İçeriğe atla

Yirmi Beşinci Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Bibi dari Sulaiman—seorang lelaki dari Barla yang telah setia menjadi pelayanku tanpa pernah bosan atau berkecil hati selama kurang lebih delapan tahun—telah terkena sebuah musibah. Bibi itu terkena penyakit buta sehingga matanya tak bisa melihat. Karena wanita salehah itu menaruh prasangka baik terhadapku, ia meminta tolong kepadaku ketika aku hendak pergi ke masjid dengan berkata, “Tolong doakan aku demi kesembuhan mataku ini”. Maka, aku pun me..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Wahai penderita sakit yang tertutup kedua matanya! Jika engkau mengetahui bahwa ada cahaya dan ‘mata maknawi’ di balik tirai yang menutupi mata orang beriman, pasti engkau akan berkata, “Ribuan terima kasih kuucapkan kepada Tuhanku Yang Maha Pengasih”. Sebagai penjelasan atas hal itu, aku akan mengetengahkan ke- jadian berikut:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Bibi dari Sulaiman—seorang lelaki dari Barla yang telah setia menjadi pelayanku tanpa pernah bosan atau berkecil hati selama kurang lebih delapan tahun—telah terkena sebuah musibah. Bibi itu terkena penyakit buta sehingga matanya tak bisa melihat. Karena wanita salehah itu menaruh prasangka baik terhadapku, ia meminta tolong kepadaku ketika aku hendak pergi ke masjid dengan berkata, “Tolong doakan aku demi kesembuhan mataku ini”. Maka, aku pun me..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
194. satır: 194. satır:
Sebagai penjelasan atas hal itu, aku akan mengetengahkan ke- jadian berikut:
Sebagai penjelasan atas hal itu, aku akan mengetengahkan ke- jadian berikut:


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Bibi dari Sulaiman—seorang lelaki dari Barla yang telah setia menjadi pelayanku tanpa pernah bosan atau berkecil hati selama kurang lebih delapan tahun—telah terkena sebuah musibah. Bibi itu terkena penyakit buta sehingga matanya tak bisa melihat. Karena wanita salehah itu menaruh prasangka baik terhadapku, ia meminta tolong kepadaku ketika aku hendak pergi ke masjid dengan berkata, “Tolong doakan aku demi kesembuhan mataku ini”. Maka, aku pun menjadikan kesalehan wanita penuh berkah tadi sebagai penolong dan penyokong doaku. Aku berdoa, “Ya Allah, wahai Tuhan kami, dengan mulianya kesalehan wanita ini, bukakanlah penglihatannya!”.Pada hari berikutnya, seorang dokter spesialis mata dari daerah Burdur(*<ref>*Kota yang terletak di Turki Selatan.</ref>)datang dan mengobati wanita tadi sehingga Allah pun memulihkan penglihatannya. Empat puluh hari kemudian, matanya kembali buta seperti semula.
Bana sekiz sene kemal-i sadakatle hiç gücendirmeden hizmet eden Barlalı Süleyman’ın halasının, bir vakit gözü kapandı. O saliha kadın, bana karşı haddimden yüz derece fazla hüsn-ü zan ederek “Gözümün açılması için dua et.” diyerek, cami kapısında beni yakaladı. Ben de o mübarek ve meczube kadının salahatini duama şefaatçi yapıp “Yâ Rabbî, onun salahati hürmetine onun gözünü aç.” diye yalvardım. İkinci gün Burdurlu bir göz hekimi geldi, gözünü açtı. Kırk gün sonra yine gözü kapandı. Ben çok müteessir oldum, çok dua ettim. İnşâallah o dua, âhireti için kabul olmuştur. Yoksa benim o duam, onun hakkında gayet yanlış bir beddua olurdu. Çünkü eceli kırk gün kalmıştı. Kırk gün sonra –Allah rahmet etsin– vefat eyledi.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">