86.184
düzenleme
("Allah berfirman:“Sesungguhnya manusia melampaui batas dengan melihat dirinya serba cukup.” (QS. al-`Alaq [96]: 6-7).Ayat di atas menegaskan bahwa nafsu ammârah yang terdapat dalam sifat acuh—akibat dari adanya kesehatan—akan membuatnya tidak menghormati saudara sendiri. Disamping akan membuatnya tidak memiliki rasa sayang dan simpati terhadap mereka yang terkena musibah dan penyakit." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Namun, manakala manusia terkena penyakit dan mengetahui kelemahan dan kepapaannya di bawah tekanan derita sakit, ketika itulah muncul rasa hormatnya kepada saudaranya yang mukmin, yang merawatnya atau yang datang menjenguknya. Pada saat yang sama, ia memiliki rasa kemanusiaan terhadap mereka yang terkena bencana dan musibah seperti dirinya. Dari kalbunya muncul rasa belas kasihan terhadap mereka semua. Jika mampu, ia akan segera mengulurkan bantuan dan p..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
223. satır: | 223. satır: | ||
Allah berfirman:“Sesungguhnya manusia melampaui batas dengan melihat dirinya serba cukup.” (QS. al-`Alaq [96]: 6-7).Ayat di atas menegaskan bahwa nafsu ammârah yang terdapat dalam sifat acuh—akibat dari adanya kesehatan—akan membuatnya tidak menghormati saudara sendiri. Disamping akan membuatnya tidak memiliki rasa sayang dan simpati terhadap mereka yang terkena musibah dan penyakit. | Allah berfirman:“Sesungguhnya manusia melampaui batas dengan melihat dirinya serba cukup.” (QS. al-`Alaq [96]: 6-7).Ayat di atas menegaskan bahwa nafsu ammârah yang terdapat dalam sifat acuh—akibat dari adanya kesehatan—akan membuatnya tidak menghormati saudara sendiri. Disamping akan membuatnya tidak memiliki rasa sayang dan simpati terhadap mereka yang terkena musibah dan penyakit. | ||
Namun, manakala manusia terkena penyakit dan mengetahui kelemahan dan kepapaannya di bawah tekanan derita sakit, ketika itulah muncul rasa hormatnya kepada saudaranya yang mukmin, yang merawatnya atau yang datang menjenguknya. Pada saat yang sama, ia memiliki rasa kemanusiaan terhadap mereka yang terkena bencana dan musibah seperti dirinya. Dari kalbunya | |||
muncul rasa belas kasihan terhadap mereka semua. Jika mampu, ia akan segera mengulurkan bantuan dan pertolongan. Sementara jika tidak mampu, ia akan berdoa untuk mereka atau mengunjungi dan menghibur mereka sebagai wujud pelaksanaan sunnah sehingga ia pun mendapatkan pahala yang besar.(*<ref>*Lihat: Muslim, al-Birru, 40; Abu Daud, al-Janâiz, 7; Ibnu Majah, al-Janâiz, 1, 2; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad, 2/344, 354; Ibnu Hibbân, ash-Sahih, 7/228; dan al-Bai- haqi, Syu`ab al-Îmân, 6/493.</ref>) | |||
</ | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme