İçeriğe atla

On İkinci Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Nuktah Kedua Berbicara tentang persoalan kedua ini, kami akan menjelaskan dua persoalan penting. Ketika para ahli geografi dan astronomi, dengan kaidah-kaidah mereka yang singkat, prinsip-prinsip mereka yang sempit, dan analisa mereka yang terbatas, tak mampu menapaki ketinggian al-Qur’an dan menyingkap maksud dari tujuh lapis yang terdapat dalam ayatnya yang agung, mereka segera berusaha menentang dan mengingkari ayat-ayat tersebut secara bodoh dan ge..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Jika rezeki yang tersimpan bisa bertahan selama empat puluh hari seperti yang telah kami jelaskan pada bagian pertama, jika terputusnya makanan selama waktu tersebut merupakan hal yang biasa terjadi, serta jika telah ada berbagai cerita tentang kondisi tersebut yang pernah dialami oleh para sosok istimewa, maka kondisi tersebut tak bisa dibantah." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Nuktah Kedua Berbicara tentang persoalan kedua ini, kami akan menjelaskan dua persoalan penting. Ketika para ahli geografi dan astronomi, dengan kaidah-kaidah mereka yang singkat, prinsip-prinsip mereka yang sempit, dan analisa mereka yang terbatas, tak mampu menapaki ketinggian al-Qur’an dan menyingkap maksud dari tujuh lapis yang terdapat dalam ayatnya yang agung, mereka segera berusaha menentang dan mengingkari ayat-ayat tersebut secara bodoh dan ge..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
54. satır: 54. satır:
Jika rezeki yang tersimpan bisa bertahan selama empat puluh hari seperti yang telah kami jelaskan pada bagian pertama, jika terputusnya makanan selama waktu tersebut merupakan hal yang biasa terjadi, serta jika telah ada berbagai cerita tentang kondisi tersebut yang pernah dialami oleh para sosok istimewa, maka kondisi tersebut tak bisa dibantah.
Jika rezeki yang tersimpan bisa bertahan selama empat puluh hari seperti yang telah kami jelaskan pada bagian pertama, jika terputusnya makanan selama waktu tersebut merupakan hal yang biasa terjadi, serta jika telah ada berbagai cerita tentang kondisi tersebut yang pernah dialami oleh para sosok istimewa, maka kondisi tersebut tak bisa dibantah.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Nuktah Kedua
İKİNCİ SUAL münasebetiyle iki mesele-i mühimme beyan edilecek. Çünkü coğrafya ve kozmoğrafya fenlerinin kısacık kanunlarıyla ve daracık düsturlarıyla ve küçücük mizanlarıyla Kur’an’ın semavatına çıkamadıklarından ve âyâtın yıldızlarındaki yedi kat manaları keşfedemediklerinden âyeti tenkit, belki inkârına divanecesine çalışmışlar.
Berbicara tentang persoalan kedua ini, kami akan menjelaskan dua persoalan penting. Ketika para ahli geografi dan astronomi, dengan kaidah-kaidah mereka yang singkat, prinsip-prinsip mereka yang sempit, dan analisa mereka yang terbatas, tak mampu menapaki ketinggian al-Qur’an dan menyingkap maksud dari tujuh lapis yang terdapat dalam ayatnya yang agung, mereka segera berusaha menentang dan mengingkari ayat-ayat tersebut secara bodoh dan gegabah.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="Birinci_Mesele-i_Mühimme:"></span>
=== Birinci Mesele-i Mühimme: ===
===Persoalan Pertama===
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Terkait dengan bumi yang mempunyai tujuh lapis seperti langit. Persoalan ini bagi para filsuf modern merupakan persoalan abstrak, tak dapat diterima oleh pengetahuan mereka tentang langit dan bumi. Persoalan ini kemudian dijadikan kesempatan bagi mereka untuk menyangkal berbagai hakikat al-Qur’an. Karena itu, dalam kesempatan ini kami tuliskan beberapa isyarat singkat yang berkaitan dengan persoalan tersebut.
Semavat gibi arzın da yedi tabaka olmasına dairdir. Şu mesele, yeni zamanın feylesoflarına hakikatsiz görünüyor. Onların arza ve semavata dair olan fenleri kabul etmiyor. Bunu vasıta ederek bazı hakaik-i Kur’aniyeye itiraz ediyorlar. Buna dair muhtasaran birkaç işaret yazacağız.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">