İçeriğe atla

Otuz Birinci Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

düzenleme özeti yok
("Jadi, mengenal apa yang diridai Allah  yang merupakan salah satu buah mi’raj memosisikan dunia sebagai tempat jamuan milik Dzat Yang Maha Pemurah dan manusia sebagai tamu-Nya yang mulia sekaligus sebagai pesuruh-Nya. Dia memberi jaminan masa depan yang gemilang laksana surga, menyenangkan dan nikmat seperti rahmat-Nya, serta cemerlang seperti kebahagiaan abadi.Jika engkau dapat membayangkan semua itu, maka engkau dapat mengukur sejauh mana kenikmata..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Değişiklik özeti yok
 
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 26 değişikliği gösterilmiyor)
82. satır: 82. satır:
'''Jawaban:'''Ia merupakan perjalanan atau suluk pribadi Muhammad x dalam menyusuri tingkatan kesempurnaan. Hal ini berarti bahwa tanda-tanda dan jejak rububiyah yang Allah perlihatkan dalam menata seluruh makhluk lewat beragam nama, serta keagungan rububiyah yang Dia perlihatkan lewat proses penciptaan dan pengaturan di langit setiap wilayah yang Dia hadirkan di mana setiap langit me- rupakan orbit agung bagi arasy rububiyah-Nya dan pusat kekuasaan uluhiyah-Nya, semua itu Allah perlihatkan satu persatu kepada hamba pilihan tersebut.Allah menaikkannya ke buraq dan menempuhkannya berbagai tingkatan yang ada secepat kilat dari satu wilayah ke wilayah yang lain, dari satu tempat ke tempat yang lain seperti titik tempat beredarnya bulan guna diperlihatkan kepada rububiyah ilahi yang terdapat di langit. Dia mempertemukan beliau dengan saudara-saudara- nya sesama nabi satu persatu pada kedudukan masing-masing di la- ngit sampai kemudian dinaikkan kepada kedudukan sejarak dua ujung busur. Beliau mendapat kehormatan untuk berbicara dan melihat-Nya dengan rahasia keesaan agar menjadi seorang hamba yang mengum- pulkan seluruh kesempurnaan manusia, meraih semua manifestasi ilahi, menyaksikan semua tingkatan alam, menyeru kekuasaan rububi- yah-Nya, serta menyampaikan segala hal yang diridai Tuhan dengan menyingkap misteri alam.
'''Jawaban:'''Ia merupakan perjalanan atau suluk pribadi Muhammad x dalam menyusuri tingkatan kesempurnaan. Hal ini berarti bahwa tanda-tanda dan jejak rububiyah yang Allah perlihatkan dalam menata seluruh makhluk lewat beragam nama, serta keagungan rububiyah yang Dia perlihatkan lewat proses penciptaan dan pengaturan di langit setiap wilayah yang Dia hadirkan di mana setiap langit me- rupakan orbit agung bagi arasy rububiyah-Nya dan pusat kekuasaan uluhiyah-Nya, semua itu Allah perlihatkan satu persatu kepada hamba pilihan tersebut.Allah menaikkannya ke buraq dan menempuhkannya berbagai tingkatan yang ada secepat kilat dari satu wilayah ke wilayah yang lain, dari satu tempat ke tempat yang lain seperti titik tempat beredarnya bulan guna diperlihatkan kepada rububiyah ilahi yang terdapat di langit. Dia mempertemukan beliau dengan saudara-saudara- nya sesama nabi satu persatu pada kedudukan masing-masing di la- ngit sampai kemudian dinaikkan kepada kedudukan sejarak dua ujung busur. Beliau mendapat kehormatan untuk berbicara dan melihat-Nya dengan rahasia keesaan agar menjadi seorang hamba yang mengum- pulkan seluruh kesempurnaan manusia, meraih semua manifestasi ilahi, menyaksikan semua tingkatan alam, menyeru kekuasaan rububi- yah-Nya, serta menyampaikan segala hal yang diridai Tuhan dengan menyingkap misteri alam.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Hakikat mulia ini dapat dilihat dari dua perumpamaan berikut ini:
Şu yüksek hakikate '''iki temsil''' dürbünü ile bakılabilir.
</div>


'''Perumpamaan Pertama'''
'''Perumpamaan Pertama'''
387. satır: 385. satır:
Jadi, mengenal apa yang diridai Allah  yang merupakan salah satu buah mi’raj memosisikan dunia sebagai tempat jamuan milik Dzat Yang Maha Pemurah dan manusia sebagai tamu-Nya yang mulia sekaligus sebagai pesuruh-Nya. Dia memberi jaminan masa depan yang gemilang laksana surga, menyenangkan dan nikmat seperti rahmat-Nya, serta cemerlang seperti kebahagiaan abadi.Jika engkau dapat membayangkan semua itu, maka engkau dapat mengukur sejauh mana kenikmatan, keindahan, dan manisnya buah tersebut.
Jadi, mengenal apa yang diridai Allah  yang merupakan salah satu buah mi’raj memosisikan dunia sebagai tempat jamuan milik Dzat Yang Maha Pemurah dan manusia sebagai tamu-Nya yang mulia sekaligus sebagai pesuruh-Nya. Dia memberi jaminan masa depan yang gemilang laksana surga, menyenangkan dan nikmat seperti rahmat-Nya, serta cemerlang seperti kebahagiaan abadi.Jika engkau dapat membayangkan semua itu, maka engkau dapat mengukur sejauh mana kenikmatan, keindahan, dan manisnya buah tersebut.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Orang yang berada dalam posisi pendengar berujar:
'''Makam-ı istima’da olan zat diyor ki:''' “Cenab-ı Hakk’a yüz binler hamd ve şükür olsun ki ilhaddan kurtuldum, tevhide girdim, tamamıyla inandım ve kemal-i imanı kazandım.”
“Beribu-ribu pujian dan syukur bagi Allah. Dengan karunia- Nya, aku telah selamat dari kekufuran. Aku telah menempuh jalan iman dan tauhid. Alhamdulillah, sekarang aku mendapatkan iman yang sempurna.”
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kami ucapkan selamat wahai saudaraku atas keimanan tersebut. Kita berdoa semoga Allah menjadikan kita termasuk yang mendapat- kan syafa’at Rasulullah x.
'''Biz de deriz:''' Ey kardeş! Seni tebrik ediyoruz. Cenab-ı Hak bizleri, Resul-i Ekrem aleyhissalâtü vesselâmın şefaatine mazhar etsin, âmin!
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Ya Allah limpahkan salawat dan salam kepada sosok yang dengan isyaratnya bulan menjadi terbelah, yang air memancar dari jarijemari-nya laksana telaga al-Kautsar, serta sosok yang telah dimi’rajkan di mana penglihatannya tidak menyimpang, junjungan kami, Muhammad x. Juga kepada seluruh keluarga dan para sahabatnya, dari sejak permulaan dunia hingga akhir mahsyar.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى مَنِ ان۟شَقَّ بِاِشَارَتِهِ ال۟قَمَرُ وَ نَبَعَ مِن۟ اَصَابِعِهِ ال۟مَاءُ كَال۟كَو۟ثَرِ صَاحِبُ ال۟مِع۟رَاجِ وَ مَا زَاغَ ال۟بَصَرُ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى اٰلِهٖ وَ اَص۟حَابِهٖ اَج۟مَعٖينَ مِن۟ اَوَّلِ الدُّن۟يَا اِلٰى اٰخِرِ ال۟مَح۟شَرِ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Mahasuci Engkau. Tidak ada yang kami ketahui, kecuali yang Kau ajarkan pada kami. Engkau Maha mengetahui
سُب۟حَانَكَ لَا عِل۟مَ لَنَٓا اِلَّا مَا عَلَّم۟تَنَٓا اِنَّكَ اَن۟تَ ال۟عَلٖيمُ ال۟حَكٖيمُ
dan Mahabijaksana.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai Tuhan, terimalah dari kami. Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.Wahai Tuhan, jangan hukum kami jika kami lupa atau alpa.Wahai Tuhan, jangan belokkan hati kami setelah Engkau memberikan petunjuk pada kami.
رَبَّنَا تَقَبَّل۟ مِنَّا اِنَّكَ اَن۟تَ السَّمٖيعُ ال۟عَلٖيمُ  رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذ۟نَٓا اِن۟ نَسٖينَٓا اَو۟ اَخ۟طَا۟نَا  رَبَّنَا لَا تُزِغ۟ قُلُوبَنَا بَع۟دَ اِذ۟ هَدَي۟تَنَا  رَبَّنَٓا اَت۟مِم۟ لَنَا نُورَنَا وَاغ۟فِر۟لَنَا اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَى۟ءٍ قَدٖيرٌ
Wahai Tuhan, sempurnakan cahaya kami dan ampuni kami.
</div>
Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Doa penutup mereka adalah alhamdulillâh Rabbil alamîn.
وَ اٰخِرُ دَع۟وٰيهُم۟ اَنِ ال۟حَم۟دُ لِلّٰهِ رَبِّ ال۟عَالَمٖينَ
</div>




<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="ON_DOKUZUNCU_VE_OTUZ_BİRİNCİ_SÖZLERİN_ZEYLİ"></span>
== ON DOKUZUNCU VE OTUZ BİRİNCİ SÖZLERİN ZEYLİ ==
==LAMPIRAN “KALIMAT KE-19 & KE-31”==
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Mukjizat Terbelahnya Bulan'''
'''“Şakk-ı kamer” mu’cizesine dairdir'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kiamat sudah dekat dan bulan telah terbelah. Jika mereka (orang-orang musyrik) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah)
اِق۟تَرَبَتِ السَّاعَةُ وَ ان۟شَقَّ ال۟قَمَرُ  وَاِن۟ يَرَو۟ا اٰيَةً يُع۟رِضُوا وَ يَقُولُوا سِح۟رٌ مُس۟تَمِرٌّ
sihir yang berkelanjutan.”(QS. al-Qamar [54]: 1-2.)
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Para filsuf materialis serta orang-orang yang bertaklid buta kepada mereka hendak memadamkan dan melenyapkan mukjizat terbelahnya bulan yang demikian terang seperti purnama. Karena itu, mereka memunculkan sejumlah ilusi yang merusak di seputarnya. Mereka berkata, “Andaikan terbelahnya bulan benar-benar ter- jadi, pasti akan diketahui oleh seluruh dunia dan pasti tercatat dalam buku-buku sejarah.”
Kamer gibi parlak bir mu’cize-i Ahmediye (asm) olan inşikak-ı kameri, evham-ı fâside ile inhisafa uğratmak isteyen feylesoflar ve onların muhakemesiz mukallidleri diyorlar ki: “Eğer inşikak-ı kamer vuku bulsa idi umum âleme malûm olurdu. Bütün tarih-i beşerin nakletmesi lâzım gelirdi.”
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sebagai tanggapan:
'''Elcevap:''' İnşikak-ı kamer, dava-yı nübüvvete delil olmak için o davayı işiten ve inkâr eden hazır bir cemaate, gecede, vakt-i gaflette âni olarak gösterildiğinden hem ihtilaf-ı metali’ ve sis ve bulutlar gibi rü’yete mani esbabın vücuduyla beraber, o zamanda medeniyet taammüm etmediğinden ve hususi kaldığından ve tarassudat-ı semaviye pek az olduğundan bütün etraf-ı âlemde görülmek, umum tarihlere geçmek, elbette lâzım değildir.
Terbelahnya bulan merupakan sebuah mukjizat untuk mene- gaskan kenabian. Ia terjadi di hadapan orang-orang yang mendengar pernyataan kenabian namun mereka mengingkarinya. Ia terjadi pada malam hari, saat orang sedang lalai (tidur), dan tampak hanya sekejap. Di samping itu, terdapat perbedaan kenampakan bulan, keberadaan awan, mendung, dan berbagai penghalang lainnya yang membuatnya tak terlihat. Apalagi ilmu astronomi dan sarana peradaban belum lagi tersebar luas. Karenanya, proses terbelahnya bulan tidak harus dilihat oleh semua orang di semua tempat. Ia juga tidak harus masuk ke da- lam buku-buku sejarah.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sekarang perhatikan lima poin dari sekian banyak poin penting yang dengan izin Allah dapat menghapus awan ilusi yang menutupi wajah mukjizat yang terang ini:
Şakk-ı kamer yüzünden bu evham bulutlarını dağıtacak çok noktalardan şimdilik '''beş nokt'''ayı dinle:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Poin Pertama'''
'''Birinci Nokta:''' O zaman, o zemindeki küffarın gayet şedit derecede inatları tarihen malûm ve meşhur olduğu halde, Kur’an-ı Hakîm’in وَ ان۟شَقَّ ال۟قَمَرُ   demesiyle şu vak’ayı umum âleme ihbar ettiği halde, Kur’an’ı inkâr eden o küffardan hiçbir kimse, şu âyetin tekzibine, yani ihbar ettiği şu vakıanın inkârına ağız açmamışlar. Eğer o zamanda o hâdise, o küffarca kat’î ve vaki bir hâdise olmasa idi, şu sözü serrişte ederek gayet dehşetli bir tekzibe ve Peygamber’in (asm) iptal-i davasına hücum göstereceklerdi.
Sikap keras kepala kaum kafir ketika itu sangat dikenal dalam sejarah. Ketika al-Qur’an menyatakan وَ ان۟شَقَّ ال۟قَمَرُ ‘bulan telah terbelah’, dan gemanya terdengar sampai cakrawala, tak ada satupun dari kaum kafir yang mengingkari ayat tersebut, yakni mengingkari kejadian itu. Sebab, andaikan kejadian tersebut tidak terjadi pada saat itu dan tidak ada menurut mereka, tentu mereka tergerak dengan hebat untuk men- dustakan pengakuan kenabian dan mengingkari Rasul x. Namun, tidak ada satupun buku sejarah yang menukil perkataan kaum kafir seputar pengingkaran mereka terhadap peristiwa terbelahnya bulan.  
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Yang ada hanyalah penjelasan ayat al-Qur’an وَ يَقُولُوا سِح۟رٌ مُس۟تَمِرٌّ ‘Mereka berkata, ‘Ini adalah sihir yang berkelanjutan’. Maksudnya, orang-orang kafir yang menyaksikan mukjizat itu berkata, “Ini adalah sihir. Maka, utuslah orang ke sejumlah penjuru untuk menyaksikan apakah mere- ka melihat atau tidak?!Keesokan harinya, sejumlah rombongan dari Yaman dan lainnya datang. Ketika ditanya, mereka menjawab bahwa mereka telah melihat hal yang sama. Maka, orang-orang kafir itupun berkomentar, “Sihir anak yatim yang diasuh Abu Thalib telah sampai ke langit.”(*<ref>*Lihat: at-Tirmidzi, dalam tafsir surah al-Qamar; Ahmad ibn Hambal dalam al-Musnad 3/165; at-Thabari, Jâmi`ul Qur’ân 27/84-85; al-Qurthubi, al-Jâmi`u li ahkâmil Qur’ân 17/126; al-Baihaqi, Dalâil an-Nubuwwah 2/268; as-Suyûthi, al-Khashâis al-Kubrâ 1/209.</ref>)
Halbuki şu vak’aya dair siyer ve tarih, o vak’a ile münasebettar küffarın adem-i vukuuna dair hiçbir şeyini nakletmemişlerdir. Yalnız وَ يَقُولُوا سِح۟رٌ مُس۟تَمِرٌّ    âyetinin beyan ettiği gibi tarihçe menkul olan şudur ki: O hâdiseyi gören küffar “Sihirdir.” demişler ve “Bize sihir gösterdi. Eğer sair taraflardaki kervan ve kafileler görmüşlerse hakikattir. Yoksa bize sihir etmiş.” demişler. Sonra sabahleyin Yemen ve başka taraflardan gelen kafileler ihbar ettiler ki: “Böyle bir hâdiseyi gördük.” Sonra küffar, Fahr-i Âlem (asm) hakkında –hâşâ– “Yetim-i Ebu Talib’in sihri semaya da tesir etti.” dediler.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Poin Kedua'''
'''İkinci Nokta:''' Sa’d-ı Taftazanî gibi eâzım-ı muhakkikînin ekseri demişler ki: İnşikak-ı kamer; parmaklarından su akması umum bir orduya su içirmesi, camide hutbe okurken dayandığı kuru direğin müfarakat-ı Ahmediyeden (asm) ağlaması umum cemaatin işitmesi gibi mütevatirdir. Yani öyle tabakadan tabakaya bir cemaat-i kesîre nakletmiştir ki kizbe ittifakları muhaldir. “Hâle” gibi meşhur bir kuyruklu yıldızın bin sene evvel çıkması gibi mütevatirdir. Görmediğimiz Serendip Adası’nın vücudu gibi tevatürle vücudu kat’îdir, demişler. İşte böyle gayet kat’î ve şuhudî mesailde teşkikat-ı vehmiye yapmak, akılsızlıktır. Yalnız muhal olmamak kâfidir. Halbuki şakk-ı kamer, bir volkanla inşikak eden bir dağ gibi mümkündür.
Sebagian besar imam ilmu kalam seperti Sa’ad at-Taftazânî berkata, “Terbelahnya bulan merupakan riwayat yang mutawatir sama seperti memancarnya air dari jari-jemari beliau di mana pasukan bisa minum darinya. Juga, seperti rintihan batang pohon lantaran berpisah dengan beliau di mana sebelumnya ia menjadi sandaran beliau saat berkhutbah dan hal itu didengar oleh jamaah masjid. Dengan kata lain, peristiwa tersebut dinukil oleh banyak orang dari banyak orang sehingga mustahil mereka sepakat untuk berdusta. Peristiwa tersebut benar-benar mutawatir sama seperti kemunculan komet Haley seribu tahun lalu atau keberadaan pulau Sailan (sekarang: Sri Langka) yang belum pernah kita lihat.” Demikianlah memunculkan keraguan di seputar persoalan yang sangat pasti dan bisa disaksikan secara langsung ini merupakan ben- tuk kebodohan. Cukuplah ia sebagai sesuatu yang mungkin, bukan mustahil. Apalagi terbelahnya bulan sangat mungkin terjadi sama seperti letusan gunung berapi (gempa vulkanik).
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Poin Ketiga'''
'''Üçüncü Nokta:''' Mu’cize, dava-yı nübüvvetin ispatı için münkirleri ikna etmek içindir, icbar için değildir. Öyle ise dava-yı nübüvveti işitenler için ikna edecek bir derecede mu’cize göstermek lâzımdır. Sair taraflara göstermek veyahut icbar derecesinde bir bedahetle izhar etmek, Hakîm-i Zülcelal’in hikmetine münafî olduğu gibi sırr-ı teklife dahi muhaliftir. Çünkü “Akla kapı açmak, ihtiyarı elinden almamak” sırr-ı teklif iktiza ediyor.
Mukjizat terbelahnya bulan hadir untuk membuktikan kenabi- an dan meyakinkan para pengingkar; bukan untuk memaksa mereka beriman. Karena itu, ia ditampakkan kepada orang-orang yang mende- ngar kenabian sebagai wasilah yang membuat mereka mau menerima benarnya kenabian. Adapun memperlihatkannya pada semua tempat atau menampakkan secara jelas di mana manusia terpaksa menerima dan tunduk, hal ini tentu saja bertentangan dengan hikmah Allah Yang Mahabijak dan Mahaagung. Juga bertentangan dengan rahasia taklif. Pasalnya, rahasia taklif menuntut terbukanya peluang bagi akal untuk bebas memilih.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Andaikan Tuhan Pencipta Yang Maha Bijaksana membiarkan terbelahnya bulan itu berlangsung selama dua jam, lalu menampak- kannya ke seluruh alam sehingga masuk ke dalam buku-buku sejarah seperti yang diinginkan oleh para filsuf, maka orang-orang kafir ha- nya akan menganggapnya sebagai fenomena astronomi yang biasa. Ia tidak lagi menjadi bukti atas benarnya kenabian serta tidak menjadi mukjizat Rasul x. Atau, ia bisa menjadi mukjizat aksiomatis yang me- maksa akal untuk beriman kepada kenabian tanpa bisa memilih. Kalau hal itu terjadi, maka jiwa yang hina laksana arang seperti Abu Jahal akan sama dengan jiwa yang mulia laksana intan seperti Abu Bakar ash-Shiddiq d. Dengan kata lain, taklif ilahi akan sia-sia.
Eğer Fâtır-ı Hakîm inşikak-ı kameri, feylesofların hevesatına göre bütün âleme göstermek için bir iki saat öyle bıraksa idi ve beşerin umum tarihlerine geçse idi o vakit sair hâdisat-ı semaviye gibi; ya dava-yı nübüvvete delil olmazdı, risalet-i Ahmediyeye (asm) hususiyeti kalmazdı veyahut bedahet derecesinde öyle bir mu’cize olacaktı ki aklı icbar edecek, aklın ihtiyarını elinden alacak, ister istemez nübüvveti tasdik edecek. Ebucehil gibi kömür ruhlu, Ebubekir-i Sıddık gibi elmas ruhlu adamlar bir seviyede kalıp sırr-ı teklif zayi olacaktı.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Karena itu, mukjizat itu terjadi seketika, di waktu malam, saat orang sedang lalai (tidur), sementara perbedaan kenampakan bulan, mendung dan sejenisnya menjadi hijab yang membuat seluruh manusia tidak bisa melihatnya. Karenanya, ia tidak tercatat dalam bukubuku sejarah.
İşte bu sır içindir ki hem âni hem gece hem vakt-i gaflet hem ihtilaf-ı metali’, sis ve bulut gibi sair mevanii perde ederek umum âleme gösterilmedi veyahut tarihlere geçirilmedi.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Poin Keempat'''
'''Dördüncü Nokta:''' Şu hâdise, gece vakti herkes gaflette iken âni bir surette vuku bulduğundan etraf-ı âlemde elbette görülmeyecek. Bazı efrada görünse de gözüne inanmayacak. İnandırsa da elbette böyle mühim bir hâdise, haber-i vâhid ile tarihlere bâki bir sermaye olmayacak.
Karena mukjizat ini yang terjadi di waktu malam, dalam sekejap, dan secara tiba-tiba, tentu saja tidak terlihat oleh seluruh manusia di semua tempat. Bahkan, meski ia terlihat oleh sebagian orang, ia tetap tidak mempercayai matanya. Meski membenarkannya, peristiwa se- perti ini yang diriwayatkan oleh satu orang tentu tidak memiliki nilai bagi sejarah.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Adapun tambahan yang diselipkan ke dalam riwayat bahwa “setelah bulan terbelah, ia jatuh ke bumi”, para ulama yang telah mela- kukan penelitian menolaknya. Menurut mereka, tambahan ini mung- kin diselipkan oleh sebagian kaum munafik untuk menjatuhkan nilai riwayat tersebut.
Bazı kitaplarda: “Kamer, iki parça olduktan sonra yere inmiş.” ilâvesi ise ehl-i tahkik reddetmişler. “Şu mu’cize-i bâhireyi kıymetten düşürmek niyetiyle, belki bir münafık ilhak etmiş.” demişler.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kemudian, pada waktu itu kabut kebodohan menutupi langit Inggris, sore hari di Spanyol, siang hari di Amerika, pagi hari di Cina dan Jepang, lalu di negara–negara lain terdapat penghalang lain untuk bisa melihatnya. Karena itu, mukjizat besar ini tidak terlihat padanya.Jika hal ini dipahami, renungkanlah ucapan orang yang berkata, “Sejarah Inggris, Cina, Jepang, Amerika, dan negara-negara lainnya tidak menyebutkan tentang peristiwa ini. Dengan demikian, ia tidak terjadi.” Sungguh sangat celaka mereka yang makan sisa-sisa orang Eropa!
Hem mesela o vakit, cehalet sisiyle muhat İngiltere, İspanya’da yeni gurûb; Amerika’da gündüz; Çin’de, Japonya’da sabah olduğu gibi başka yerlerde başka esbab-ı maniaya binaen elbette görülmeyecek. Şimdi bu akılsız muterize bak, diyor ki: “İngiltere, Çin, Japon, Amerika gibi akvamın tarihleri bundan bahsetmiyor. Öyle ise vuku bulmamış.” Bin nefrin onun gibi Avrupa kâselislerinin başına…
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Poin Kelima'''
'''Beşinci Nokta:''' İnşikak-ı kamer, kendi kendine bazı esbaba binaen vuku bulmuş, tesadüfî, tabiî bir hâdise değil ki âdi ve tabiî kanunlarına tatbik edilsin. Belki şems ve kamerin Hâlık-ı Hakîm’i, resulünün risaletini tasdik ve davasını tenvir için hârikulâde olarak o hâdiseyi îka etmiştir. Sırr-ı irşad ve sırr-ı teklif ve hikmet-i risaletin iktizasıyla, hikmet-i rububiyetin istediği insanlara ilzam-ı hüccet için gösterilmiştir.
Terbelahnya bulan bukan merupakan sebuah peristiwa yang terjadi dengan sendirinya lantaran sebab-sebab alami dan secara kebetu- lan. Akan tetapi, ia dihadirkan oleh Pencipta matahari dan bulan Yang Mahabijak sebagai peristiwa yang berada di luar ketentuan alam guna membenarkan kerasulan Nabi x serta guna mendeklarasikan kebe- naran dakwahnya. Maka dari itu, Allah menampakkan peristiwa terse- but sesuai dengan hikmah-Nya serta merupakan tuntutan dari rahasia pemberian petunjuk, taklif, dan hikmah penyampaian risalah.Poin Kelima
</div>
Terbelahnya bulan bukan merupakan sebuah peristiwa yang ter- jadi dengan sendirinya lantaran sebab-sebab alami dan secara kebetulan. Akan tetapi, ia dihadirkan oleh Pencipta matahari dan bulan Yang Mahabijak sebagai peristiwa yang berada di luar ketentuan alam guna membenarkan kerasulan Nabi x serta guna mendeklarasikan kebe- naran dakwahnya. Maka dari itu, Allah menampakkan peristiwa terse- but sesuai dengan hikmah-Nya serta merupakan tuntutan dari rahasia pemberian petunjuk, taklif, dan hikmah penyampaian risalah.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Juga, Dia menampakkannya sebagai bukti bagi mereka yang menyaksikannya.Sementara itu, sesuai dengan hikmah dan kehendak-Nya, Dia sengaja menyembunyikannya dari penduduk negeri lainnya yang belum menerima dakwah Nabi serta menghijabnya dari mereka dengan awan, mendung, perbedaan kenampakan bulan, terbitnya matahari di sejumlah negeri, teriknya siang di negeri lain, menjelang terbenamnya matahari dan berbagai sebab lainnya yang membuat peristiwa tersebut tak terlihat.
O sırr-ı hikmetin iktiza etmedikleri, istemedikleri ve dava-yı nübüvveti henüz işitmedikleri aktar-ı zemindeki insanlara göstermemek için sis ve bulut ve ihtilaf-ı metali’ haysiyetiyle; bazı memleketin kameri daha çıkmaması ve bazıların güneşleri çıkması ve bir kısmının sabahı olması ve bir kısmının güneşi yeni gurûb etmesi gibi o hâdiseyi görmeye mani pek çok esbaba binaen gösterilmemiş.
Andaikan mukjizat ini diperlihatkan kepada semua orang di dunia, maka ada dua kemungkinan:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Bisa jadi isyarat Rasul x dan penampakan mukjizat kenabian- nya demikian jelas bagi mereka yang dalam kondisi demikian ia sam- pai pada tingkat aksiomatis. Yakni, semua orang terpaksa membenarkan sehingga tidak ada pilihan lagi. Jika demikian, rahasia taklif akan percuma padahal iman menjaga kebebasan akal untuk memilih.Atau, bisa pula peristiwa tersebut tampak bagi mereka sebagai sebuah fenomena astronomi semata. Akhirnya, ia tidak ada kaitannya dengan kerasulan Muhammad dan tidak lagi memiliki keistimewaan khusus.
Eğer umum onlara dahi gösterilse idi o halde ya işaret-i Ahmediyenin (asm) neticesi ve mu’cize-i nübüvvet olarak gösterilecekti; o vakit risaleti, bedahet derecesine çıkacaktı. Herkes tasdike mecbur olurdu, aklın ihtiyarı kalmazdı. İman ise aklın ihtiyarıyladır. Sırr-ı teklif zayi olurdu. Eğer sırf bir hâdise-i semaviye olarak gösterilse idi risalet-i Ahmediye (asm) ile münasebeti kesilirdi ve onunla hususiyeti kalmazdı.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ringkasnya, peristiwa terbelahnya bulan tidak diragukan adanya dan telah dibuktikan secara pasti.Di sini kami akan menunjukkan kejadiannya lewat enam dalil yang valid(*<ref>*Yakni terdapat enam argumen yang kuat tentang terbelahnya bulan dalam enam jenis ijma’. Hanya saja, sayang sekali di sini ia hanya bisa disebutkan secara ringkas—Penu- lis.</ref>)di antara banyak dalil yang ada.
'''Elhasıl:''' Şakk-ı kamerin imkânında şüphe kalmadı. Kat’î ispat edildi. Şimdi vukuuna delâlet eden çok bürhanlarından altısına (Hâşiye<ref>'''Hâşiye:''' Yani altı defa icma suretinde, vukuuna dair altı hüccet vardır. Bu makam çok izaha lâyık iken maatteessüf kısa kalmıştır. </ref>) işaret ederiz. Şöyle ki:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Di antaranya: (1) kesepa- katan para sahabat yang merupakan orang-orang yang adil;
Ehl-i adalet olan sahabelerin vukuuna icmaı.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
(2) kesepakatan para ulama tafsir saat menafsirkan ayat
Ve ehl-i tahkik umum müfessirlerin   وَ ان۟شَقَّ ال۟قَمَرُ   tefsirinde onun vukuuna ittifakı.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div class="mw-translate-fuzzy">
Ve ehl-i rivayet-i sadıka bütün muhaddisînin pek çok senetlerle ve muhtelif tarîklerle vukuunu nakletmesi.
(3) riwayat semua ahli hadis yang jujur yang menyebutkan kejadiannya lewat be- ragam sanad dan banyak jalur;(*<ref>*Kita sebutkan misalnya tiga hadis yang disepakati kesahihannya. (1) Dari Abdul- lah bin Mas’ud d yang berkata, “Bulan terbelah pada masa Rasulullah x menjadi dua. Lalu Nabi x bersabda, ‘Saksikanlah!’ (HR. Bukhari dan Muslim). (2) Anas d meriwayatkan bahwa penduduk Mekkah meminta kepada Rasulullah x untuk memperlihatkan satu bukti kekuasaan Allah. Maka, beliau memperlihatkan terbelahnya bulan kepada mereka (HR. Bukhari dan Muslim). (3) Ibnu Abbas d meriwayatkan bahwa bulan terbelah pada masa Rasulullah x (HR. Bukhari dan Muslim). Lihat Musnad al-Imam Ahmad 1/377, 413, 447, 456, 3/207, 220, 275, 4/81. Juga ath-Thayâlisi meriwayatkan dengan nomor 295, 1891, 1960. Serta lihat tafsir Ibnu Katsir 6/469) untuk mengetahui kemutawatiran peristiwa tersebut.</ref>)
</div>
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
(4) kesaksian semua wali dan orang- orang yang jujur yang mendapat kasyaf dan ilham;
Ve ehl-i keşif ve ilham bütün evliya ve sıddıkînin şehadeti.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
(5) pembenaran ulama ilmu kalam meski aliran dan pendekatan mereka berbeda-beda;(6) serta penerimaan umat yang tidak mungkin sepakat atas kesesatan sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi x.(*<ref>*Rasulullah x bersabda, “Umatku tidak akan bersepakat dalam kesesatan” (Lihat: Kasyful Khafâ 2/350; Abu Daun, dalam bab al-Fitan 1; at-Tirmidzi dalam bab al-Fitan 7; Ibnu Majah, dalam bab al-Fitan 8; ad-Dârimi, al-Muqaddimah 8; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad 6/396; al-Hâkim, al-Mustadrak 1/20).</ref>)
Ve ilm-i kelâmın meslekçe birbirinden çok uzak olan imamların ve mütebahhir ulemanın tasdiki.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Semua itu secara pasti membuktikan peristiwa terbelahnya bulan seterang matahari.
Ve nass-ı kat’î ile dalalet üzerine icmaları vaki olmayan ümmet-i Muhammediyenin (asm) o vak’ayı telakki-i bi’l-kabul etmesi, güneş gibi inşikak-ı kameri ispat eder.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Kesimpulan'''
Elhasıl: Buraya kadar tahkik namına ve hasmı ilzam hesabına idi. Bundan sonraki cümleler, hakikat namına ve iman hesabınadır. Evet tahkik öyle dedi, hakikat ise diyor ki:
Pembahasan sampai di sini atas nama telaah ilmiah guna mem- bungkam para pengingkar. Setelah ini, pembicaraan atas nama hakikat dan iman. Demikianlah apa yang telah disebutkan oleh telaah ilmiah, sementara hakikat yang ada berbunyi sebagai barikut:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Penutup rangkaian kenabian yang merupakan bulan yang me- nerangi langit kerasulan, wilayah ubudiyahnya naik hingga mencapai kedudukan mahbûbiyyah (kekasih Ilahi). Ia memperlihatkan kara- mah yang agung dan mukjizat yang besar lewat mi’raj. Yakni dengan perjalanan fisik di cakrawala langit yang tinggi serta pengenalan pen- duduk langit dengannya.
Sema-yı risaletin kamer-i müniri olan Hâtem-i Divan-ı Nübüvvet, nasıl ki mahbubiyet derecesine çıkan ubudiyetindeki velayetin keramet-i uzması ve mu’cize-i kübrası olan mi’rac ile yani bir cism-i arzı semavatta gezdirmekle semavatın sekenesine ve âlem-i ulvi ehline rüçhaniyeti ve mahbubiyeti gösterildi ve velayetini ispat etti.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Dengan mukjizat tersebut, beliau menetap- kan kewaliannya kepada Allah, posisinya sebagai kekasih Allah, ser- ta keunggulannya atas penduduk langit. Demikian pula Allah telah membelah bulan yang bergantung di langit dan terpaut dengan bumi lewat isyarat seorang hamba-Nya yang berada di bumi. Dia memperli- hatkan mukjizat ini sebagai penguat kerasulan sang kekasih, sehingga beliau menjadi seperti dua orbit yang terang dari bulan. Beliau naik menuju puncak kesempurnaan dengan sayap kewalian dan kerasulan yang bersinar. Akhirnya beliau sampai ke jarak seukuran dua ujung busur atau lebih dekat lagi. Beliau pun menjadi kebanggaan penduduk langit di samping kebanggaan penduduk bumi.
Öyle de arza bağlı, semaya asılı olan kameri, bir arzlının işaretiyle iki parça ederek arzın sekenesine, o arzlının risaletine öyle bir mu’cize gösterildi ki Zat-ı Ahmediye (asm) kamerin açılmış iki nurani kanadı gibi risalet ve velayet gibi iki nurani kanadıyla, iki ziyadar cenah ile evc-i kemalâta uçmuş; tâ Kab-ı Kavseyn’e çıkmış hem ehl-i semavat hem ehl-i arza medar-ı fahir olmuştur.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Semoga salawat dan salam tercurah kepada beliau, keluarga, dan sahabatnya sepenuh bumi dan langit.
عَلَيْهِ وَعَلٰى آلِهِ الصَّلَاةُ وَالتَّسْلِيمَاتُ مِلْاَ الْاَرْضِ وَالسَّمٰوَاتِ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Mahasuci Engkau. Tidak ada yang kami ketuhui, kecuali yang Kau ajarkan pada kami. Engkau Maha Mengetahui dan Mahabijaksana.
سُبْحَانَكَ لَاعِلْمَ لَنَٓا اِلَّا مَاعَلَّمْتَنَا اِنَّكَ اَنْتَ الْعَل۪يمُ الْحَك۪يمُ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Ya Allah, dengan kebenaran sosok yang lewat isyaratnya bulan terbelah, jadikan kalbuku dan kalbu murid-murid Risalah Nur yang setia seperti bulan dalam memantulkan cahaya mentari al-Qur’an. Amin! Amin!
اَللّٰهُمَّ بِحَقِّ مَنِ انْشَقَّ الْقَمَرُ بِاِشَارَتِهِ اجْعَلْ قَلْبِي وَقُلُوبَ طَلَبَةِ رَسَائِلِ النُّورِ الصَّادِقِينَ كَالْقَمَرِ فِي مُقَابَلَةِ شَمْسِ الْقُرْآنِ آمِينَ آمِينَ
</div>




<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
------
------
<center> [[Otuzuncu Söz]] ⇐ | [[Sözler]] | ⇒ [[Otuz İkinci Söz]] </center>
<center> [[Otuzuncu Söz/id|KALIMAT KETIGA PULUH]] ⇐ | [[Sözler/id|Al-Kalimât]] | ⇒ [[Otuz İkinci Söz/id|KALIMAT KETIGA PULUH DUA]] </center>
------
------
</div>