İçeriğe atla

Yirmi Beşinci Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Ada seseorang yang membawa orang miskin untuk naik ke puncak menara. Pada setiap tingkat menara, orang tadi memberinya sebuah hadiah. Terakhir ia memberikan hadiah yang sangat berharga yang diberikan di puncak menara. Seharusnya si miskin tadi bersyukur dan berterima kasih atas pemberian hadiah tadi, tetapi ia justru meremehkan hadiah-hadiah tersebut, atau ia menganggapnya sebagai sesuatu yang tak berharga sehingga ia tidak bersyukur. Ia malah melihat or..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Namun orang yang berakal akan selalu mengamalkan ayat suci yang berbunyi :“Yaitu orang-orang yang jika ditimpa musibah, mereka mengucapkan: sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nyalah kami kembali.” (QS. al-Baqarah [2]: 156).Akhirnya ia menyerahkan semua urusannya kepada Allah dengan penuh kesabaran sampai penyakit tersebut selesai melaksanakan tugasnya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Ada seseorang yang membawa orang miskin untuk naik ke puncak menara. Pada setiap tingkat menara, orang tadi memberinya sebuah hadiah. Terakhir ia memberikan hadiah yang sangat berharga yang diberikan di puncak menara. Seharusnya si miskin tadi bersyukur dan berterima kasih atas pemberian hadiah tadi, tetapi ia justru meremehkan hadiah-hadiah tersebut, atau ia menganggapnya sebagai sesuatu yang tak berharga sehingga ia tidak bersyukur. Ia malah melihat or..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
256. satır: 256. satır:
Ya, dalam hal kenikmatan tak seorangpun dibenarkan melihat yang di atasnya agar keluhan tidak bergejolak pada dirinya. Namun dalam hal musibah, seseorang harus melihat orang yang lebih hebat musibahnya dan lebih parah penyakitnya agar ia bisa bersyukur dan rela dengannya. Rahasia ini telah dijelaskan dalam beberapa risalah berikut contohnya yang tepat semacam berikut:
Ya, dalam hal kenikmatan tak seorangpun dibenarkan melihat yang di atasnya agar keluhan tidak bergejolak pada dirinya. Namun dalam hal musibah, seseorang harus melihat orang yang lebih hebat musibahnya dan lebih parah penyakitnya agar ia bisa bersyukur dan rela dengannya. Rahasia ini telah dijelaskan dalam beberapa risalah berikut contohnya yang tepat semacam berikut:


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ada seseorang yang membawa orang miskin untuk naik ke puncak menara. Pada setiap tingkat menara, orang tadi memberinya sebuah hadiah. Terakhir ia memberikan hadiah yang sangat berharga yang diberikan di puncak menara. Seharusnya si miskin tadi bersyukur dan berterima kasih atas pemberian hadiah tadi, tetapi ia justru meremehkan hadiah-hadiah tersebut, atau ia menganggapnya sebagai sesuatu yang tak berharga sehingga ia tidak bersyukur. Ia malah melihat orang yang lebih tinggi darinya sembari mengeluh dan berkata, “Andaikan menara ini lebih tinggi, aku bisa mencapai tempat yang lebih tinggi dari ini! Mengapa ia tidak seperti gunung yang menjulang itu atau menara di sebelahnya?”
Bir zat, bir bîçareyi, bir minarenin başına çıkarıyor. Minarenin her basamağında ayrı ayrı birer ihsan, birer hediye veriyor. Tam minarenin başında da en büyük bir hediyeyi veriyor. O mütenevvi hediyelere karşı ondan teşekkür ve minnettarlık istediği halde; o hırçın adam, bütün o basamaklarda gördüğü hediyeleri unutup veyahut hiçe sayıp şükretmeyerek yukarıya bakar. Keşke bu minare daha uzun olsaydı, daha yukarıya çıksaydım; ne için o dağ gibi veyahut öteki minare gibi çok yüksek değil deyip şekvaya başlarsa ne kadar bir küfran-ı nimettir, bir haksızlıktır.
Seperti itulah kondisinya, ketika orang tersebut mengeluh, betapa ia yang sangat kufur nikmat, dan betapa ia sangat melampaui batas!
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">