77.975
düzenleme
("Namun, kemenangan sementara tersebut tak ada artinya dan tak ada nilainya jika dihadap- kan pada kabar gembira dari Allah : “Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertak- wa.” (QS. al-Araf [7]: 128). Dan jika dihadapkan pada rahasia yang tersembunyi di balik ungkapan, “Kebenaran selalu unggul, dan tak bisa diungguli oleh yang lain”. Pasalnya, hal itu menjadi sebab masuknya mereka ke dalam neraka dan sebab masuknya kaum yang haq ke..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("------ <center> CAHAYA KEDUA BELAS ⇐ | Al-Lama’ât | ⇒ CAHAYA KEEMPAT BELAS </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 22 değişikliği gösterilmiyor) | |||
292. satır: | 292. satır: | ||
Namun, kemenangan sementara tersebut tak ada artinya dan tak ada nilainya jika dihadap- kan pada kabar gembira dari Allah : “Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertak- wa.” (QS. al-Araf [7]: 128). Dan jika dihadapkan pada rahasia yang tersembunyi di balik ungkapan, “Kebenaran selalu unggul, dan tak bisa diungguli oleh yang lain”. Pasalnya, hal itu menjadi sebab masuknya mereka ke dalam neraka dan sebab masuknya kaum yang haq ke dalam surga. | Namun, kemenangan sementara tersebut tak ada artinya dan tak ada nilainya jika dihadap- kan pada kabar gembira dari Allah : “Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertak- wa.” (QS. al-Araf [7]: 128). Dan jika dihadapkan pada rahasia yang tersembunyi di balik ungkapan, “Kebenaran selalu unggul, dan tak bisa diungguli oleh yang lain”. Pasalnya, hal itu menjadi sebab masuknya mereka ke dalam neraka dan sebab masuknya kaum yang haq ke dalam surga. | ||
Tampilnya orang-orang lemah—yang terdapat pada kesesatan—dalam bentuk kekuatan, serta keberhasilan orang-orang sesat tersebut mendapat kemasyhuran merupakan jalan yang ditempuh oleh setiap orang yang egois, riya, dan mencari popularitas. Ia menebar teror dan menyakiti orang lain guna mendapat kedudukan dan popularitas. Ia berdiri di barisan orang-orang yang menyerang kelompok yang haq agar mendapat perhatian orang sehingga mereka mengenalinya lewat tindakan perusakan tadi. Sebuah tindakan yang tidak diraih karena kekuatan dan kemampuan mereka sendiri. Tetapi justru karena ia meninggalkan dan menanggalkan kebaikan yang dimilikinya. Sampai-sampai ada sebuah kasus di mana ada seseorang yang “gila ketenaran” tega mengotori masjid yang suci agar dikenal oleh banyak orang. Dan ternyata benar, dia pun menjadi terkenal dan dikenang akan tetapi disertai dengan laknat dan cacian. Namun keinginannya yang kuat untuk menjadi terkenal memoles cacian tadi sebagai sesuatu yang baik dalam pandangannya. | |||
Wahai manusia malang yang tercipta untuk alam abadi dan terlena dengan alam fana ini! Perhatikan dan camkanlah ayat al-Qur’an yang berbunyi:“Bumi dan langit tidak menangisi mereka.” (QS. ad-Dukhân [44]: 29). Renungkanlah maksudnya. Dengan jelas ia menegaskan bahwa langit dan bumi yang mempunyai hubungan dengan manusia tidak menangisi jenazah kaum yang sesat ketika mereka mati. Artinya, ia ridha dengan kepergian mereka dan merasa senang dengan kematian mereka. | |||
Secara implisit ia juga mengisyaratkan bahwa langit dan bumi menangisi jenazah kaum yang mendapat petunjuk di saat mereka mati. Ia tidak ingin berpisah dengan mereka. Sebab, seluruh alam mempunyai hubungan dengan orang-orang mukmin dan ridha ke- pada mereka. Karena dengan keimanannya, mereka mengenal Tuhan Pemelihara alam semesta, maka mereka mencintai dan menghargai seluruh makhluk. Tidak seperti kaum sesat, yang justru memusuhi dan merendahkan seluruh makhluk. | |||
Wahai manusia, renungkanlah! Mau tidak mau engkau akan mati. Jika engkau mengikuti nafsu dan setan, maka seluruh orang di sekitarmu, termasuk karib kerabatmu, akan senang dengan keper- gianmu karena selamat dari kejahatanmu. Sebaliknya, jika engkau berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk serta mengikuti semua perintah al-Qur’an dan sunnah Nabi, seluruh langit dan bumi akan bersedih dan menangisi kepergianmu. Dengan kesedihan dan ungkapan bela sungkawa tersebut, mereka bersama-sama mengiringimu menuju pintu kubur. Hal itu sekaligus sebagai pertanda bahwa engkau akan mendapat sambutan yang baik sesuai dengan kedudukanmu di alam baka nanti. | |||
< | <span id="On_Üçüncü_İşaret"></span> | ||
== | ==Isyarat Ketiga Belas== | ||
Isyarat ini berisi tiga poin: | |||
< | <span id="Birinci_Nokta:"></span> | ||
=== | ===Poin Pertama=== | ||
Intrik setan yang paling hebat adalah ia menipu orang-orang yang berdada sempit dan berpikiran pendek dalam hal keimanan dengan berkata, “Bagaimana mungkin kita mempercayai bahwa Dzat Yang Maha Tunggal dan Esa-lah yang mengatur seluruh urusan atom, bintang-gemintang, planet-planet, dan seluruh alam beserta segala kondisinya? Bagaimana mungkin hal yang aneh ini diyakini dan dibenarkan oleh kalbu? Serta bagaimana mungkin akal mengakuinya?” Hal ini sengaja diangkat oleh setan lewat titik kelemahan manusia untuk menimbulkan perasaan tidak percaya. | |||
Maka dalam hal ini ‘Allah Maha Besar’ merupakan jawaban hakiki yang bisa mengusir bisikan setan tersebut. la bisa membuatnya terdiam. | |||
Ya, kata ‘Allah Maha Besar’ yang diucapkan berulang kali dalam setiap syiar Islam akan mengusir tipu muslihat setan tadi. Sebab, dengan kapasitasnya yang lemah dan pikirannya yang terbatas, manusia hanya bisa melihat dan meyakini semua hakikat keimanan yang tak terbatas itu lewat cahaya ‘Allah Maha Besar’. la juga akan bisa membenarkan semua hakikat itu dengan kekuatan ‘Allah Maha Besar’, serta merasa tenang dalam rengkuhan ‘Allah Maha Besar’. Dengan itu, ia bisa berkata kepada kalbunya yang sedang mendapat bisikan bahwa pengaturan urusan alam dan pengelolaan- nya dalam sebuah tatanan yang mengagumkan yang bisa disaksikan oleh mereka yang mempunyai penglihatan hanya bisa ditafsirkan lewat dua cara: | |||
Pertama, ia adalah sesuatu yang mungkin terjadi sekaligus sebagai mukjizat yang luar biasa. Sebab, tanda-tanda yang mengagum- kan semacam ini pastilah bersumber dari sebuah kreasi luar biasa dan lewat cara yang luar biasa pula. Yaitu bahwa semua entitas hanya tercipta lewat rububiyah Sang Maha Esa serta lewat kehendak dan kekuasaan-Nya. Ia menjadi bukti atas keberadaan Allah selaras dengan jumlah atom di dalamnya. | |||
Kedua, jalan kekufuran dan kemusyrikan yang sukar dimengerti ditinjau dari semua sisi. Ia tidak logis dan bahkan mustahil. Sebab, setiap entitas yang terdapat di alam, bahkan setiap atom, diharuskan memiliki sifat ketuhanan yang mutlak, pengetahuan yang luas, serta kekuasaan yang komprehensif dan tak terhingga. Hal itu agar goresan kreasi yang indah dan sempurna tampil dalam sebuah tatanan dan kerapian yang mengagumkan, serta dalam ukuran dan karakter yang tepat. Itulah yang kami katakan tak mungkin dan mustahil. Kami telah menjelaskan hal tersebut dengan dalil-dalil yang kuat pada “Surat Kedua Puluh” dalam buku al-Maktûbât, “Kalimat Kedua Puluh Dua” dalam buku al-Kalimât, serta pada beberapa risalah lainnya. | |||
Kesimpulan: Seandainya rububiyah yang agung tidak layak untuk mengatur semua urusan, berarti yang berlaku adalah sesuatu yang tidak logis. Bahkan setan itu sendiri tidak sampai memaksa seseorang untuk masuk ke wilayah yang mustahil ini dengan melarikan diri dari keagungan dan kebesaran-Nya yang layak dan pantas ada. | |||
< | <span id="İkinci_Nokta:"></span> | ||
=== | ===Poin Kedua=== | ||
Bisikan setan yang penting adalah membuat manusia tidak mengakui kesalahannya agar menutup jalur ampunan dan perlindungan serta membangkitkan rasa egoisme jiwanya untuk selalu membela diri dan merasa tidak bersalah | |||
Ya, jiwa manusia yang telah terkena bujukan setan tidak ingin melihat kesalahannya sendiri. Bahkan ketika kesalahannya terlihat, ia akan segera memberikan penafsiran yang beraneka ragam. Sehingga ia melihat diri dan amal perbuatannya dengan pandangan cinta se- perti yang diungkapkan oleh seorang penyair:“Mata cinta terlalu suram untuk melihat kekurangan”. Karena itu, ia tidak bisa melihat aib. Sebagai akibatnya, ia tidak mengakui kelalaiannya serta tidak memohon ampunan dan per- lindungan Tuhan. Dengan begitu ia menjadi bahan tertawaan setan. Anehnya, mengapa ia bisa percaya dan bersandar kepada nafsu am- mârah. Padahal al-Qur’an telah menjelaskan lewat lisan Nabi Yusuf.“Aku tidak menyatakan diriku bebas dari kesalahan. Sebab, sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada keburukan, kecuali (nafsu) yang dikasihi oleh Tuhanku.” (QS. Yûsuf [12]: 53). | |||
Siapa yang mencurigai nafsunya, ia akan melihat kesalahannya. Siapa yang mengakui kesalahannya akan segera beristigfar kepada Tuhannya. Siapa yang beristigfar, akan meminta perlindungan-Nya dari godaan setan yang terkutuk. Pada saat itulah ia selamat dari | |||
berbagai kejahatan. Merupakan sebuah kesalahan besar kalau manusia tidak melihat cacatnya. Juga, merupakan aib yang paling hebat kalau ia tidak mau mengakui kekurangannya. Orang yang mau melihat aib dan kesalahannya akan terhindar dari kesalahan tersebut. Sehingga ketika telah mengakui ia berhak mendapat ampunan. | |||
< | <span id="Üçüncü_Nokta:"></span> | ||
=== | ===Poin Ketiga=== | ||
Salah satu bisikan setan yang merusak kehidupan sosial manusia adalah sebagai berikut:Sebuah kesalahan yang dilakukan oleh seorang mukmin bisa menutupi semua kebaikannya. Mereka yang tidak adil yang mendengar tipu muslihat setan tersebut akan memusuhi seorang mukmin. Padahal ketika Allah menimbang seluruh amal perbuatan para hambadengan timbangan-Nya yang agung dan keadilan-Nya yang mutlak di hari kebangkitan nanti—Dia melihat pada beratnya kebaikan dan kejahatan yang ada. Bisa jadi dengan satu kebaikan saja Allah menghapuskan dosa yang banyak. Sebab, melakukan kejahatan dan dosa sangat mudah dan fasilitasnya banyak.Karena itu, interaksi dan bermuamalah di dunia ini mestinya mempergunakan semacam timbangan keadilan Ilahi di atas. Apabila kebaikan seseorang, dari segi kuantitas dan kualitas, lebih banyak daripada kejahatannya, maka ia layak dicintai dan dihormati. Bahkan kejahatannya yang banyak itu bisa dimaafkan dan diampuni dengan melihat pada satu kebaikan yang mempunyai kualitas istimewa. | |||
Namun, akibat bisikan setan dan akibat sifat zalim, manusia melupakan seratus kebaikan saudaranya yang mukmin hanya karena satu kesalahan yang dilakukannya. Akhirnya, ia memusuhi saudaranya tersebut dan melakukan dosa. Sebagaimana sayap nyamuk yang ada di depan mata bisa menghalangi penglihatan kita untuk melihat gunung yang besar. Demikian pula dengan rasa dengki. Ia bisa mem- buat kesalahan yang sebesar sayap nyamuk menutupi kebaikan sebesar gunung. Ketika itu manusia akan melupakan kebaikan-kebaikan yang ada, mulai memusuhi saudaranya yang mukmin, serta menjadi alat penghancur bagi kehidupan sosial masyarakat mukmin. | |||
Ada bisikan setan lainnya yang sama-sama merusak kese- lamatan berpikir seorang mukmin dan mengganggu cara pandangnya terhadap berbagai hakikat keimanan. Yaitu setan berusaha meng- hapus ratusan bukti kuat seputar hakikat keimanan lewat sebuah keraguan yang menjadi dalil pengingkarannya. Padahal ada sebuah kaidah yang berbunyi, | |||
“Satu bukti yang kuat mengalahkan banyak penafian.” Keberadaan seorang saksi yang kuat dalam sebuah perka- ra bisa menjadi pegangan dan bisa mengalahkan seratus orang yang mengingkari dan menolaknya.Kami akan menjelaskan hakikat di atas dengan contoh berikut: | |||
Sebuah bangunan yang besar memiliki ratusan pintu yang terkunci. Bangunan tersebut baru bisa dimasuki dengan membuka salah satu pintu darinya. Dengan membuka pintu tersebut, pintu-pintu yang lain akan ikut terbuka. Dan bisa saja ada sebagian pintu yang masih tertutup dan tak dapat dimasuki. | |||
Hakikat keimanan sama seperti bangunan besar tersebut. Setiap bukti yang kuat merupakan kunci yang membuka pintu tertentu. Tidak mungkin kita mengingkari dan berpaling dari hakikat keimanan tersebut hanya karena masih ada pintu yang tertutup di antara ratusan pintu yang terbuka. Namun, akibat kebodohan dan kelalaian sebagian manusia, setan masih bisa mempengaruhi mereka. Setan berkata pada mereka, “Bangunan ini tidak bisa dimasuki,” seraya menunjuk salah satu pintu yang tertutup. Hal itu tidak lain untuk menggugurkan semua bukti nyata. Selanjutnya, setan menipu mereka dengan berkata, “Istana ini tidak mungkin bisa dimasuki selamanya, bahkan ia bukan istana dan di dalamnya tidak ada apa-apa.” | |||
Wahai manusia yang papa yang diuji dengan tipu daya setan! Jika engkau mengharapkan keselamatan dalam kehidupan beragama, kehidupan pribadi, dan kehidupan sosial, lalu engkau ingin berpikir sehat, kelurusan dalam memandang, dan kejernihan kalbu, maka timbanglah amal dan lintasan pikiranmu dengan timbangan al-Qur’an dan sunnah. Jadikan al-Qur’an sebagai penuntunmu dan sunnah sebagai pembimbingmu. Mintalah kepada Allah Yang Mahatinggi dan Kuasa dengan berucap:‘Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk’. | |||
Itulah tiga belas isyarat yang merupakan kunci pembuka benteng yang kokoh dan kuat dari surah terakhir al-Qur’an. la berisi permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan setan terkutuk sekaligus keterangan rinci tentangnya. Karena itu, bukalah ia den- gan kunci-kunci ini, lalu masukilah. | |||
اَس۟تَعٖيذُ بِاللّٰهِ بِس۟مِ اللّٰهِ الرَّح۟مٰنِ الرَّحٖيمِ | اَس۟تَعٖيذُ بِاللّٰهِ بِس۟مِ اللّٰهِ الرَّح۟مٰنِ الرَّحٖيمِ | ||
Katakan, Aku berlindung kepada Tuhan manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan setan biasa bersembunyi, yang memberikan bisikan ke dalam dada manusia, dari golongan Jin dan manusia.” | |||
Pasti engkau akan mendapatkan kedamaian, ketenangan, dan keselamatan. | |||
Ucapkanlah, Aku berlindung kepada-Mu wahai Tuhan dari godaan setan. | |||
“Dan aku berlindung kepada-Mu wahai Tuhan dari kedatangan mereka kepadaku.” | |||
------ | ------ | ||
<center> [[On İkinci Lem'a]] ⇐ [[Lem'alar]] | ⇒ [[On Dördüncü Lem'a]] </center> | <center> [[On İkinci Lem'a/id|CAHAYA KEDUA BELAS]] ⇐ | [[Lem'alar/id|Al-Lama’ât]] | ⇒ [[On Dördüncü Lem'a/id|CAHAYA KEEMPAT BELAS]] </center> | ||
------ | ------ | ||
düzenleme