İçeriğe atla

On Üçüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Pertanyaan: Jika dalam kekafiran terdapat kepedihan dan rasa takut yang dahsyat, dan orang kafir—sebagai manusia—sangat menyenangi kehidupannya dan merindukan sesuatu yang tak terhingga, sementara dengan kekufurannya itu dia menyadari bahwa kematiannya merupakan ketiadaan (kemusnahan) dan perpisahan abadi. Dengan matanya, dia senantiasa melihat bahwa segala entitas dan semua orang yang dia cintai berjalan menuju kemusnahan dan perpisahan abadi. Denga..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Itulah jenis kekufuran dan kesesatan yang dijelaskan dalam seluruh risalah bahwa jalan itu sulit ditempuh. Orang yang memiliki kesadaran secuil pun tidak akan menempuh jalan itu. Sebagaimana dibuktikan dengan tegas dalam berbagai risalah, di jalan tersebut ada penderitaan yang pedih dan kegelapan yang menakutkan, sehingga orang yang memiliki akal sedikit pun tidak ingin menempuh jalan itu." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Pertanyaan: Jika dalam kekafiran terdapat kepedihan dan rasa takut yang dahsyat, dan orang kafir—sebagai manusia—sangat menyenangi kehidupannya dan merindukan sesuatu yang tak terhingga, sementara dengan kekufurannya itu dia menyadari bahwa kematiannya merupakan ketiadaan (kemusnahan) dan perpisahan abadi. Dengan matanya, dia senantiasa melihat bahwa segala entitas dan semua orang yang dia cintai berjalan menuju kemusnahan dan perpisahan abadi. Denga..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
165. satır: 165. satır:
Maka jawabannya adalah bahwa mereka telah terjerumus dalam kesesatan, tidak bisa keluar. Karena naluri manusia yang bersifat hewani dan nabati tidak melihat dan berpikir akibat kesesatan dan mereka mengalahkan perasaan manusia yang lainnya, maka mereka tidak ingin keluar dari kesasatan dan merasa terhibur dengan kenikmatan sesaat.
Maka jawabannya adalah bahwa mereka telah terjerumus dalam kesesatan, tidak bisa keluar. Karena naluri manusia yang bersifat hewani dan nabati tidak melihat dan berpikir akibat kesesatan dan mereka mengalahkan perasaan manusia yang lainnya, maka mereka tidak ingin keluar dari kesasatan dan merasa terhibur dengan kenikmatan sesaat.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Pertanyaan: Jika dalam kekafiran terdapat kepedihan dan rasa takut yang dahsyat, dan orang kafir—sebagai manusia—sangat menyenangi kehidupannya dan merindukan sesuatu yang tak terhingga, sementara dengan kekufurannya itu dia menyadari bahwa kematiannya merupakan ketiadaan (kemusnahan) dan perpisahan abadi. Dengan matanya, dia senantiasa melihat bahwa segala entitas dan semua orang yang dia cintai berjalan menuju kemusnahan dan perpisahan abadi. Dengan demikian, segala sesuatu baginya berjalan menuju kemusnahan. Maka, bagaimana hatinya tidak remuk dan mengapa tidak merasa terpukul dengan kondisi yang dialaminya? Bahkan, bagaimana dia bisa menikmati kehidupan?
'''Sual:''' Eğer denilse: Dalalette öyle dehşetli bir elem ve bir korku var ki kâfir, değil hayattan lezzet alması, hiç yaşamaması lâzım geliyor. Belki o elemden ezilmeli ve o korkudan ödü patlamalı idi. Çünkü insaniyet itibarıyla hadsiz eşyaya müştak ve hayata âşık olduğu halde, küfür vasıtasıyla mevtini bir idam-ı ebedî ve bir firak-ı lâyezalî ve zeval-i mevcudatı ve ahbabının vefatlarını ve bütün sevdiklerini idam ve müfarakat-ı ebediye suretinde gözü önünde daima küfür vasıtasıyla gören insan, nasıl yaşayabilir? Nasıl hayattan lezzet alabilir?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jawaban: Sesungguhnya ia menipu dirinya sendiri dengan kebohongan-kebohongan setan. Ia menganggap bahwa kenikmatan duniawi harus direguk seluruhnya. Kami akan ungkapkan hakikat hal ini dengan perumpamaan yang umum diberikan seperti ini:
'''Elcevap:''' Acib bir mağlata-i şeytaniye ile kendini aldatır, yaşar. Surî bir lezzet alır zanneder. Meşhur bir temsil ile onun mahiyetine işaret edeceğiz. Şöyle ki:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">