86.184
düzenleme
("Sebab, pada dasarnya tabiat seorang mukmin adalah mulia. Jika engkau memuliakannya, ia akan tunduk kepadamu dan menjadi saudaramu. Bahkan seandainya ia hina secara lahiriah, ia tetaplah mulia dilihat dari sisi keimanannya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Seorang penyair mengatakan:Jika engkau memuliakan orang mulia, ia akan tunduk; Jika engkau memuliakan orang hina, ia akan memberontak.(*<ref>*Karya al-Mutanabbî. Lihat: al-‘Urf ath-Thayyib fî Syarh Dîwân Abî ath-Thayyib (Beirut: Dâr al-Qalam, t.t.), h.387.</ref>)Ya, kenyataan membuktikan bahwa ketika engkau berkata kepada orang jahat, “Engkau orang baik,” sering kali itu akan medorongnya menjadi baik. Sebaliknya, jika engkau mengatakan kepada..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
89. satır: | 89. satır: | ||
Sebab, pada dasarnya tabiat seorang mukmin adalah mulia. Jika engkau memuliakannya, ia akan tunduk kepadamu dan menjadi saudaramu. Bahkan seandainya ia hina secara lahiriah, ia tetaplah mulia dilihat dari sisi keimanannya. | Sebab, pada dasarnya tabiat seorang mukmin adalah mulia. Jika engkau memuliakannya, ia akan tunduk kepadamu dan menjadi saudaramu. Bahkan seandainya ia hina secara lahiriah, ia tetaplah mulia dilihat dari sisi keimanannya. | ||
< | Seorang penyair mengatakan:Jika engkau memuliakan orang mulia, ia akan tunduk; Jika engkau memuliakan orang hina, ia akan memberontak.(*<ref>*Karya al-Mutanabbî. Lihat: al-‘Urf ath-Thayyib fî Syarh Dîwân Abî ath-Thayyib (Beirut: Dâr al-Qalam, t.t.), h.387.</ref>)Ya, kenyataan membuktikan bahwa ketika engkau berkata kepada orang jahat, “Engkau orang baik,” sering kali itu akan medorongnya menjadi baik. Sebaliknya, jika engkau mengatakan kepada orang baik, “Kamu orang jahat,” mungkin saja itu membuatnya menjadi jahat. Oleh karena itu, pasanglah telinga terhadap prinsip-prinsip suci al-Qur’an berikut ini:“Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan yang tidak berguna, mereka berlalu dengan menjaga kehormatannya.” (QS. al-Furqân [25]: 72).“Dan jika kalian memaafkan, bersikap lapang, serta mengam- puni (mereka), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. at-Taghâbun [64]: 14).Dengan mengikuti prinsip al-Qur’an di atas dan yang lainnya, kesuksesan dan kebahagiaan akan tercapai. | ||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme