İçeriğe atla

Yirmi İkinci Mektup/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Apakah arif dan adil jika seorang mukmin memendam kebencian dan permusuhan selama setahun terhadap saudaranya hanya karena persoalan sepele yang sebenarnya tidak pantas menyebabkan timbulnya permusuhan selama sehari? Padahal keburukan saudaramu terhadapmu tidak pantas dinisbatkan hanya kepadanya sehingga dengan keburukan yang dilakukannya itu kamu menghukumnya. Sebab, ada beberapa hal lain yang ikut terlibat." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Kemudian, orang yang mendengki sebenarnya tidak rela terhadap takdir dan rahmat Allah. Sebab, ia merasa kecewa atas karunia- Nya terhadap orang yang didengkinya dan merasa senang atas mala- petaka yang menimpanya. Artinya, ia seakan-akan mengkritik takdir dan rahmat Allah. Sebagaimana diketahui bahwa barangsiapa mengkritik takdir Allah, ia laksana orang yang menanduk gunung; dan barangsiapa memprotes rahmat dan karunia Ilahi, ia akan terhalang darinya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Apakah arif dan adil jika seorang mukmin memendam kebencian dan permusuhan selama setahun terhadap saudaranya hanya karena persoalan sepele yang sebenarnya tidak pantas menyebabkan timbulnya permusuhan selama sehari? Padahal keburukan saudaramu terhadapmu tidak pantas dinisbatkan hanya kepadanya sehingga dengan keburukan yang dilakukannya itu kamu menghukumnya. Sebab, ada beberapa hal lain yang ikut terlibat." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
101. satır: 101. satır:
Kemudian, orang yang mendengki sebenarnya tidak rela terhadap takdir dan rahmat Allah. Sebab, ia merasa kecewa atas karunia- Nya terhadap orang yang didengkinya dan merasa senang atas mala- petaka yang menimpanya. Artinya, ia seakan-akan mengkritik takdir dan rahmat Allah. Sebagaimana diketahui bahwa barangsiapa mengkritik takdir Allah, ia laksana orang yang menanduk gunung; dan barangsiapa memprotes rahmat dan karunia Ilahi, ia akan terhalang darinya.
Kemudian, orang yang mendengki sebenarnya tidak rela terhadap takdir dan rahmat Allah. Sebab, ia merasa kecewa atas karunia- Nya terhadap orang yang didengkinya dan merasa senang atas mala- petaka yang menimpanya. Artinya, ia seakan-akan mengkritik takdir dan rahmat Allah. Sebagaimana diketahui bahwa barangsiapa mengkritik takdir Allah, ia laksana orang yang menanduk gunung; dan barangsiapa memprotes rahmat dan karunia Ilahi, ia akan terhalang darinya.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Apakah arif dan adil jika seorang mukmin memendam kebencian dan permusuhan selama setahun terhadap saudaranya hanya karena persoalan sepele yang sebenarnya tidak pantas menyebabkan timbulnya permusuhan selama sehari? Padahal keburukan saudaramu terhadapmu tidak pantas dinisbatkan hanya kepadanya sehingga dengan keburukan yang dilakukannya itu kamu menghukumnya. Sebab, ada beberapa hal lain yang ikut terlibat.
Acaba, bir gün adâvete değmeyen bir şeye, bir sene kin ve adâvetle mukabele etmeyi hangi insaf kabul eder, bozulmamış hangi vicdana sığar? Halbuki mü’min kardeşinden sana gelen bir fenalığı, bütün bütün ona verip onu mahkûm edemezsin.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">