İçeriğe atla

On Birinci Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Orang yang bahagia adalah yang paling intens mengikuti sunnah Nabi. Sementara orang yang tidak mengikuti sunnah akan benar-benar merugi jika sikap tidak mengikuti tadi bersumber dari kemalasan, merupakan kejahatan jika tindakannya itu bersumber dari ketidakpedulian, serta merupakan kesesatan yang nyata jika disertai dengan kritikan yang mengandung pengingkaran terhadap sunnah tersebut.(*<ref>*Lihat: al-Bukhari, al-I’tishâm, 2, al-Ahkâm, 1, al-Jihâd,..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("===Persoalan Kedua===" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
("Orang yang bahagia adalah yang paling intens mengikuti sunnah Nabi. Sementara orang yang tidak mengikuti sunnah akan benar-benar merugi jika sikap tidak mengikuti tadi bersumber dari kemalasan, merupakan kejahatan jika tindakannya itu bersumber dari ketidakpedulian, serta merupakan kesesatan yang nyata jika disertai dengan kritikan yang mengandung pengingkaran terhadap sunnah tersebut.(*<ref>*Lihat: al-Bukhari, al-I’tishâm, 2, al-Ahkâm, 1, al-Jihâd,..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
216. satır: 216. satır:
Dalam al-Qur’an, Allah menggambarkan sifat Rasul dengan firman-Nya:
Dalam al-Qur’an, Allah menggambarkan sifat Rasul dengan firman-Nya:


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Sesungguhnya Kamu benar-benar memiliki budi pekerti yang agung.(QS. al-Qalam [68]: 4).Sementara para sahabat yang mulia menggambarkan beliau seperti yang dinyatakan oleh Aisyah:“Akhlak beliau adalah al-Qur’an”.(*<ref>*Lihat: Muslim, Shalâtul Musâfirîn, 139; Ibnu Majah, al-Ahkâm, 14; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad, 6/91, 163, 216.</ref>)Maksudnya, Nabi merupakan contoh ideal dari akhlak terpuji yang dipaparkan oleh alQur’an. Beliau adalah sosok terbaik yang mencerminkan semua akhlak mulia tersebut. Bahkan secara fitrah, beliau memang telah tercipta di atas kemuliaan itu.
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظٖيمٍ ferman eder. Rivayat-ı sahiha ile Hazret-i Âişe-i Sıddıka (r.anha) gibi sahabe-i güzin, Hazret-i Peygamber aleyhissalâtü vesselâmı tarif ettikleri zaman “Hulukuhu’l-Kur’an” diye tarif ediyorlardı. Yani Kur’an’ın beyan ettiği mehasin-i ahlâkın misali, Muhammed aleyhissalâtü vesselâmdır. Ve o mehasini en ziyade imtisal eden ve fıtraten o mehasin üstünde yaratılan odur.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">