İçeriğe atla

İkinci Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Demikian halnya pada berbagai musibah, penyakit, derita, dan berbagai faktor pengaruh yang menstimulasi dan menggerakkan emosinya, mendorong roda-roda dari mesin tersebut untuk bekerja dan bergerak. Dari tempat yang tersembunyi, ia rangsang mesin itu sehingga memancarkan kelemahan, ketidakberdayaan, dan ke- fakiran yang merupakan fitrah kemanusiaan. Musibah tidak mendorong manusia untuk berlindung kepada Allah dengan satu lidah saja, tapi dengan seluruh..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Allah telah menyertakan kelemahan tak terbatas dan kefakiran tak berujung ke dalam diri manusia demi menunjukkan kekuasan-Nya yang mutlak dan rahmat-Nya yang sangat luas. Allah juga telah menciptakan manusia dalam bentuk dan penampilan spesifik, yang mana ia terkadang amat sedih dan kadang sangat gembira, untuk memperlihatkan goresan nama-nama-Nya yang mulia. Allah menciptakan manusia dalam bentuk mesin ajaib yang memiliki ratusan perangkat dan roda. Mas..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Demikian halnya pada berbagai musibah, penyakit, derita, dan berbagai faktor pengaruh yang menstimulasi dan menggerakkan emosinya, mendorong roda-roda dari mesin tersebut untuk bekerja dan bergerak. Dari tempat yang tersembunyi, ia rangsang mesin itu sehingga memancarkan kelemahan, ketidakberdayaan, dan ke- fakiran yang merupakan fitrah kemanusiaan. Musibah tidak mendorong manusia untuk berlindung kepada Allah dengan satu lidah saja, tapi dengan seluruh..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
134. satır: 134. satır:
Allah menciptakan manusia dalam bentuk mesin ajaib yang memiliki ratusan perangkat dan roda. Masing-masing memiliki kesenangan, tugas, upah, dan ganjaran yang berbeda. Seakan-akan nama-nama Allah yang mulia, yang termanifestasi di alam yang disebut sebagai makrokosmos ini, sebagian besar tampak pula di dalam diri manusia yang merupakan alam kecil (mikrokosmos). Di samping itu, berbagai hal yang bermanfaat seperti kesehatan, kese- lamatan, dan kenikmatan yang ada pada diri manusia mendorongnya untuk bersyukur dan melakukan berbagai kewajiban sehingga ma- nusia tersebut seakan-akan seperti mesin syukur.
Allah menciptakan manusia dalam bentuk mesin ajaib yang memiliki ratusan perangkat dan roda. Masing-masing memiliki kesenangan, tugas, upah, dan ganjaran yang berbeda. Seakan-akan nama-nama Allah yang mulia, yang termanifestasi di alam yang disebut sebagai makrokosmos ini, sebagian besar tampak pula di dalam diri manusia yang merupakan alam kecil (mikrokosmos). Di samping itu, berbagai hal yang bermanfaat seperti kesehatan, kese- lamatan, dan kenikmatan yang ada pada diri manusia mendorongnya untuk bersyukur dan melakukan berbagai kewajiban sehingga ma- nusia tersebut seakan-akan seperti mesin syukur.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Demikian halnya pada berbagai musibah, penyakit, derita, dan berbagai faktor pengaruh yang menstimulasi dan menggerakkan emosinya, mendorong roda-roda dari mesin tersebut untuk bekerja dan bergerak. Dari tempat yang tersembunyi, ia rangsang mesin itu sehingga memancarkan kelemahan, ketidakberdayaan, dan ke- fakiran yang merupakan fitrah kemanusiaan. Musibah tidak mendorong manusia untuk berlindung kepada Allah dengan satu lidah saja, tapi dengan seluruh anggota tubuhnya. Dengan segala musibah,rintangan, dan hambatan tersebut, manusia tampak seperti sebuah pena yang berisi ribuan mata pena. Ia tuliskan garis kehidupan- nya dalam lembaran hidupnya, kemudian membentuk lembaran menakjubkan dari nama Allah yang mulia hingga menyerupai satu kasidah indah dan sebuah lembaran pengumuman. Dengan demikian, ia telah melaksanakan tugas fitrahnya.
Öyle de musibetlerle, hastalıklarla, âlâm ile sair müheyyic ve muharrik arızalar ile o makinenin diğer çarklarını harekete getirir, tehyic eder. Mahiyet-i insaniyede münderic olan acz ve zaaf ve fakr madenini işlettiriyor. Bir lisan ile değil belki her bir azanın lisanıyla bir iltica, bir istimdad vaziyeti verir. Güya insan o arızalar ile ayrı ayrı binler kalemi tazammun eden müteharrik bir kalem olur. Sahife-i hayatında veyahut Levh-i Misalî’de mukadderat-ı hayatını yazar, esma-i İlahiyeye bir ilanname yapar ve bir kaside-i manzume-i Sübhaniye hükmüne geçip, vazife-i fıtratını îfa eder.
</div>