Translations:On Dokuzuncu Lem'a/65/id
Contoh lain dapat dilihat pada banyaknya para ulama96 dan sastrawan(*[1])yang karena sifat rakus dan tamak mereka pun jatuh ke dalam kehidupan yang sangat miskin. Sementara orang-orang yang bodoh dan lemah karena mempunyai watak qana’ah, mereka hidup dalam kondisi berkecukupan. Hal itu menegaskan bahwa rezeki halal datang sesuai dengan kelemahan dan kebutuhan kita, bukan de- ngan usaha dan ikhtiar. Bahkan ia berbanding terbalik dengan upaya dan ikhtiar tersebut. Sebab, rezeki seorang anak sedikit demi sedikit berkurang, menjauh, dan bertambah sulit untuk diperoleh seiring dengan pertumbuhan ikhtiar, kehendak, dan kemampuan usahanya.Ya, sifat qana’ah merupakan modal untuk menggapai kehidupan yang lapang dan nyaman, serta penyebab ketenteraman dalam hidup. Sebaliknya, sifat tamak merupakan ladang kerugian dan kehinaan. Hal tersebut dapat dipahami dari hadis Nabi :“Qana’ah merupakan kekayaan yang tak pernah musnah.”(*[2])