İçeriğe atla

On Üçüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"------ <center> CAHAYA KEDUA BELAS ⇐ | Al-Lama’ât | ⇒ CAHAYA KEEMPAT BELAS </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Namun, kemenangan sementara tersebut tak ada artinya dan tak ada nilainya jika dihadap- kan pada kabar gembira dari Allah : “Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertak- wa.” (QS. al-Araf [7]: 128). Dan jika dihadapkan pada rahasia yang tersembunyi di balik ungkapan, “Kebenaran selalu unggul, dan tak bisa diungguli oleh yang lain”. Pasalnya, hal itu menjadi sebab masuknya mereka ke dalam neraka dan sebab masuknya kaum yang haq ke..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("------ <center> CAHAYA KEDUA BELAS ⇐ | Al-Lama’ât | ⇒ CAHAYA KEEMPAT BELAS </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
 
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 22 değişikliği gösterilmiyor)
292. satır: 292. satır:
Namun, kemenangan sementara tersebut tak ada artinya dan tak ada nilainya jika dihadap- kan pada kabar gembira dari Allah  : “Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertak- wa.” (QS. al-Araf [7]: 128). Dan jika dihadapkan pada rahasia yang tersembunyi di balik ungkapan, “Kebenaran selalu unggul, dan tak bisa diungguli oleh yang lain”. Pasalnya, hal itu menjadi sebab masuknya mereka ke dalam neraka dan sebab masuknya kaum yang haq ke dalam surga.
Namun, kemenangan sementara tersebut tak ada artinya dan tak ada nilainya jika dihadap- kan pada kabar gembira dari Allah  : “Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertak- wa.” (QS. al-Araf [7]: 128). Dan jika dihadapkan pada rahasia yang tersembunyi di balik ungkapan, “Kebenaran selalu unggul, dan tak bisa diungguli oleh yang lain”. Pasalnya, hal itu menjadi sebab masuknya mereka ke dalam neraka dan sebab masuknya kaum yang haq ke dalam surga.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Tampilnya orang-orang lemah—yang terdapat pada kesesatan—dalam bentuk kekuatan, serta keberhasilan orang-orang sesat tersebut mendapat kemasyhuran merupakan jalan yang ditempuh oleh setiap orang yang egois, riya, dan mencari popularitas. Ia menebar teror dan menyakiti orang lain guna mendapat kedudukan dan popularitas. Ia berdiri di barisan orang-orang yang menyerang kelompok yang haq agar mendapat perhatian orang sehingga mereka mengenalinya lewat tindakan perusakan tadi. Sebuah tindakan yang tidak diraih karena kekuatan dan kemampuan mereka sendiri. Tetapi justru karena ia meninggalkan dan menanggalkan kebaikan yang dimilikinya. Sampai-sampai ada sebuah kasus di mana ada seseorang yang “gila ketenaran” tega mengotori masjid yang suci agar dikenal oleh banyak orang. Dan ternyata benar, dia pun menjadi terkenal dan dikenang akan tetapi disertai dengan laknat dan cacian. Namun keinginannya yang kuat untuk menjadi terkenal memoles cacian tadi sebagai sesuatu yang baik dalam pandangannya.
İşte dalalette, iktidarsızlar muktedir görünmeleri ve ehemmiyetsizler şöhret kazanmaları içindir ki hodfüruş, şöhret-perest, riyakâr insanlar ve az bir şeyle iktidarlarını göstermek ve ihafe ve ızrar cihetinden bir mevki kazanmak için ehl-i hakka muhalefet vaziyetine girerler. Tâ görünsün ve nazar-ı dikkat ona celbolunsun. Ve iktidar ve kudretle değil belki terk ve ataletle sebebiyet verdiği tahribat ona isnad edilip ondan bahsedilsin. Nasıl ki böyle şöhret divanelerinden birisi, namazgâhı telvis etmiş tâ herkes ondan bahsetsin. Hattâ ondan lanetle de bahsedilmiş de şöhret-perestlik damarı kendisine bu lanetli şöhreti hoş göstermiş diye darb-ı mesel olmuş.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai manusia malang yang tercipta untuk alam abadi dan terlena dengan alam fana ini! Perhatikan dan camkanlah ayat al-Qur’an yang berbunyi:“Bumi dan langit tidak menangisi mereka.” (QS. ad-Dukhân [44]: 29). Renungkanlah maksudnya. Dengan jelas ia menegaskan bahwa langit dan bumi yang mempunyai hubungan dengan manusia tidak menangisi jenazah kaum yang sesat ketika mereka mati. Artinya, ia ridha dengan kepergian mereka dan merasa senang dengan kematian mereka.
Ey âlem-i beka için yaratılan ve fâni âleme müptela olan bîçare insan! فَمَا بَكَت۟ عَلَي۟هِمُ السَّمَٓاءُ وَ ال۟اَر۟ضُ âyetinin sırrına dikkat et, kulak ver! Bak ne diyor? Mefhum-u sarîhiyle ferman ediyor ki: “Ehl-i dalaletin ölmesiyle insan ile alâkadar olan semavat ve arz, onların cenazeleri üstünde ağlamıyorlar, yani onların ölmesiyle memnun oluyorlar.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Secara implisit ia juga mengisyaratkan bahwa langit dan bumi menangisi jenazah kaum yang mendapat petunjuk di saat mereka mati. Ia tidak ingin berpisah dengan mereka. Sebab, seluruh alam mempunyai hubungan dengan orang-orang mukmin dan ridha ke- pada mereka. Karena dengan keimanannya, mereka mengenal Tuhan Pemelihara alam semesta, maka mereka mencintai dan menghargai seluruh makhluk. Tidak seperti kaum sesat, yang justru memusuhi dan merendahkan seluruh makhluk.
Ve mefhum-u işarîsiyle ifade ediyor ki: “Ehl-i hidayetin ölmesiyle semavat ve arz, onların cenazeleri üstünde ağlıyorlar, firaklarını istemiyorlar.” Çünkü ehl-i iman ile bütün kâinat alâkadardır, ondan memnundur. Zira iman ile Hâlık-ı kâinat’ı bildikleri için kâinatın kıymetini takdir edip hürmet ve muhabbet ederler. Ehl-i dalalet gibi tahkir ve zımnî adâvet etmezler.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai manusia, renungkanlah! Mau tidak mau engkau akan mati. Jika engkau mengikuti nafsu dan setan, maka seluruh orang di sekitarmu, termasuk karib kerabatmu, akan senang dengan keper- gianmu karena selamat dari kejahatanmu. Sebaliknya, jika engkau berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk serta mengikuti semua perintah al-Qur’an dan sunnah Nabi, seluruh langit dan bumi akan bersedih dan menangisi kepergianmu. Dengan kesedihan dan ungkapan bela sungkawa tersebut, mereka bersama-sama mengiringimu menuju pintu kubur. Hal itu sekaligus sebagai pertanda bahwa engkau akan mendapat sambutan yang baik sesuai dengan kedudukanmu di alam baka nanti.
Ey insan, düşün! Sen alâküllihal öleceksin. Eğer nefis ve şeytana tabi isen senin komşuların, belki akrabaların senin şerrinden kurtulmak için mesrur olacaklar. Eğer اَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّي۟طَانِ الرَّجٖيمِ deyip Kur’an’a ve Habib-i Rahman’a tabi isen o vakit semavat ve arz ve mevcudat, herkesin derecesine nisbeten, senin derecene göre senin firakından müteessir olup manen ağlarlar. Ulvi bir matem ile ve haşmetli bir teşyi ile kabir kapısıyla girdiğin beka âleminde senin derecene nisbeten senin için bir hüsn-ü istikbal var olduğuna işaret ederler.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="On_Üçüncü_İşaret"></span>
== On Üçüncü İşaret ==
==Isyarat Ketiga Belas==
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Isyarat ini berisi tiga poin:
Üç noktadır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="Birinci_Nokta:"></span>
=== Birinci Nokta: ===
===Poin Pertama===
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Intrik setan yang paling hebat adalah ia menipu orang-orang yang berdada sempit dan berpikiran pendek dalam hal keimanan dengan berkata, “Bagaimana mungkin kita mempercayai bahwa Dzat Yang Maha Tunggal dan Esa-lah yang mengatur seluruh urusan atom, bintang-gemintang, planet-planet, dan seluruh alam beserta segala kondisinya? Bagaimana mungkin hal yang aneh ini diyakini dan dibenarkan oleh kalbu? Serta bagaimana mungkin akal mengakuinya?” Hal ini sengaja diangkat oleh setan lewat titik kelemahan manusia untuk menimbulkan perasaan tidak percaya.
Şeytanın en büyük bir desisesi: Hakaik-i imaniyenin azameti cihetinde dar kalpli ve kısa akıllı ve kāsır fikirli insanları aldatır, der ki: “Bir tek zat, umum zerrat ve seyyarat ve nücumu ve sair mevcudatı bütün ahvaliyle tedbir-i rububiyetinde çeviriyor, idare ediyor deniliyor. Böyle hadsiz acib büyük meseleye nasıl inanılabilir? Nasıl kalbe yerleşir? Nasıl fikir kabul edebilir?” der. Acz-i insanî noktasında bir hiss-i inkârî uyandırıyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Maka dalam hal ini  ‘Allah Maha Besar’ merupakan jawaban hakiki yang bisa mengusir bisikan setan tersebut. la bisa membuatnya terdiam.
'''Elcevap:''' Şeytanın bu desisesini susturan sır: “Allahu ekber”dir. Ve cevab-ı hakikisi de “Allahu ekber”dir. Evet “Allahu ekber”in ziyade kesretle şeair-i İslâmiyede tekrarı, bu desiseyi mahvetmek içindir. Çünkü insanın âciz kuvveti ve zayıf kudreti ve dar fikri, böyle hadsiz büyük hakikatleri “Allahu ekber” nuruyla görüp tasdik ediyor ve “Allahu ekber” kuvvetiyle o hakikatleri taşıyor ve “Allahu ekber” dairesinde yerleştiriyor ve vesveseye düşen kalbine diyor ki: Bu kâinatın gayet muntazamca tedbir ve tedviri bilmüşahede görünüyor. Bunda '''iki yol''' var:
Ya, kata ‘Allah Maha Besar’ yang diucapkan berulang kali dalam setiap syiar Islam akan mengusir tipu muslihat setan tadi. Sebab, dengan kapasitasnya yang lemah dan pikirannya yang terbatas, manusia hanya bisa melihat dan meyakini semua hakikat keimanan yang tak terbatas itu lewat cahaya ‘Allah Maha Besar’. la juga akan bisa membenarkan semua hakikat itu dengan kekuatan ‘Allah Maha Besar’, serta merasa tenang dalam rengkuhan ‘Allah Maha Besar’. Dengan itu, ia bisa berkata kepada kalbunya yang sedang mendapat bisikan bahwa pengaturan urusan alam dan pengelolaan- nya dalam sebuah tatanan yang mengagumkan yang bisa disaksikan oleh mereka yang mempunyai penglihatan hanya bisa ditafsirkan lewat dua cara:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Pertama, ia adalah sesuatu yang mungkin terjadi sekaligus sebagai mukjizat yang luar biasa. Sebab, tanda-tanda yang mengagum- kan semacam ini pastilah bersumber dari sebuah kreasi luar biasa dan lewat cara yang luar biasa pula. Yaitu bahwa semua entitas hanya tercipta lewat rububiyah Sang Maha Esa serta lewat kehendak dan kekuasaan-Nya. Ia menjadi bukti atas keberadaan Allah selaras dengan jumlah atom di dalamnya.
'''Birinci yol:''' Mümkündür fakat gayet azîmdir ve hârikadır. Zaten böyle hârika bir eser, bir hârika sanat ile çok acib bir yol ile olur. O yol ise mevcudat belki zerrat adedince vücudunun şahitleri bulunan bir Zat-ı Ehad ve Samed’in rububiyetiyle ve irade ve kudretiyle olmasıdır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kedua, jalan kekufuran dan kemusyrikan yang sukar dimengerti ditinjau dari semua sisi. Ia tidak logis dan bahkan mustahil. Sebab, setiap entitas yang terdapat di alam, bahkan setiap atom, diharuskan memiliki sifat ketuhanan yang mutlak, pengetahuan yang luas, serta kekuasaan yang komprehensif dan tak terhingga. Hal itu agar goresan kreasi yang indah dan sempurna tampil dalam sebuah tatanan dan kerapian yang mengagumkan, serta dalam ukuran dan karakter yang tepat. Itulah yang kami katakan tak mungkin dan mustahil. Kami telah menjelaskan hal tersebut dengan dalil-dalil yang kuat pada “Surat Kedua Puluh” dalam buku al-Maktûbât, “Kalimat Kedua Puluh Dua” dalam buku al-Kalimât, serta pada beberapa risalah lainnya.
'''İkinci yol:''' Hiçbir cihet-i imkânı olmayan ve imtina derecesinde müşkülatlı ve hiçbir cihette makul olmayan şirk ve küfür yoludur. Çünkü Yirminci Mektup ve Yirmi İkinci Söz gibi çok risalelerde gayet kat’î ispat edildiği üzere: O vakit kâinatın her bir mevcudunda ve hattâ her bir zerresinde bir uluhiyet-i mutlaka ve bir ilm-i muhit ve hadsiz bir kudret bulunmak lâzım geliyor. Tâ ki mevcudatta bilmüşahede görünen nihayet derecede nizam ve intizam ve gayet hassas mizan ve imtiyaz ile mükemmel ve müzeyyen olan nukuş-u sanat vücud bulabilsin.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kesimpulan: Seandainya rububiyah yang agung tidak layak untuk mengatur semua urusan, berarti yang berlaku adalah sesuatu yang tidak logis. Bahkan setan itu sendiri tidak sampai memaksa seseorang untuk masuk ke wilayah yang mustahil ini dengan melarikan diri dari keagungan dan kebesaran-Nya yang layak dan pantas ada.
Elhasıl, eğer tam lâyık ve tam yerinde olan azametli ve kibriyalı rububiyet olmazsa, o vakit her cihetçe gayr-ı makul ve mümteni bir yol takip etmek lâzım gelecek. Lâyık ve lâzım olan azametten kaçmakla, muhal ve imtinaa girmeyi, şeytan dahi teklif edemez.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="İkinci_Nokta:"></span>
=== İkinci Nokta: ===
===Poin Kedua===
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Bisikan setan yang penting adalah membuat manusia tidak mengakui kesalahannya agar menutup jalur ampunan dan perlindungan serta membangkitkan rasa egoisme jiwanya untuk selalu membela diri dan merasa tidak bersalah
Şeytanın mühim bir desisesi: '''İnsana kusurunu itiraf ettirmemektir.''' Tâ ki istiğfar ve istiaze yolunu kapasın. Hem nefs-i insaniyenin enaniyetini tahrik edip tâ ki nefis kendini avukat gibi müdafaa etsin âdeta taksirattan takdis etsin.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ya, jiwa manusia yang telah terkena bujukan setan tidak ingin melihat kesalahannya sendiri. Bahkan ketika kesalahannya terlihat, ia akan segera memberikan penafsiran yang beraneka ragam. Sehingga ia melihat diri dan amal perbuatannya dengan pandangan cinta se- perti yang diungkapkan oleh seorang penyair:“Mata cinta terlalu suram untuk melihat kekurangan”. Karena itu, ia tidak bisa melihat aib. Sebagai akibatnya, ia tidak mengakui kelalaiannya serta tidak memohon ampunan dan per- lindungan Tuhan. Dengan begitu ia menjadi bahan tertawaan setan. Anehnya, mengapa ia bisa percaya dan bersandar kepada nafsu am- mârah. Padahal al-Qur’an telah menjelaskan lewat lisan Nabi Yusuf.“Aku tidak menyatakan diriku bebas dari kesalahan. Sebab, sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada keburukan, kecuali (nafsu) yang dikasihi oleh Tuhanku.” (QS. Yûsuf [12]: 53).
Evet şeytanı dinleyen bir nefis, kusurunu görmek istemez; görse de yüz tevil ile tevil ettirir. وَ عَي۟نُ الرِّضَا عَن۟ كُلِّ عَي۟بٍ كَلٖيلَةٌ sırrıyla: Nefsine nazar-ı rıza ile baktığı için ayıbını görmez. Ayıbını görmediği için itiraf etmez, istiğfar etmez, istiaze etmez; şeytana maskara olur. Hazret-i Yusuf aleyhisselâm gibi bir Peygamber-i Âlîşan وَمَٓا اُبَرِّئُ نَف۟سٖٓى اِنَّ النَّف۟سَ لَاَمَّارَةٌ بِالسُّٓوءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبّٖى dediği halde, nasıl nefse itimat edilebilir?
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Siapa yang mencurigai nafsunya, ia akan melihat kesalahannya. Siapa yang mengakui kesalahannya akan segera beristigfar kepada Tuhannya. Siapa yang beristigfar, akan meminta perlindungan-Nya dari godaan setan yang terkutuk. Pada saat itulah ia selamat dari
Nefsini ittiham eden, kusurunu görür. Kusurunu itiraf eden, istiğfar eder. İstiğfar eden, istiaze eder. İstiaze eden, şeytanın şerrinden kurtulur. Kusurunu görmemek o kusurdan daha büyük bir kusurdur. Ve kusurunu itiraf etmemek, büyük bir noksanlıktır. Ve kusurunu görse o kusur, kusurluktan çıkar; itiraf etse affa müstahak olur.
berbagai kejahatan. Merupakan sebuah kesalahan besar kalau manusia tidak melihat cacatnya. Juga, merupakan aib yang paling hebat kalau ia tidak mau mengakui kekurangannya. Orang yang mau melihat aib dan kesalahannya akan terhindar dari kesalahan tersebut. Sehingga ketika telah mengakui ia berhak mendapat ampunan.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="Üçüncü_Nokta:"></span>
=== Üçüncü Nokta: ===
===Poin Ketiga===
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Salah satu bisikan setan yang merusak kehidupan sosial manusia adalah sebagai berikut:Sebuah kesalahan yang dilakukan oleh seorang mukmin bisa menutupi semua kebaikannya. Mereka yang tidak adil yang mendengar tipu muslihat setan tersebut akan memusuhi seorang mukmin. Padahal ketika Allah menimbang seluruh amal perbuatan para hambadengan timbangan-Nya yang agung dan keadilan-Nya yang mutlak di hari kebangkitan nanti—Dia melihat pada beratnya kebaikan dan kejahatan yang ada. Bisa jadi dengan satu kebaikan saja Allah menghapuskan dosa yang banyak. Sebab, melakukan kejahatan dan dosa sangat mudah dan fasilitasnya banyak.Karena itu, interaksi dan bermuamalah di dunia ini mestinya mempergunakan semacam timbangan keadilan Ilahi di atas. Apabila kebaikan seseorang, dari segi kuantitas dan kualitas, lebih banyak daripada kejahatannya, maka ia layak dicintai dan dihormati. Bahkan kejahatannya yang banyak itu bisa dimaafkan dan diampuni dengan melihat pada satu kebaikan yang mempunyai kualitas istimewa.
İnsanın hayat-ı içtimaiyesini ifsad eden bir desise-i şeytaniye şudur ki: '''Bir mü’minin bir tek seyyiesiyle, bütün hasenatını örter.''' Şeytanın bu desisesini dinleyen insafsızlar, mü’mine adâvet ederler. Halbuki Cenab-ı Hak haşirde adalet-i mutlaka ile mizan-ı ekberinde a’mal-i mükellefîni tarttığı zaman, hasenatı seyyiata galibiyeti, mağlubiyeti noktasında hükmeyler. Hem seyyiatın esbabı çok ve vücudları kolay olduğundan, bazen bir tek hasene ile çok seyyiatını örter. Demek bu dünyada, o adalet-i İlahiye noktasında muamele gerektir. '''Eğer bir adamın iyilikleri fenalıklarına kemiyeten veya keyfiyeten ziyade gelse o adam muhabbete ve hürmete müstahaktır.''' Belki kıymettar bir tek hasene ile çok seyyiatına nazar-ı af ile bakmak lâzımdır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Namun, akibat bisikan setan dan akibat sifat zalim, manusia melupakan seratus kebaikan saudaranya yang mukmin hanya karena satu kesalahan yang dilakukannya. Akhirnya, ia memusuhi saudaranya tersebut dan melakukan dosa. Sebagaimana sayap nyamuk yang ada di depan mata bisa menghalangi penglihatan kita untuk melihat gunung yang besar. Demikian pula dengan rasa dengki. Ia bisa mem- buat kesalahan yang sebesar sayap nyamuk menutupi kebaikan sebesar gunung. Ketika itu manusia akan melupakan kebaikan-kebaikan yang ada, mulai memusuhi saudaranya yang mukmin, serta menjadi alat penghancur bagi kehidupan sosial masyarakat mukmin.
Halbuki insan, fıtratındaki zulüm damarıyla, şeytanın telkiniyle, bir zatın yüz hasenatını bir tek seyyie yüzünden unutur, mü’min kardeşine adâvet eder, günahlara girer. Nasıl bir sinek kanadı göz üstüne bırakılsa bir dağı setreder, göstermez. Öyle de insan garaz damarıyla, sinek kanadı kadar bir seyyie ile dağ gibi hasenatı örter, unutur; mü’min kardeşine adâvet eder, insanların hayat-ı içtimaiyesinde bir fesat âleti olur.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ada bisikan setan lainnya yang sama-sama merusak kese- lamatan berpikir seorang mukmin dan mengganggu cara pandangnya terhadap berbagai hakikat keimanan. Yaitu setan berusaha meng- hapus ratusan bukti kuat seputar hakikat keimanan lewat sebuah keraguan yang menjadi dalil pengingkarannya. Padahal ada sebuah kaidah yang berbunyi,
Şeytanın bu desisesine benzer diğer bir desise ile insanın selâmet-i fikrini ifsad ediyor, hakaik-i imaniyeye karşı sıhhat-i muhakemeyi bozuyor ve istikamet-i fikriyeyi ihlâl ediyor. Şöyle ki:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Satu bukti yang kuat mengalahkan banyak penafian.” Keberadaan seorang saksi yang kuat dalam sebuah perka- ra bisa menjadi pegangan dan bisa mengalahkan seratus orang yang mengingkari dan menolaknya.Kami akan menjelaskan hakikat di atas dengan contoh berikut:
Bir hakikat-i imaniyeye dair yüzer delail-i ispatiyenin hükmünü, nefyine delâlet eden bir emare ile kırmak ister. Halbuki kaide-i mukarreredir ki: “Bir ispat edici, çok nefyedicilere tereccuh ediyor.” Bir davaya müsbit bir şahidin hükmü, yüz nâfîlere râcih olur. Bu hakikate bu temsil ile bak. Şöyle ki:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sebuah bangunan yang besar memiliki ratusan pintu yang terkunci. Bangunan tersebut baru bisa dimasuki dengan membuka salah satu pintu darinya. Dengan membuka pintu tersebut, pintu-pintu yang lain akan ikut terbuka. Dan bisa saja ada sebagian pintu yang masih tertutup dan tak dapat dimasuki.
Bir saray, yüzer kapalı kapıları var. Bir tek kapı açılmasıyla o saraya girilebilir, öteki kapılar da açılır. Eğer bütün kapılar açık olsa, bir iki tanesi kapansa o saraya girilemeyeceği söylenemez.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Hakikat keimanan sama seperti bangunan besar tersebut. Setiap bukti yang kuat merupakan kunci yang membuka pintu tertentu. Tidak mungkin kita mengingkari dan berpaling dari hakikat keimanan tersebut hanya karena masih ada pintu yang tertutup di antara ratusan pintu yang terbuka. Namun, akibat kebodohan dan kelalaian sebagian manusia, setan masih bisa mempengaruhi mereka. Setan berkata pada mereka, “Bangunan ini tidak bisa dimasuki,” seraya menunjuk salah satu pintu yang tertutup. Hal itu tidak lain untuk menggugurkan semua bukti nyata. Selanjutnya, setan menipu mereka dengan berkata, “Istana ini tidak mungkin bisa dimasuki selamanya, bahkan ia bukan istana dan di dalamnya tidak ada apa-apa.”
İşte hakaik-i imaniye o saraydır. Her bir delil, bir anahtardır, ispat ediyor, kapıyı açıyor. Bir tek kapının kapalı kalmasıyla o hakaik-i imaniyeden vazgeçilmez ve inkâr edilemez. Şeytan ise bazı esbaba binaen ya gaflet veya cehalet vasıtasıyla kapalı kalmış olan bir kapıyı gösterir, ispat edici bütün delilleri nazardan ıskat ediyor. “İşte bu saraya girilmez, belki saray değildir, içinde bir şey yoktur.” der kandırır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai manusia yang papa yang diuji dengan tipu daya setan! Jika engkau mengharapkan keselamatan dalam kehidupan beragama, kehidupan pribadi, dan kehidupan sosial, lalu engkau ingin berpikir sehat, kelurusan dalam memandang, dan kejernihan kalbu, maka timbanglah amal dan lintasan pikiranmu dengan timbangan al-Qur’an dan sunnah. Jadikan al-Qur’an sebagai penuntunmu dan sunnah sebagai pembimbingmu. Mintalah kepada Allah Yang Mahatinggi dan Kuasa dengan berucap:‘Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk’.
'''İşte ey şeytanın desiselerine müptela olan bîçare insan! Hayat-ı diniye, hayat-ı şahsiye ve hayat-ı içtimaiyenin selâmetini dilersen ve sıhhat-i fikir ve istikamet-i nazar ve selâmet-i kalp istersen; muhkemat-ı Kur’aniyenin mizanlarıyla ve sünnet-i seniyenin terazileriyle a’mal ve hatıratını tart ve Kur’an’ı ve sünnet-i seniyeyi daima rehber yap ve''' '''اَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّي۟طَانِ الرَّجٖيمِ'''  '''de, Cenab-ı Hakk’a ilticada bulun.'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Itulah tiga belas isyarat yang merupakan kunci pembuka benteng yang kokoh dan kuat dari surah terakhir al-Qur’an. la berisi permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan setan terkutuk sekaligus keterangan rinci tentangnya. Karena itu, bukalah ia den- gan kunci-kunci ini, lalu masukilah.
İşte bu on üç işaret, on üç anahtardır. Kur’an-ı Mu’cizü’l-Beyan’ın en âhirki suresi ve اَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّي۟طَانِ الرَّجٖيمِ in mufassalı ve madeni olan
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
اَس۟تَعٖيذُ بِاللّٰهِ بِس۟مِ اللّٰهِ الرَّح۟مٰنِ الرَّحٖيمِ
اَس۟تَعٖيذُ بِاللّٰهِ بِس۟مِ اللّٰهِ الرَّح۟مٰنِ الرَّحٖيمِ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Katakan, Aku berlindung kepada Tuhan manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan setan biasa bersembunyi, yang memberikan bisikan ke dalam dada manusia, dari golongan Jin dan manusia.”
قُل۟ اَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ۝ مَلِكِ النَّاسِ ۝ اِلٰهِ النَّاسِ ۝ مِن۟ شَرِّ ال۟وَس۟وَاسِ ال۟خَنَّاسِ ۝ اَلَّذٖى يُوَس۟وِسُ فٖى صُدُورِ النَّاسِ ۝ مِنَ ال۟جِنَّةِ وَ النَّاسِ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Pasti engkau akan mendapatkan kedamaian, ketenangan, dan keselamatan.
suresinin hısn-ı hasîni ve kale-i metininin kapısını o on üç anahtarla aç, gir, selâmeti bul!
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ucapkanlah, Aku berlindung kepada-Mu wahai Tuhan dari godaan setan.
سُب۟حَانَكَ لَا عِل۟مَ لَنَٓا اِلَّا مَا عَلَّم۟تَنَٓا اِنَّكَ اَن۟تَ ال۟عَلٖيمُ ال۟حَكٖيمُ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Dan aku berlindung kepada-Mu wahai Tuhan dari kedatangan mereka kepadaku.”
رَبِّ اَعُوذُ بِكَ مِن۟ هَمَزَاتِ الشَّيَاطٖينِ ۝ وَاَعُوذُ بِكَ رَبِّ اَن۟ يَح۟ضُرُونِ
</div>






<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
------
------
<center> [[On İkinci Lem'a]] ⇐ [[Lem'alar]] | ⇒ [[On Dördüncü Lem'a]] </center>
<center> [[On İkinci Lem'a/id|CAHAYA KEDUA BELAS]] ⇐ | [[Lem'alar/id|Al-Lama’ât]] | ⇒ [[On Dördüncü Lem'a/id|CAHAYA KEEMPAT BELAS]] </center>
------
------
</div>