İçeriğe atla

Yirmi Beşinci Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Namun, manakala manusia terkena penyakit dan mengetahui kelemahan dan kepapaannya di bawah tekanan derita sakit, ketika itulah muncul rasa hormatnya kepada saudaranya yang mukmin, yang merawatnya atau yang datang menjenguknya. Pada saat yang sama, ia memiliki rasa kemanusiaan terhadap mereka yang terkena bencana dan musibah seperti dirinya. Dari kalbunya muncul rasa belas kasihan terhadap mereka semua. Jika mampu, ia akan segera mengulurkan bantuan dan p..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Allah berfirman:“Sesungguhnya manusia melampaui batas dengan melihat dirinya serba cukup.” (QS. al-`Alaq [96]: 6-7).Ayat di atas menegaskan bahwa nafsu ammârah yang terdapat dalam sifat acuh—akibat dari adanya kesehatan—akan membuatnya tidak menghormati saudara sendiri. Disamping akan membuatnya tidak memiliki rasa sayang dan simpati terhadap mereka yang terkena musibah dan penyakit." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Namun, manakala manusia terkena penyakit dan mengetahui kelemahan dan kepapaannya di bawah tekanan derita sakit, ketika itulah muncul rasa hormatnya kepada saudaranya yang mukmin, yang merawatnya atau yang datang menjenguknya. Pada saat yang sama, ia memiliki rasa kemanusiaan terhadap mereka yang terkena bencana dan musibah seperti dirinya. Dari kalbunya muncul rasa belas kasihan terhadap mereka semua. Jika mampu, ia akan segera mengulurkan bantuan dan p..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
223. satır: 223. satır:
Allah  berfirman:“Sesungguhnya manusia melampaui batas dengan melihat dirinya serba cukup.” (QS. al-`Alaq [96]: 6-7).Ayat di atas menegaskan bahwa nafsu ammârah yang terdapat dalam sifat acuh—akibat dari adanya kesehatan—akan membuatnya tidak menghormati saudara sendiri. Disamping akan membuatnya tidak memiliki rasa sayang dan simpati terhadap mereka yang terkena musibah dan penyakit.
Allah  berfirman:“Sesungguhnya manusia melampaui batas dengan melihat dirinya serba cukup.” (QS. al-`Alaq [96]: 6-7).Ayat di atas menegaskan bahwa nafsu ammârah yang terdapat dalam sifat acuh—akibat dari adanya kesehatan—akan membuatnya tidak menghormati saudara sendiri. Disamping akan membuatnya tidak memiliki rasa sayang dan simpati terhadap mereka yang terkena musibah dan penyakit.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Namun, manakala manusia terkena penyakit dan mengetahui kelemahan dan kepapaannya di bawah tekanan derita sakit, ketika itulah muncul rasa hormatnya kepada saudaranya yang mukmin, yang merawatnya atau yang datang menjenguknya. Pada saat yang sama, ia memiliki rasa kemanusiaan terhadap mereka yang terkena bencana dan musibah seperti dirinya. Dari kalbunya
Ne vakit hasta olsa o hastalıkta aczini ve fakrını anlar, lâyık-ı hürmet olan ihvanlarına ihtiram eder. Ziyaretine gelen veya ona yardım eden mü’min kardeşlerine karşı hürmeti hisseder. Ve rikkat-i cinsiyeden gelen şefkat-i insaniye ve en mühim bir haslet-i İslâmiye olan musibetzedelere karşı merhameti hissedip, onları nefsine kıyas ederek, onlara tam manasıyla acır, şefkat eder, elinden gelse muavenet eder, hiç olmazsa dua eder, hiç olmazsa şer’an sünnet olan keyfini sormak için ziyaretine gider, sevap kazanır.
muncul rasa belas kasihan terhadap mereka semua. Jika mampu, ia akan segera mengulurkan bantuan dan pertolongan. Sementara jika tidak mampu, ia akan berdoa untuk mereka atau mengunjungi dan menghibur mereka sebagai wujud pelaksanaan sunnah sehingga ia pun mendapatkan pahala yang besar.(*<ref>*Lihat: Muslim, al-Birru, 40; Abu Daud, al-Janâiz, 7; Ibnu Majah, al-Janâiz, 1, 2; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad, 2/344, 354; Ibnu Hibbân, ash-Sahih, 7/228; dan al-Bai- haqi, Syu`ab al-Îmân, 6/493.</ref>)
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">