Translations:Yirmi Sekizinci Mektup/175/id

    Risale-i Nur Tercümeleri sitesinden

    Apabila manusia mengonsumsi suatu nikmat yang lezat lalu menunaikan syukur atasnya, maka nikmat tersebut—lewat syukur tadi—menjadi cahaya yang menerangi. Ia menjadi salah satu buah surga ukhrawi. Di samping kelezatan yang ia terima, merenungkan bahwa ia merupakan salah satu jejak penghargaan rahmat Allah, hal itu mendatangkan kelezatan agung yang bersifat permanen dan perasaan mulia tak terhingga terhadap nikmat tersebut. Dengan begitu, orang yang bersyukur berarti telah mengirim inti dan saripati yang murni serta bahan-bahan maknawi kepada kedudukan yang mulia itu seraya meninggalkan bahan dan kulit luarnya yang telah menunaikan tugas dan tidak lagi dibutuhkan di mana ia telah berubah menjadi sampah dan kotoran yang kembali kepada unsur aslinya.