78.189
düzenleme
("Wahai orang yang lalai! Bukankah menutup telinga dari seluruh suara dan kesaksian yang bergema ke seluruh alam merupakan puncak ketulian dan kebodohan?" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Manusia merupakan salinan komprehensif dari berbagai keistimewaan yang terdapat di alam wujud. Allah menyadarkan manusia terkait dengan nama-nama-Nya yang mulia lewat berbagai karakteristik komprehensif yang terdapat dalam dirinya. Penjelasan tentang hal tersebut terdapat pada “Kalimat Kesebelas” dan sejumlah risalah lain. Di sini kami hanya akan menjelaskan tiga poin sebagai berikut." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
558. satır: | 558. satır: | ||
Manusia merupakan salinan komprehensif dari berbagai keistimewaan yang terdapat di alam wujud. Allah menyadarkan manusia terkait dengan nama-nama-Nya yang mulia lewat berbagai karakteristik komprehensif yang terdapat dalam dirinya. Penjelasan tentang hal tersebut terdapat pada “Kalimat Kesebelas” dan sejumlah risalah lain. Di sini kami hanya akan menjelaskan tiga poin sebagai berikut. | Manusia merupakan salinan komprehensif dari berbagai keistimewaan yang terdapat di alam wujud. Allah menyadarkan manusia terkait dengan nama-nama-Nya yang mulia lewat berbagai karakteristik komprehensif yang terdapat dalam dirinya. Penjelasan tentang hal tersebut terdapat pada “Kalimat Kesebelas” dan sejumlah risalah lain. Di sini kami hanya akan menjelaskan tiga poin sebagai berikut. | ||
'''Poin Pertama''' | |||
''' | Manusia adalah cermin yang memantulkan manifestasi nama-nama Ilahi yang mulia. Ia adalah cermin yang memiliki tiga sisi: | ||
'''Sisi pertama:'''sebagaimana kegelapan memperlihatkan cahaya pada malam hari, maka manusia lewat kelemahan, ketidakberdayaan, kemiskinan, dan kebutuhannya juga memperkenalkan qudrah, kekuatan, kekayaan, dan rahmat-Nya. Dengan itu manusia ibarat cermin yang memantulkan banyak manifestasi sifat Ilahi. Bahkan ketidakber- dayaan dan musuh tersembunyi yang jumlahnya tak terhingga membuat nurani manusia selalu mencari “titik sandaran”, yang tidak lain adalah Allah. | |||
''' | Ia juga harus mencari “titik tambatan” yang bisa memenuhi segala kebutuhannya yang tak terhingga, yang dapat menutupi kekura- ngannya yang tak terkira, dan mewujudkan impiannya yang tak berte- pi. Dalam pencariannya itu hati nuraninya selalu bersandar pada pintu Dzat Yang Mahakaya dan Maha Penyayang. Maka, ia bersimpuh saraya berdoa dan bertawasul kepada-Nya. | ||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme