İçeriğe atla

On Altıncı Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Tiba-tiba terbetik dalam benakku bahwa dorongan untuk mengunjungi rambut-rambut tersebut hanyalah merupakan perantara semata. la adalah sarana yang menyebabkan kita mengirimkan salawat kepada Rasul. Serta merupakan sumbu cinta dan penghormatan kita kepada beliau. Karena itu, jangan terfokus kepada sarananya semata. Tetapi posisikan ia sebagai sarana sehingga kalaupun ia bukan rambut beliau yang hakiki, ia tetap berfungsi sebagai sarana. Jadi, rambut ters..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Terlintas pula dalam pikiranku, apakah rambut yang ada di setiap masjid seperti terdapat dalam hadis sahih juga merupakan rambut beliau sehingga kunjungan kita kepadanya merupakan sesuatu yang maqbul?" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Tiba-tiba terbetik dalam benakku bahwa dorongan untuk mengunjungi rambut-rambut tersebut hanyalah merupakan perantara semata. la adalah sarana yang menyebabkan kita mengirimkan salawat kepada Rasul. Serta merupakan sumbu cinta dan penghormatan kita kepada beliau. Karena itu, jangan terfokus kepada sarananya semata. Tetapi posisikan ia sebagai sarana sehingga kalaupun ia bukan rambut beliau yang hakiki, ia tetap berfungsi sebagai sarana. Jadi, rambut ters..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
64. satır: 64. satır:
Terlintas pula dalam pikiranku, apakah rambut yang ada di setiap masjid seperti terdapat dalam hadis sahih juga merupakan rambut beliau sehingga kunjungan kita kepadanya merupakan sesuatu yang maqbul?
Terlintas pula dalam pikiranku, apakah rambut yang ada di setiap masjid seperti terdapat dalam hadis sahih juga merupakan rambut beliau sehingga kunjungan kita kepadanya merupakan sesuatu yang maqbul?


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Tiba-tiba terbetik dalam benakku bahwa dorongan untuk mengunjungi rambut-rambut tersebut hanyalah merupakan perantara semata. la adalah sarana yang menyebabkan kita mengirimkan salawat kepada Rasul. Serta merupakan sumbu cinta dan penghormatan kita kepada beliau. Karena itu, jangan terfokus kepada sarananya semata. Tetapi posisikan ia sebagai sarana sehingga kalaupun ia bukan rambut beliau yang hakiki, ia tetap berfungsi sebagai sarana. Jadi, rambut tersebut merupakan sarana dan perantara untuk menghormati, mencintai, dan mengirimkan salawat kepada beliau.Dengan demikian, tidak perlu ada sanad kuat untuk memastikan dan menentukan keberadaan rambut tersebut. Yang penting tidak ada dalil kuat yang bertentangan dengannya. Sebab, apa yang diterima oleh orang-orang, serta apa yang direspon dan diridhai oleh umat sudah menjadi sejenis dalil. Bahkan meskipun ada sebagian orang yang keberatan dengan hal tersebut, entah karena ketakwaan mereka ataupun karena kehati-hatian mereka, keberatan tersebut hanya tertuju pada rambut-rambut tertentu saja. Meskipun mereka katakan bid’ah, maka ia termasuk ke dalam bid’ah hasanah (baik), sebab menjadi sarana untuk bersalawat kepada Rasul.
Birden hatıra geldi ki o saçların ziyareti, vesiledir. Resul-i Ekrem aleyhissalâtü vesselâma karşı salavat getirmeye sebep ve bir hürmet ve muhabbete medardır. '''Vesilelik ciheti o şeyin zatına bakmaz, vesilelik cihetine bakar.''' Onun için eğer bir saç hakiki olarak Lihye-i Saadetten olmazsa, madem zâhir hale göre öyle telakki edilmiş ve o vesilelik vazifesini yapıyor ve hürmete ve teveccühe ve salavata vesile oluyor; kat’î senet ile o saçın zatını teşhis ve tayin lâzım değildir. Yalnız, aksine kat’î delil olmasın, yeter. Çünkü '''telakkiyat-ı âmme ve kabul-ü ümmet, bir nevi hüccet hükmüne geçer.''' Bazı ehl-i takva böyle işlerde, ya takva veya ihtiyat veya azîmet noktasında ilişseler de hususi ilişirler. Bid’a da deseler, bid’a-i hasene nevinde dâhildir. Çünkü vesile-i salavattır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Dalam surat tersebut, Ra’fat berkata bahwa masalah ini telah menjadi bahan perdebatan di antara saudara-saudara. Maka aku mewasiatkan kepada saudara-saudara semua untuk tidak berdebat dalam hal yang bisa menyebabkan timbulnya perpecahan. Yang wajib mereka lakukan adalah belajar berdiskusi tanpa disertai perselisihan dan dalam kerangka tukar pikiran.
Re’fet Bey mektubunda diyor: “Bu mesele ihvanlar beyninde medar-ı münakaşa olmuş.” '''Kardeşlerime tavsiye ediyorum ki inşikaka ve iftiraka sebebiyet veren münakaşa etmesinler. Yalnız müdavele-i efkâr suretinde nizâsız mübahaseye alışsınlar.'''
</div>