82.527
düzenleme
("Ya, sebagaimana ungkapan مِنَ النَّبِيّٖنَ ‘para nabi’ secara jelas mengarah pada Rasul, ungkapan وَالصِّدّٖيقٖينَ ‘para shiddîqîn’ mengarah pada Abu Bakar ash-Shiddiq d. Hal itu sebagai isyarat bahwa ia adalah sosok kedua sesudah Rasul sekaligus sebagai khalifah pertama yang menggantikan beliau. Kata ash-Shiddiq merupakan simbol istimewa yang menjadi gelar beliau dan nama tersebut sudah dikenal oleh semua umat I..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Selanjutnya ungkapan ‘orang-orang yang saleh’ mengarah pada para sahabat ahlu Suffah (yang tinggal di beranda Masjid Nabawi), para sahabat yang ikut dalam perang Badar, serta para sahabat yang melakukan Baiat ar-Ridwân. Sementara ungkapan ‘dan mereka itulah sebaik-baik teman’ secara jelas mengarah pada para pengikut mereka sekaligus menerangkan keindahan dan kebaikan sikap tabiin yang mengikuti golongan sebelumnya. Secara implisit, ungkapan itu..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
130. satır: | 130. satır: | ||
Kemudian ungkapan وَالشُّهَدَٓاءِ‘orang-orang yang mati syahid’ mengarah pada Umar, Utsman, dan Ali. Sebagai informasi yang bersifat gaib, ayat tersebut menjelaskan bahwa ketiga orang tadi akan mendapatkan posisi kekhalifahan setelah ash-Shiddiq dan bahwa mereka akan mati syahid sehingga kemuliaan mereka bertambah. | Kemudian ungkapan وَالشُّهَدَٓاءِ‘orang-orang yang mati syahid’ mengarah pada Umar, Utsman, dan Ali. Sebagai informasi yang bersifat gaib, ayat tersebut menjelaskan bahwa ketiga orang tadi akan mendapatkan posisi kekhalifahan setelah ash-Shiddiq dan bahwa mereka akan mati syahid sehingga kemuliaan mereka bertambah. | ||
Selanjutnya ungkapan ‘orang-orang yang saleh’ mengarah pada para sahabat ahlu Suffah (yang tinggal di beranda Masjid Nabawi), para sahabat yang ikut dalam perang Badar, serta para sahabat yang melakukan Baiat ar-Ridwân. Sementara ungkapan ‘dan mereka itulah sebaik-baik teman’ secara jelas mengarah pada para pengikut mereka sekaligus menerangkan keindahan dan kebaikan sikap tabiin yang mengikuti golongan sebelumnya. Secara implisit, ungkapan itu juga tertuju pada Hasan sebagai khalifah kelima dan membenarkan keterangan hadis yang berbunyi, “Kekhalifahan sesudahku berlangsung selama tiga puluh tahun”.(*<ref>*Lihat: at-Tirmidzi, al-Fitan, 48; Abu Daud, as-Sunnah, 9; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad, 5/220; dan Ibnu Hajar, Fathu al-Bârî, 8/77.</ref>)Meskipun masa kekhalifahannya singkat, namun nilainya sangat besar. | |||
</ | |||
Kesimpulannya, jika ayat terakhir dari surat al-Fath mengarah pada khalifah yang empat sementara ayat ini mengarah pada masa depan posisi mereka, yang diperkuat oleh informasi yang bersifat gaib. Informasi tentang sesuatu yang gaib, sebagai salah satu sisi kemukjizatan al-Qur’an, mempunyai cahaya kemukjizatan yang sangat banyak hingga tak terhitung dan tak terbatas. Karena itu, sikap ulama zâhiri (yang berpegang pada lahiriah nash) yang membatasi informasi gaib pada empat puluh atau lima puluh ayat saja bersumber dari pengamatan lahiriah. Padahal sebenarnya jumlahnya lebih dari seribu. Bahkan satu ayat saja bisa mengandung empat atau lima informasi gaib. | |||
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذ۟نَٓا اِن۟ نَسٖينَٓا اَو۟ اَخ۟طَا۟نَا | رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذ۟نَٓا اِن۟ نَسٖينَٓا اَو۟ اَخ۟طَا۟نَا | ||
سُب۟حَانَكَ لَا عِل۟مَ لَنَٓا اِلَّا مَا عَلَّم۟تَنَٓا اِنَّكَ اَن۟تَ ال۟عَلٖيمُ ال۟حَكٖيمُ | سُب۟حَانَكَ لَا عِل۟مَ لَنَٓا اِلَّا مَا عَلَّم۟تَنَٓا اِنَّكَ اَن۟تَ ال۟عَلٖيمُ ال۟حَكٖيمُ | ||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme