Translations:Yirmi Sekizinci Mektup/79/id

    Risale-i Nur Tercümeleri sitesinden

    Imam Rabbani dalam kedua risalahnya dan dalam sejumlah risalah yang lain berpesan, “Satukan kiblat!”(*[1])Maksudnya, ikutilah seorang imam dan mursyid; jangan sibuk dengan yang lain. Pesan tersebut saat itu tidak sejalan dengan potensi dan kondisi spiritualku. Aku mulai berpikir, “Mana yang harus kuikuti?! Apakah berjalan di belakang ini atau berjalan di belakang yang itu? Aku sangat bingung sebab masing-masing memiliki keistimewaan dan daya tarik tersendiri. Karena itu, aku tidak bisa merasa cukup dengan sa- lah satu dari keduanya.

    1. *Bunyi redaksinya, “Karena engkau menginginkan tekad yang kuat dalam memberikan perhatian, bergembiralah karena engkau kembali dalam kondisi selamat dan mendapat keberuntungan. Akan tetapi, engkau harus memperhatikan satu syarat: menyatukan kiblat (arah) orientasi. Sebab, banyaknya arah orientasi membuat diri sang salik tidak terarah. Di antara pepatah yang terkenal, “Orang yang tinggal di satu tempat sebenarnya tinggal di setiap tempat. Namun yang berpindah-pindah di antara berbagai tempat sebenarnya tidak berada di satu tempat.” Al-Maktub ke-25 dari al-Maktubat karya Imam Rabbani 1/87.