77.975
düzenleme
("Sejarah manusia hanya mampu mencatat sampai tiga ribu tahun yang lalu. Tinjauan sejarah yang terbatas ini tidak mampu menetapkan secara tepat berbagai peristiwa yang terjadi sebelum masa Ibrahim. Berbagai peristiwa tersebut bisa jadi disebutkan dalam kondisi bercampur dengan khurafat, atau sebagai penolakan, atau ia hanya dipaparkan secara sangat singkat.Adapun faktor penyebab yang membuat nama Dzulqarnain selalu diidentikkan dengan Iskandar di atas dala..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("------ <center> CAHAYA KELIMA BELAS ⇐ | Al-Lama’ât | ⇒ CAHAYA KETUJUH BELAS </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 22 değişikliği gösterilmiyor) | |||
119. satır: | 119. satır: | ||
Sejarah manusia hanya mampu mencatat sampai tiga ribu tahun yang lalu. Tinjauan sejarah yang terbatas ini tidak mampu menetapkan secara tepat berbagai peristiwa yang terjadi sebelum masa Ibrahim. Berbagai peristiwa tersebut bisa jadi disebutkan dalam kondisi bercampur dengan khurafat, atau sebagai penolakan, atau ia hanya dipaparkan secara sangat singkat.Adapun faktor penyebab yang membuat nama Dzulqarnain selalu diidentikkan dengan Iskandar di atas dalam berbagai kitab tafsir dikarenakan salah satu nama Dzulqarnain adalah Iskandar. Dialah Iskandar agung dan Iskandar Kuno. | Sejarah manusia hanya mampu mencatat sampai tiga ribu tahun yang lalu. Tinjauan sejarah yang terbatas ini tidak mampu menetapkan secara tepat berbagai peristiwa yang terjadi sebelum masa Ibrahim. Berbagai peristiwa tersebut bisa jadi disebutkan dalam kondisi bercampur dengan khurafat, atau sebagai penolakan, atau ia hanya dipaparkan secara sangat singkat.Adapun faktor penyebab yang membuat nama Dzulqarnain selalu diidentikkan dengan Iskandar di atas dalam berbagai kitab tafsir dikarenakan salah satu nama Dzulqarnain adalah Iskandar. Dialah Iskandar agung dan Iskandar Kuno. | ||
Atau juga alasannya karena al-Qur’an ketika menyebutkan sebuah peristiwa parsial, ia menyebutkannya sebagai bagian dari berbagai peristiwa yang bersifat umum. Iskandar Agung yang merupakan Dzulqarnain, sebagaimana lewat petunjuk kenabian telah membuat tembok Cina yang terkenal sebagai pembatas antara kaum penganiaya dan kaum yang teraniaya sekaligus untuk membendung invasi mereka, maka para pemimpin besar lainnya seperti Iskandar ar-Rumi dan raja-raja kuat lainnya telah mengikuti langkah Dzulqarnain dari sisi fisik dan materi. Sementara beberapa nabi dan wali yang merupakan pemimpin spiritual bagi umat manusia mengikuti jejak beliau dari sisi spiritual dan pe- ngajaran. Mereka mendirikan berbagai dinding pembatas di antara pegunungan sebagai salah satu sarana penting untuk menyelamatkan orang-orang yang teraniaya dari kejahatan manusia zalim. Mereka juga membangun benteng-benteng di puncak pegunungan. Lalu benteng tersebut mereka perkuat dengan kekuatan mereka atau dengan berbagai instruksi, pengarahan, dan perencanaan. Bahkan mereka juga membangun pagar-pagar di sekitar kota, benteng, dan di tengah-tengah kota. Hingga pada akhirnya mereka juga memakai fasilitas lain berupa artileri berat dan sejenis mobil lapis baja. | |||
Dinding yang dibangun oleh Dzulqarnain merupakan dinding paling terkenal di dunia. Panjang dinding yang disebut Tembok Cina sejarak perjalanan beberapa hari. Dinding tersebut dibangun untuk menahan serangan bangsa-bangsa jahat yang oleh al-Qur’an diberi nama Ya’juj dan Ma’juj. Sementara sejarah menyebut mereka dengan bangsa Mongolia dan Manchuria yang selalu merusak peradaban umat manusia. Mereka muncul dari balik Pegunungan Himalaya. Lalu mereka membinasakan rakyat jelata serta merusak berbagai negeri, baik yang ada di Barat maupun di Timur. Maka, keberadaan dinding yang dibangun di antara dua rangkaian Pegunungan Himalaya menjadi penahan serangan kaum yang buas itu sekaligus menjadi penghalang dari serangan yang seringkali mereka lakukan terhadap bangsa yang teraniaya di China dan India. Sebagaimana Dzulqar- nain membangun dinding tersebut, banyak pula dinding-dinding lainnya yang dibangun atas keinginan para penguasa Iran Kuno di pegunungan Kaukasus di celah sempit untuk berlindung dari perampasan, pendudukan, dan invasi Bangsa Tatar. Dan masih banyak sekali dinding-dinding pembatas semacam itu.Karena al-Qur’an berbicara kepada seluruh umat manusia, maka ia secara tegas menyebutkan satu peristiwa yang dengan itu ia mengingatkan berbagai peristiwa serupa Iainnya. | |||
Dilihat dari perspektif ini, banyak sekali riwayat dan komentar para ahli tafsir seputar dinding, Ya’juj, dan Ma’juj. | |||
Kemudian al-Qur’an berpindah dari satu peristiwa kepada peristiwa lainnya yang jauh karena melihat adanya korelasi dan keter- kaitan konteks pembicaraan. Sehingga orang yang tidak mengetahui adanya korelasi tersebut akan menduga bahwa masa terjadinya dua peristiwa tersebut berdekatan. Demikianlah, ketika al-Qur’an menceritakan tentang kedatangan hari kiamat setelah hancurnya dinding pembatas tersebut, hal itu bukan karena jangka waktu antara dua peristiwa di atas berdekatan, tetapi karena keduanya mempunyai korelasi. Yaitu, sebagaimana dinding itu akan hancur, demikian pula dengan dunia. | |||
Selain itu, sebagaimana gunung-gunung yang merupakan dinding-dinding pembatas alami ciptaan Tuhan yang sangat kokoh dan kuat hanya akan roboh dengan datangnya kiamat, begitu pula dengan dinding kuat ini. la tak akan hancur kecuali ketika kiamat tiba. Sebagian besarnya akan tetap eksis kecuali jika dalam perjalanan waktu kemudian ada yang merusak dan menghancurkannya. | |||
Ya, dinding tembok Cina yang merupakan salah satu tembok buatan Dzulqarnain masih tetap ada dan bisa disaksikan meskipun sudah berusia ribuan tahun. Ia bisa dibaca layaknya garis panjang yang ditulis oleh tangan manusia di lembaran bumi. Ia berbentuk garis berwujud batu yang memiliki makna dari sejarah kuno. | |||
< | <span id="Üçüncü_Sualiniz"></span> | ||
== | ==Pertanyaan Ketiga== | ||
Yaitu seputar Isa yang membunuh Dajjal. Pada “Surat Pertama dan Surat Kelima Belas” dalam buku al-Maktûbât ada jawaban yang memadai bagi kalian. Keduanya diuraikan secara sangat singkat. | |||
بِاس۟مِهٖ وَ اِن۟ مِن۟ شَى۟ءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَم۟دِهٖ | بِاس۟مِهٖ وَ اِن۟ مِن۟ شَى۟ءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَم۟دِهٖ | ||
اَلسَّلَامُ عَلَي۟كُم۟ وَ رَح۟مَةُ اللّٰهِ وَ بَرَكَاتُهُ | اَلسَّلَامُ عَلَي۟كُم۟ وَ رَح۟مَةُ اللّٰهِ وَ بَرَكَاتُهُ | ||
Dua saudaraku yang setia, tulus, rela berkorban, dan mulia, Sabri dan Hafidz Ali. | |||
< | <span id="Mugayyebat-ı_Hamseye_dair"></span> | ||
== | ==kalian seputar lima persoalan gaib== | ||
Pertanyaan penting kalian seputar lima persoalan gaib yang terdapat pada penutup surah Luqman membutuhkan jawaban yang segera. Hanya saja, sayang sekali, kondisi jiwa dan ragaku saat ini membuatku tak bisa memberikan jawaban yang memadai. Karena itu, aku hanya bisa menjelaskan beberapa hal yang terkait dengan pertanyaanmu secara sangat global. | |||
Maksud dari pertanyaan kalian adalah bahwa para ateis menyanggah waktu turunnya hujan dan jenis janin yang terdapat di rahim sebagai bagian dari lima persoalan gaib di atas. | |||
Mereka memberikan kritik sebagai berikut, “Waktu turunnya hujan bisa diketahui lewat observatorium cuaca. Jadi, ia juga bisa diketahui oleh selain Allah. Sementara jenis kelamin janin yang ada di rahim ibu bisa dideteksi, apakah ia laki-laki atau perempuan, dengan sinar Rontgen. Dengan demikian, persoalan gaib tersebut bisa ditelusuri.” | |||
Sebagai jawabannya, perlu diketahui bahwa waktu turunnya hujan sebenarnya tidak terikat dengan kaidah baku yang ada. Ia secara langsung terikat dengan kehendak khusus Tuhan dari perbendaharaan rahmat-Nya tanpa perantara. Adapun rahasia di baliknya adalah sebagai berikut: | |||
Hakikat terpenting dan unsur paling berharga yang ada di alam ini adalah eksistensi, kehidupan, cahaya, dan rahmat. Empat unsur tersebut, tanpa ada perantara dan hijab, secara langsung tergantung pada kekuasaan dan kehendak Ilahi. Memang benar, sebab-sebab lahiriah yang terdapat pada ciptaan Tuhan lainnya menutupi perbuatan Ilahi, serta kaidah-kaidah baku yang ada—sampai batas tertentu— menghijab kehendak dan kemauan Ilahi. Hanya saja hijab dan tirai penutup tersebut tidak diletakkan di hadapan kehidupan, cahaya, dan rahmat, karena keberadaannya pada hal-hal tadi tidak berguna. | |||
Karena rahmat dan kehidupan merupakan dua unsur terpen- ting yang ada di alam, sementara hujan merupakan asal kehidupan dan sumbu rahmat-Nya atau bahkan rahmat itu sendiri, maka ber- bagai perantara tidak boleh menutupinya dan berbagai kaidah yang ada juga tidak boleh menghijab kehendak-Nya. Hal itu dimaksud- kan agar setiap manusia, dalam setiap waktu dan urusan, selalu bersyukur, memperlihatkan penghambaan, meminta, merendahkan diri, dan berdoa kepada-Nya. Sebab, jika seandainya urusan-urusan tersebut senantiasa sesuai dengan kaidah dan hukum tertentu, akan tertutuplah pintu syukur dan pengharapan manusia kepada Tuhan karena menyandarkan diri pada kaidah tersebut. | |||
Seperti diketahui bahwa ada banyak manfaat pada terbitnya matahari. Namun karena ia terikat dengan kaidah tertentu, maka manusia tidak berdoa agar matahari terbit dan tidak bersyukur atas terbitnya. Karena pengetahuan manusia dengan sarana kaidah tadi dapat mengetahui waktu terbitnya matahari di esok hari, maka tidak dianggap sebagai hal yang gaib. | |||
Tetapi karena hujan tidak terikat dengan kaidah tertentu, maka setiap saat manusia selalu harus berlindung di haribaan Ilahi dengan harapan dan doa. Karena pengetahuan manusia tak mampu menentukan waktu turunnya hujan, maka mereka menerimanya sebagai karunia khusus yang bersumber dari perbendaharaan rahmat Ilahi. Sehingga mereka pun betul-betul bersyukur atasnya. | |||
Demikianlah, ayat al-Qur’an di atas memasukkan waktu turunnya hujan sebagai salah satu dari lima persoalan gaib yang ada dengan alasan yang telah kami sebutkan. | |||
Adapun perkiraan turunnya hujan yang dilakukan lewat observatorium berdasarkan tanda-tanda yang ada, lalu dari sana ditentukan waktu turunnya, maka hal itu tidak disebut sebagai pengetahuan terhadap hal gaib. Tetapi merupakan pengetahuan tentang sebagian tanda turunnya ketika hampir menuju alam nyata setelah keluar dari alam gaib. Jadi, persoalan-persoalan gaib yang bisa diketahui lewat perkiraan atau setelah ia hampir ter- wujud tidak bisa dikatakan sebagai pengetahuan terhadap hal gaib, tetapi merupakan pengetahuan tentang keberadaannya atau pengetahuan tentang hal-hal yang mendahului keberadaannya.Bahkan lewat perasaan yang tajam aku sendiri kadangkala bisa memperkirakan turunnya hujan sehari sebelumnya. Artinya, ada tanda-tanda awal sebelum hujan turun. Tanda awal itu tampak dalam bentuk kelembaban yang merupakan isyarat akan turunnya hujan. Kondisi ini menjadi perantara bagi manusia untuk mengetahui persoalan yang telah keluar dari alam gaib dan tengah masuk ke alam nyata. | |||
Adapun hujan yang belum menginjakkan kakinya ke alam nyata serta masih belum keluar dari rahmat dan kehendak Ilahi, maka pengetahuan tentangnya hanya dimiliki oleh Allah, Dzat Yang Maha Mengetahui segala hal gaib. | |||
< | <span id="Kaldı_ikinci_mesele"></span> | ||
== | ==Selanjutnya== | ||
persoalan kedua mengenai jenis kelamin janin di rahim ibu yang bisa diketahui lewat sinar Rontgen. Perlu diketahui bahwa pengetahuan manusia tentang hal tersebut sama sekali tidak menafikan makna gaib yang terkandung dalam bunyi ayat berikut:“Dia mengetahui apa yang terdapat dalam rahim.” (QS. Luqman [31]: 34) Sebab, maksud dari pengetahuan Allah di atas tidak terbatas pada jenis kelamin janin. Tetapi maksudnya adalah pengetahuan tentang potensi-potensi mengagumkan yang dimiliki oleh bayi tersebut sebagai prinsip-prinsip takdir hidup dan kondisi-kondisi yang akan didapat oleh manusia di masa mendatang. Bahkan juga mencakup pengetahuan tentang stempel Shamadiyah yang tampak pada ciri-ciri fisiknya. Semua itulah yang dimaksud oleh ayat di atas. Yaitu bahwa pengetahuan tentang sang janin beserta segala persoalan di atas merupakan pengetahuan yang hanya dimiliki oleh Dzat Yang Maha Mengetahui hal gaib. Seandainya ratusan ribu pikiran manusia yang tajam seperti sinar Rontgen bergabung, niscaya ia takkan mampu meskipun untuk sekadar mengetahui ciri fisik wajah manusia yang menjadi tanda pembeda antara seseorang dengan seluruh manusia di dunia. Lalu bagaimana mungkin ciri kejiwaan yang terdapat pada potensi dan kecenderungan manusia yang ratusan ribu kali lebih luar biasa dari ciri-ciri fisik tadi bisa disingkap?! | |||
Di awal kami telah menyebutkan bahwa eksistensi, kehidupan, dan rahmat merupakan hakikat alam yang paling penting dan mempunyai kedudukan tertinggi. Karena itu, hakikat kehidupan tersebut beserta seluruh detil-detilnya mengarah kepada kehendak, rahmat, dan kemauan-Nya. Dan salah satu rahasianya adalah karena kehidupan beserta seluruh perangkatnya merupakan sumber rasa syukur serta pangkal pengabdian dan tasbih, maka tidak ada kaidah baku yang menghijab kehendak khusus Ilahi dan perantara lahiriah yang bisa menghijab rahmat Ilahi. | |||
Allah memiliki dua manifestasi dalam ciri-ciri janin, yaitu yang bersifat fisik dan yang bersifat maknawi. | |||
Pertama, manifestasi yang menunjukkan kesatuan, keesaan, dan sifat shamadiyah Allah . Pasalnya, janin menjadi saksi atas ketunggalan Pencipta-Nya lewat kesamaan seluruh organ-organ pokoknya dengan seluruh manusia. Lewat “lisan” itu janin tersebut seolah menyeru dengan berkata, “Dzat Yang telah menganugerah- kan kepadaku bentuk fisik semacam ini adalah Sang Maha Pencipta yang juga telah menganugerahkan anggota badan yang sama kepada seluruh manusia. Dialah Allah, Pencipta seluruh makhluk yang bernyawa.” | |||
“Lisan” tersebut yang menjadi petunjuk atas Pencipta Yang Mahamulia bukanlah lisan yang bersifat gaib. Tetapi ia bisa diketahui dan bisa dikenali. Sebab, ia mengikuti kaidah baku, berjalan sesuai dengan aturan tertentu, serta bersandar pada struktur bentuk janin. Pengetahuan tersebut merupakan lisan yang bisa berbicara dan ranting yang merambat dari alam gaib ke alam nyata. | |||
Kedua, si janin menyeru dengan lisan ciri-ciri potensi khusus dan ciri-ciri wajah pribadi. Hal itu mengisyaratkan adanya ikhtiar, kehendak mutlak, kemauan, dan rahmat Penciptanya serta tidak bergantung pada kaidah tertentu. Lisan tersebut bersumber dari gaib. Tidak ada yang bisa melihat dan meliputinya sebelum ia hadir, kecuali pengetahuan-Nya yang azali. Dengan menyaksikan salah satu perangkat dari ribuan perangkat janin yang ada di rahim, ia tak dapat dikenali. | |||
Kesimpulan | |||
Kecenderungan dan ciri-ciri fisik yang ada pada janin merupakan dalil yang menunjukkan keesaan-Nya sekaligus bukti adanya pilihan dan kehendak Ilahi. | |||
Selanjutnya, jika Allah memberi taufik, akan segera kutulis beberapa hal yang menyangkut lima persoalan gaib di atas. Karena waktu dan kondisiku sekarang ini tidak memungkinkan untuk memberikan penjelasan yang lebih banyak dari ini. Maka kuakhiri penjelasanku sampai di sini. | |||
Yang kekal, hanyalah Dzat Yang Mahakekal. | |||
'''Said Nursî''' | '''Said Nursî''' | ||
سُب۟حَانَكَ لَا عِل۟مَ لَنَٓا اِلَّا مَا عَلَّم۟تَنَٓا اِنَّكَ اَن۟تَ ال۟عَلٖيمُ ال۟حَكٖيمُ | سُب۟حَانَكَ لَا عِل۟مَ لَنَٓا اِلَّا مَا عَلَّم۟تَنَٓا اِنَّكَ اَن۟تَ ال۟عَلٖيمُ ال۟حَكٖيمُ | ||
------ | ------ | ||
<center> [[On Beşinci Lem'a]] ⇐ [[Lem'alar]] | ⇒ [[On Yedinci Lem'a]] </center> | <center> [[On Beşinci Lem'a/id|CAHAYA KELIMA BELAS]] ⇐ | [[Lem'alar/id|Al-Lama’ât]] | ⇒ [[On Yedinci Lem'a/id|CAHAYA KETUJUH BELAS]] </center> | ||
------ | ------ | ||
düzenleme