77.975
düzenleme
("==Yang ketiga belas==" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("adalah “al-Hafidz Khalid”.(*<ref>*Nama lengkap dari al-Hafidz Khalid adalah Khalid Umar Lutfi Afandi. Ia terma- suk murid Nur generasi awal dan penulis risalah. Lahir tahun 1891 di Barla dan wafat tahun 1946 di Istanbul. Ia bertugas mengajar kemudian tugas tersebut ditinggalkan. Ia menjadi imam di salah satu masjid di Barla. Ustadz pernah mengirimkan risalah kepadanya yang berisi belasungkawa atas kematian anaknya, Anwar, di tahun 1930 setelah terken..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
117. satır: | 117. satır: | ||
==Yang ketiga belas== | ==Yang ketiga belas== | ||
< | adalah “al-Hafidz Khalid”.(*<ref>*Nama lengkap dari al-Hafidz Khalid adalah Khalid Umar Lutfi Afandi. Ia terma- suk murid Nur generasi awal dan penulis risalah. Lahir tahun 1891 di Barla dan wafat tahun 1946 di Istanbul. Ia bertugas mengajar kemudian tugas tersebut ditinggalkan. Ia menjadi imam di salah satu masjid di Barla. Ustadz pernah mengirimkan risalah kepadanya yang berisi belasungkawa atas kematian anaknya, Anwar, di tahun 1930 setelah terkena penyakit batuk rejan di saat umurnya mendekati delapan tahun. Risalah tersebut dimasukkan ke dalam al-Maktûbât. Tepatnya surat ketujuh belas.</ref>)Ia akan menceritakan sendiri kejadian yang dialaminya sebagai berikut:Ketika aku menuliskan draf Risalah Nur dengan penuh semangat, ada lowongan pekerjaan, yaitu menjadi imam masjid di tempat kami. Ketika itu aku sangat berminat untuk mengenakan jubah dan serban intelektualku. Selama beberapa saat aku malas untuk melakukan tugas yang ada. Perhatian dan kecenderunganku untuk mengabdi kepada al-Qur’an mulai berkurang. Akibat kebodohanku, akhirnya kutinggalkan pekerjaan tersebut. Namun tiba-tiba aku mendapat tamparan kasih sayang. Meskipun mufti sudah seringkali berjanji dan aku telah menjalani tugas tersebut sejak kurang lebih sembilan bulan, namun aku tetap tidak bisa mengenakan jubah dan serban itu. Ketika itulah aku yakin bahwa tamparan tersebut diakibatkan oleh kelalaianku dalam mengabdi pada al-Qur’an. Padahal, ketika itu Ustadz sedang mengajarku dan aku sendiri sedang memiliki tugas menulis draf risalah. jadi, berhentinya aku dari pengabdian tersebut terutama dari menulis draf risalah telah menyulitkan mereka. Na- mun demikian, kami bersyukur kepada Allah yang telah membuat kami benar-benar memahami kelalaian kami serta membuat kami mengetahui mulianya pengabdian tersebut. Kami pun mempercayai guru mursyid seperti syekh Abdul Qadir al-Jailani sebagai pembantu kami layaknya malaikat penjaga. | ||
Hamba-Nya yang paling lemah | |||
'''Hâfız Hâlid''' | '''Hâfız Hâlid''' | ||
< | <span id="ON_DÖRDÜNCÜSÜ"></span> | ||
== | ==Yang keempat belas== | ||
ada tiga tamparan kasih berskala kecil yang menimpa tiga orang yang semuanya bernama Mustafa. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme