Translations:Yirmi Dokuzuncu Lem'a/4/id

    Risale-i Nur Tercümeleri sitesinden

    Sejak tiga belas tahun yang lalu kalbuku telah menyatu dengan akal dalam menjalani proses tafakkur seperti yang diperintahkan oleh al-Qur’an. Misalnya firman Allah yang berbunyi:“Mudah-mudahan kalian mau berpikir... Mudah-mudahan mereka mau berpikir... Apakah mereka tidak merenungkan langit dan bumi yang Allah ciptakan... Tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mau berpikir”.Semua ayat di atas dan ayat-ayat lain yang serupa mendorong kita untuk melakukan sebuah proses perenungan atau tafakkur. Hal ini juga dinyatakan secara tegas oleh hadis Nabi :“Tafakkur sejenak lebih baik daripada ibadah satu tahun”.(*[1]) Dalam tiga puluh tahun ini, berbagai cahaya agung dan hakikat yang berantai masuk ke dalam akal dan kalbu di saat melakukan proses tafakkur. Karena itu, segera kutuliskan beberapa kalimat yang bukan untuk menegaskan makna dari cahaya itu. Tetapi untuk menjelaskan keberadaan cahaya tersebut sekaligus untuk memudahkan proses tafakkur di dalamnya serta untuk memelihara keteraturannya.Kalimat itu terus kubaca dalam diri dan jiwaku secara lisan lewat ungkapan bahasa Arab yang sangat beragam.

    1. *Lihat: al-‘Âjlûni, Kasyf al-Khafâ, 1/371.