yang melekat pada “akibat” serta tujuan dan manfaat yang muncul darinya dengan jelas memperlihatkan bahwa di balik tirai sebab ada Tuhan Yang Pemurah, Bijak, dan Penyayang. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme