77.975
düzenleme
("Ya, hadis tersebut berbunyi, “Setiap pasangan memakai tujuh puluh pakaian yang betis sumsumnya dapat terlihat.” Ia menunjukkan bahwa pada bidadari terdapat seluruh macam perhiasan serta keinda- han fisik dan maknawi yang memuaskan perasaan, indra, cita rasa, dan berbagai perangkat halus manusia yang menyukai keindahan. Dengan kata lain, bidadari tersebut memakai tujuh puluh macam perhiasan surga di mana yang satu tidak menutupi yang lainnya. Bahkan p..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Ya Allah, masukkan kami ke dalam surga bersama orang-orang yang taat, dengan syafaat kekasih pilihan-Mu. Amin." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 14 değişikliği gösterilmiyor) | |||
49. satır: | 49. satır: | ||
Ya, hadis tersebut berbunyi, “Setiap pasangan memakai tujuh puluh pakaian yang betis sumsumnya dapat terlihat.” Ia menunjukkan bahwa pada bidadari terdapat seluruh macam perhiasan serta keinda- han fisik dan maknawi yang memuaskan perasaan, indra, cita rasa, dan berbagai perangkat halus manusia yang menyukai keindahan. Dengan kata lain, bidadari tersebut memakai tujuh puluh macam perhiasan surga di mana yang satu tidak menutupi yang lainnya. Bahkan perhi- asan yang mereka kenakan memperlihatkan semua tingkat keindahan beragam lewat fisik, diri, dan tubuh mereka lebih dari tujuh puluh kali lipat. | Ya, hadis tersebut berbunyi, “Setiap pasangan memakai tujuh puluh pakaian yang betis sumsumnya dapat terlihat.” Ia menunjukkan bahwa pada bidadari terdapat seluruh macam perhiasan serta keinda- han fisik dan maknawi yang memuaskan perasaan, indra, cita rasa, dan berbagai perangkat halus manusia yang menyukai keindahan. Dengan kata lain, bidadari tersebut memakai tujuh puluh macam perhiasan surga di mana yang satu tidak menutupi yang lainnya. Bahkan perhi- asan yang mereka kenakan memperlihatkan semua tingkat keindahan beragam lewat fisik, diri, dan tubuh mereka lebih dari tujuh puluh kali lipat. | ||
Lebih dari itu, semua perhiasan tersebut memperlihatkan hakikat petunjuk firman Allah yang berbunyi وَفٖيهَا مَا تَش۟تَهٖيهِ ال۟اَن۟فُسُ وَتَلَذُّ ال۟اَع۟يُنُ “Di dalam surga itu terdapat segala apa yang disenangi jiwa dan sedap (dipandang) mata.” (QS. az-Zukhruf [43]: 71.) | |||
وَفٖيهَا مَا تَش۟تَهٖيهِ ال۟اَن۟فُسُ وَتَلَذُّ ال۟اَع۟يُنُ | |||
Selanjutnya, hadis itu juga menjelaskan bahwa sesudah makan dan minum penduduk surga tidak memiliki kotoran. Sebab, di dalam surga tidak terdapat unsur yang bersifat kulit atau sisa yang tidak dibutuhkan.Ya, kalau pohon di dunia yang rendah ini yang berada pada tingkatan makhluk hidup terendah tidak meninggalkan kotoran meski banyak mengonsumsi, maka tidak aneh kalau mereka yang berada di tingkatan tertinggi yaitu penduduk surga tidak memiliki kotoran. | |||
'''Pertanyaan:'''Dalam sejumlah hadis disebutkan makna berikut ini: penduduk surga menikmati kerajaan seluas dunia berikut ratusan istana dan ratusan ribu bidadari. Lalu, apa kebutuhan satu orang terhadap karunia yang demikian banyak? Apa yang dituntut darinya? Bagaimana hal itu bisa terwujud? Apa makna dari hadis-hadis tersebut? | |||
''' | |||
'''Jawaban:'''Kalau manusia hanya berupa benda mati, tumbuhan, perut, atau seperti tubuh hewan, serta jasad yang bersifat sementara, sederhana, terikat dan berat, tentu ia tidak akan memiliki banyak istana dan bidadari semacam itu. Hal itu tidak layak baginya. | |||
''' | |||
Akan tetapi, manusia merupakan salah satu mukjizat ilahi yang menakjubkan. Andaikan diberi semua kerajaan dunia berikut kekayaan dan kenikmatan yang berada di dalamnya di dunia yang fana ini dan di usia yang singkat ini, tentu tidak akan memuaskan keinginannya. Sebab, terdapat banyak kebutuhan untuk sejumlah perangkat halus lainnya. | |||
Sementara, ketika manusia berada di negeri kenikmatan abadi, yang di dalamnya ia memiliki potensi tak terbatas, ia dapat mengetuk pintu rahmat yang tak terhingga dengan lisan kebutuhannya yang tak terkira. Maka, sudah barang tentu kemampuannya meraih semua kebaikan ilahi seperti yang disebutkan dalam banyak hadis merupakan sesuatu yang rasional dan nyata.Hakikat ini akan kita lihat lewat perumpamaan berikut: | |||
Pemilik dari setiap kebun yang terletak di Barla seperti yang kita ketahui berada di kebun lembah ini.(*<ref>*Kebun Sulaiman yang melayani al-fakir ini selama delapan tahun dengan sangat setia. Bahasan ini ditulis di sana selama satu atau dua jamPenulis.</ref>)Hanya saja, setiap lebah, burung, dan pipit yang berada di Barla meski sudah cukup dengan segenggam makanan, mereka berkata, “Semua kebun dan taman Barla merupakan tempat rekreasi dan kunjunganku.” Dengan kata lain, mereka menganggap semua Barla berada dalam kekuasaannya tanpa menghalangi kepemilikan pihak lain yang bersamanya. | |||
Demikian pula dengan manusia. Ia bisa berkata, “Penciptaku telah menyediakan untukku dunia ini seluruhnya sebagai istana, mataharinya sebagai lentera, bintangnya sebagai lampu, dan buminya sebagai pijakan dengan dihiasi permadani yang terhampar. Ia mengu- capkan hal tersebut dengan penuh syukur kepada Tuhan. Pernyataan tersebut tidak menafikan keikutsertaan makhluk lain yang bersaman- ya di dunia, bahkan keberadaan makhluk-makhluk tersebut justru menghiasi dan memperindah dunia. | |||
Oleh sebab itu, kalau manusia atau burung mengaku memiliki kekuasaan dalam wilayah yang besar lalu mendapat nikmat yang berlimpah di dunia yang sempit ini, maka sangat wajar jika ia mendapat karunia berupa kerajaan yang agung di mana jarak antara dua tingkatan sejauh lima ratus tahun perjalanan di negeri yang luas dan abadi. | |||
Kemudian kita juga menyaksikan dan mengetahui di dunia yang padat dan gelap ini keberadaan matahari pada banyak cermin di satu waktu yang bersamaan. Demikian pula dengan kehadiran jibril di seribu satu bintang, di hadapan arasy yang paling agung, di hadapan Nabi x, di hadapan ilahi pada saat yang bersamaan. Lalu, pertemuan Rasul x dengan umatnya yang bertakwa di hari kebangkitan pada saat yang bersamaan, terlihatnya para tokoh wali di sejumlah tempat pada waktu yang bersamaan, pelaksanaan dan penyaksian amal setahun yang ber- langsung hanya dalam satu menit dalam mimpi, keberadaan manusia dengan kalbu, ruh, dan imajinasinya di banyak tempat berikut pem- bentukan hubungan di antara masing-masingnya dalam waktu yang bersamaan, semua itu dapat diketahui dan disaksikan oleh manusia. | |||
Oleh sebab itu, tidak aneh jika penghuni surga yang tubuh mereka berada dalam ruh yang kuat dan ringan serta secepat khayalan berada dalam seratus ribu tempat serta menggauli seratus ribu bidadari, lalu menikmati seratus ribu jenis kenikmatan pada waktu yang bersamaan. Hal itu sesuai dengan kondisi surga yang abadi, bercahaya, tidak terbatas, luas, serta sangat sejalan dengan rahmat ilahi yang bersifat mutlak dan sesuai dengan berita yang dibawa oleh Rasulullah x. Ia adalah sebuah kebenaran dan hakikat yang nyata. Di samping itu, seluruh hakikat agung dan mulia tersebut tidak bisa diukur dengan akal kita yang terbatas. | |||
Ya, akal yang kecil dan terbatas ini tidak bisa menangkap berbagai substansi tersebut. | |||
Pasalnya, “neraca” ini tidak dapat menampung “beban” sebesar itu. | |||
Mahasuci Engkau. Tidak ada yang kami ketahui, kecuali yang Kau ajarkan pada kami. Engkau Maha Mengetahui | |||
dan Maha Bijaksana. | |||
Wahai Tuhan, jangan Kau hukum kami jika lupa atau alpa. | |||
Ya Allah, limpahkan salawat dan salam kepada kekasihMu yang dengan kecintaan dan salatnya, beliau membuka pintu surga sekaligus membantu umatnya untuk membuka surga tersebut lewat salat mereka. | |||
Ya Allah, masukkan kami ke dalam surga bersama orang-orang yang taat, dengan syafaat kekasih pilihan-Mu. Amin. | |||
< | <span id="CENNET_SÖZÜNE_KÜÇÜK_BİR_ZEYL"></span> | ||
== | ==LAMPIRAN SINGKAT== | ||
(Tentang Neraka) | |||
Sebagaimana iman berisi benih surga maknawi, maka kekufuran mengandung benih zaqqum neraka maknawi seperti yang telah kami sebutkan dalam “Kalimat Kedua dan Kedelapan”. | |||
Sebagaimana kekufuran merupakan benih neraka, maka neraka juga menjadi buah baginya. | |||
Sebagaimana kekufuran menjadi sebab masuk neraka, ia juga menjadi sebab keberadaan dan penciptaannya. Pasalnya, andaikan ada seorang penguasa kecil yang memiliki sedikit kemuliaan dan keagungan, lalu ditantang oleh seorang yang berakhlak buruk, “Engkau tidak mampu menghukumku dan tidak akan bisa melakukannya,” tentu ia akan membangun sebuah penjara yang dipe- runtukkan bagi orang celaka tadi untuk menjadi tempatnya, meski sebelumnya tidak ada penjara. | |||
Nah, orang kafir dengan sikapnya yang mengingkari keberadaan neraka, mendustakan Dzat yang memiliki kemuliaan dan keagungan mutlak. Ia malah menisbatkan kelemahan pada Dzat Yang Mahakuasa, menuduhNya berdusta dan tak berdaya. Dengan sikap kufurnya, ia menantang keperkasaanNya, serta mencela keagungannya lewat perbuatan maksiat. Tentu saja, andai tidak ada sebab bagi keberadaan nerakadan ini mustahilmaka Allah akan menciptakan neraka untuk orang kafir tadi yang kekufurannya telah sampai pada tingkat pengingkaran dan penisbatan kelemahan pada-Nya sedemikian rupa. | |||
Wahai Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan ini sia-sia. | |||
Jauhkan kami dari siksa neraka. | |||
------ | ------ | ||
<center> [[Yirmi Yedinci Söz]] ⇐ | [[Sözler]] | ⇒ [[Yirmi Dokuzuncu Söz]] </center> | <center> [[Yirmi Yedinci Söz/id|KALIMAT KEDUA PULUH TUJUH]] ⇐ | [[Sözler/id|Al-Kalimât]] | ⇒ [[Yirmi Dokuzuncu Söz/id|KALIMAT KEDUA PULUH SEMBILAN]] </center> | ||
------ | ------ | ||
düzenleme