96.334
düzenleme
("Bukti nyata lain adalah ayam jantan misalnya. Ia lebih mementingkan ayam betina daripada dirinya sendiri. Ia tinggalkan rezeki yang ia peroleh untuk ayam betina tanpa ada yang dimakannya. Ia melakukan tugasnya yang penting itu dengan sangat senang, bangga, dan nikmat. Dengan begitu, kenikmatan yang ada pada pengabdian tersebut lebih besar daripada kenikmatan pada makan itu sendiri." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Demikian pula dengan ayam betina yang menjaga anak-anaknya. Ia lebih mementingkan mereka ketimbang dirinya sendiri. Ia membiarkan dirinya lapar demi mengenyangkan anak-anaknya. Bahkan ia juga rela berkorban demi mereka. Ia hadapi anjing yang menyerang demi menjaga kelangsungan hidup anaknya.Dengan demikian, di dalam pengabdian terdapat kenikmatan yang melebihi segala sesuatu. Bahkan kenikmatan tersebut mengalahkan rasa lapar dan sakitnya mati. Para induk..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
198. satır: | 198. satır: | ||
Bukti nyata lain adalah ayam jantan misalnya. Ia lebih mementingkan ayam betina daripada dirinya sendiri. Ia tinggalkan rezeki yang ia peroleh untuk ayam betina tanpa ada yang dimakannya. Ia melakukan tugasnya yang penting itu dengan sangat senang, bangga, dan nikmat. Dengan begitu, kenikmatan yang ada pada pengabdian tersebut lebih besar daripada kenikmatan pada makan itu sendiri. | Bukti nyata lain adalah ayam jantan misalnya. Ia lebih mementingkan ayam betina daripada dirinya sendiri. Ia tinggalkan rezeki yang ia peroleh untuk ayam betina tanpa ada yang dimakannya. Ia melakukan tugasnya yang penting itu dengan sangat senang, bangga, dan nikmat. Dengan begitu, kenikmatan yang ada pada pengabdian tersebut lebih besar daripada kenikmatan pada makan itu sendiri. | ||
Demikian pula dengan ayam betina yang menjaga anak-anaknya. Ia lebih mementingkan mereka ketimbang dirinya sendiri. Ia membiarkan dirinya lapar demi mengenyangkan anak-anaknya. Bahkan ia juga rela berkorban demi mereka. Ia hadapi anjing yang menyerang demi menjaga kelangsungan hidup anaknya.Dengan demikian, di dalam pengabdian terdapat kenikmatan yang melebihi segala sesuatu. Bahkan kenikmatan tersebut mengalahkan rasa lapar dan sakitnya mati. Para induk hewan merasakan kenikmatan yang luar biasa tatkala bisa memberikan perlindungan kepada anak-anaknya yang masih kecil. Namun ketika anaknya itu tumbuh dewasa sehingga tugas sang induk pun selesai, maka kenikmatan tadi menjadi hilang. Sang induk mulai memukul anak yang tadinya ia jaga bahkan kadangkala ia juga merebut makanan anaknya. Inilah hukum Tuhan yang berlaku pada hewan. Tentu saja hal ini berbeda dengan manusia. Dalam kehidupan manusia tugas seorang ibu dengan kualitas tertentu terus berlangsung. Sebab, sifat kekanakan senantiasa terdapat dalam diri manusia di mana kelemahan dan ketidakberdayaan selalu menyertainya sepanjang hidup. Karena itu, ia membutuhkan rasa kasih sayang setiap waktu. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme