Translations:Yirmi Beşinci Söz/1044/id
Selanjutnya firman Allah :“Dan kami jadikan matahari sebagai lentera.” (QS. Nûh [71]: 16). Kata (سِرَاجًا)‘lentera’ membuka sebuah jendela bagi gaya bahasa seperti di atas. Yaitu ia menerangkan keagungan Sang Pencipta dan kebaikan Sang Khalik di mana Dia mengingatkan bahwa alam ini lak- sana istana. Berbagai kebutuhan, makanan, dan perhiasan yang terdapat di dalamnya sengaja disediakan untuk manusia dan makhluk hidup. Sementara matahari hanyalah lentera yang ditundukkan untuk manusia. Dengan begitu, ia menerangkan sebuah dalil tauhid. Pasal- nya, matahari yang oleh kaum musyrik dianggap sebagai sesembahan mereka yang paling besar dan paling terang, tidak lain adalah lentera yang ditundukkan dan makhluk tak bernyawa.Jadi, pengungkapan kata (سِرَاجًا) ‘lentera’ mengingatkan kepada rahmat Khalik dalam keagungan rububiyah-Nya serta menjelaskan kemurahan-Nya dalam keluasan rahmat-Nya. Dengan cara itu, Dia menyadarkan akan kemurahan-Nya dalam keagungan kekuasaan-Nya sekaligus menerangkan keesaan-Nya. Seolah-olah Dia berkata, “Len- tera yang ditundukkan dan lampu tak bernyawa itu sama sekali tak layak disembah.”