İçeriğe atla

Yirmi İkinci Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Sikap bangga diri bercampur riya yang tidak disadari oleh jiwa dan akalku seolah-olah bisa mereka ketahui lewat timbangan kebanggaan dan kesombongan mereka yang sangat sensitif. Sehingga mereka pun memberikan perlawanan terhadap sikap banggaku tadi. Kira-kira selama sembilan tahun ini ada sekitar sembilan pengala- man yang kuperoleh. Kezaliman yang mereka lakukan kepadaku membuatku berpikir tentang takdir Ilahi sambil bertanya, “Mengapa takdir Ilahi me..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Karena ada tugas-tugas maknawiyah yang sangat dibutuhkan, di mana tugas terpentingnya adalah masalah keimanan, serta bagaimana menguatkan dan mengajarkannya, sebab ia merupakan paspor menuju jalan keabadian, lentera kalbu dalam kegelapan barzakh, dan kunci negeri kebahagiaan abadi, maka tentu saja ahli makrifah (orang yang mengenal Tuhan) yang melakukan tugas tersebut tidak menyia-nyiakan nikmat Ilahi yang diberikan padanya dan kemuliaan iman yang Allah..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Sikap bangga diri bercampur riya yang tidak disadari oleh jiwa dan akalku seolah-olah bisa mereka ketahui lewat timbangan kebanggaan dan kesombongan mereka yang sangat sensitif. Sehingga mereka pun memberikan perlawanan terhadap sikap banggaku tadi. Kira-kira selama sembilan tahun ini ada sekitar sembilan pengala- man yang kuperoleh. Kezaliman yang mereka lakukan kepadaku membuatku berpikir tentang takdir Ilahi sambil bertanya, “Mengapa takdir Ilahi me..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
 
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 5 değişikliği gösterilmiyor)
105. satır: 105. satır:
Karena ada tugas-tugas maknawiyah yang sangat dibutuhkan, di mana tugas terpentingnya adalah masalah keimanan, serta bagaimana menguatkan dan mengajarkannya, sebab ia merupakan paspor menuju jalan keabadian, lentera kalbu dalam kegelapan barzakh, dan kunci negeri kebahagiaan abadi, maka tentu saja ahli makrifah (orang yang mengenal Tuhan) yang melakukan tugas tersebut tidak menyia-nyiakan nikmat Ilahi yang diberikan padanya dan kemuliaan iman yang Allah karuniakan untuknya dalam bentuk kufur nikmat, sehingga tidak jatuh ke tingkat orang-orang yang bodoh dan fasik. Demikianlah, uzlahku yang kalian tidak senangi dan kalian anggap bertentangan dengan prinsip kesetaraan adalah untuk hal di atas.
Karena ada tugas-tugas maknawiyah yang sangat dibutuhkan, di mana tugas terpentingnya adalah masalah keimanan, serta bagaimana menguatkan dan mengajarkannya, sebab ia merupakan paspor menuju jalan keabadian, lentera kalbu dalam kegelapan barzakh, dan kunci negeri kebahagiaan abadi, maka tentu saja ahli makrifah (orang yang mengenal Tuhan) yang melakukan tugas tersebut tidak menyia-nyiakan nikmat Ilahi yang diberikan padanya dan kemuliaan iman yang Allah karuniakan untuknya dalam bentuk kufur nikmat, sehingga tidak jatuh ke tingkat orang-orang yang bodoh dan fasik. Demikianlah, uzlahku yang kalian tidak senangi dan kalian anggap bertentangan dengan prinsip kesetaraan adalah untuk hal di atas.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Namun demikian aku tidak berbicara dengan orang-orang angkuh yang menyiksaku yang melampui batas seperti Firaun dalam hal egoisme dan pengingkaran terhadap hukum kesetaraan. Sebab, tidak boleh rendah hati di hadapan orang-orang yang sombong karena dianggap sebagai merendahkan diri. Jadi, aku berkata kepada para pejabat yang insaf, rendah hati dan adil:
İşte bu hakikatle beraber, beni işkence ile taciz eden sizin gibi enaniyette ve bu kanun-u müsavatı kırmakta firavunluk derecesinde ileri giden mütekebbirlere karşı demiyorum. Çünkü mütekebbirlere karşı tevazu, tezellül zannedildiğinden, tevazu etmemek gerektir. Belki ehl-i insaf ve mütevazi ve âdil kısmına derim ki:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Alhamdulillah aku mengetahui kekurangan dan kelemahanku. Aku tidak meminta kedudukan dan kehormatan dengan sikap sombong di atas umat Islam, melainkan aku selalu melihat kekuranganku yang tak terkira, menghibur diri dengan istigfar dan memohon doa dari masyarakat, bukan mengharap kehormatan. Kukira perilakuku ini diketahui oleh semua teman-temanku.
Ben felillahi’l-hamd kendi kusurumu, aczimi biliyorum. Değil Müslümanlar üstünde mütekebbirane bir makam-ı ihtiram istemek, belki her vakit nihayetsiz kusurlarımı, hiçliğimi görüp, istiğfar ile teselli bulup halklardan ihtiram değil, dua istiyorum. Hem zannederim benim bu mesleğimi, benim bütün arkadaşlarım biliyorlar.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Hanya saja, aku menyandang posisi mulia untuk sementara waktu untuk tidak tunduk kepada kaum yang sesat dan mencaga kehormatan serta wibawa ilmiah yang dituntut oleh kedudukan itu pada waktu berkhidmah pada al- Qur’an dan mengajar hakikat-hakikat keimanan. Aku yakin bahwa undang-undang ahli dunia tidak ada kaitannya dengan hal ini.
Yalnız bu kadar var ki Kur’an-ı Hakîm’in hizmeti esnasında ve hakaik-i imaniyenin dersi vaktinde o hakaik hesabına ve Kur’an şerefine o makamın iktiza ettiği izzet ve vakar-ı ilmiyeyi ders vaktinde muhafaza edip, başımı ehl-i dalalete eğmemek için o izzetli vaziyeti muvakkaten takınıyorum. Zannederim, ehl-i dünyanın kanunlarının haddi yoktur ki bu noktalara karşı çıkabilsin!
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Perlakuan yang Mengherankan'''
'''Cây-ı hayret bir tarz-ı muamele:''' Malûmdur ki her yerde ehl-i maarif, marifet ve ilim noktasında muhakeme eder. Nerede ve kimde marifet ve ilmi görse meslek itibarıyla ona karşı bir dostluk ve bir hürmet besler. Hattâ düşman bir hükûmetin bir profesörü bu memlekete gelse ehl-i maarif, onun ilim ve marifetine hürmeten onu ziyaret ederler ve ona hürmet ederler.
Seperti diketahui bersama bahwa semua ilmuwan dan kalangan cerdik pandai mengukur segala sesuatu dengan ukuran ilmu pengetahuan. Di mana pun mereka mendapatkan pengetahuan dan dari siapa pun mendapatkan ilmu, mereka akan memberikan penghormatan kepadanya dan mengikat tali persahabatan dengannya. Bahkan jika ada seorang profesor yang berasal dari negara musuh datang ke sini, para ilmuwan akan mengunjungi dan menghormatinya.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Jadi, yang sebenarnya terjadi adalah ketika lembaga ilmiah tertinggi gereja Inggris meminta jawaban yang terdiri dari 600 kata dari para ulama Islam tentang enam pertanyaan yang ditujukan kepada mereka, salah seorang ulama yang mendapat perlakuan tidak terhormat dari anak-anak negeri ini mampu menjawab enam pertanyaan di atas hanya dengan enam kata sehingga jawabannya itu dihargai dan dikagumi.Dialah orang yang mampu melawan dan mengalahkan kaidah- kaidah asing berikut landasan berpikir para ahli hikmahnya dengan mempergunakan ilmu hakikat dan pengetahuan yang benar. Dialah yang menentang para filsuf Barat dengan berpegang pada ilmu dan pengetahuan yang diterangkan oleh al-Qur’an. Dialah yang mengajak para ulama dan para pengajar sekolah modern di Istanbul—enam bulan sebelum proklamasi kebebasan—untuk melakukan diskusi, dialog, sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Dia menjawab semua pertanyaan mereka dengan jawaban yang tepat dan benar.(*<ref>*Said Baru berkata, “Aku tidak ikut campur dalam ucapan Said Lama ini, yang dilontarkan dengan penuh kebanggaan. Namun aku tidak bisa menghentikannya, kare- na aku telah memberinya hak berbicara dalam risalah ini. Oleh karena itu, aku lebih memilih untuk diam agar dia bisa memperlihatkan kebanggaannya di hadapan orang- orang yang sombong”—Penulis.</ref>)Dialah yang telah mempersembahkan hidupnya untuk kebahagiaan umat ini dengan menerbitkan ratusan risalah dengan bahasa Turki, di samping menerangi mereka dengan risalah-risalah tersebut. Orang inilah yang telah melakukan semua itu. Ia adalah putra negeri ini, teman bagi rakyatnya, serta saudara seagama. Sebagian ilmuwan dan pemuka agama Rasmi menyiksanya, menyimpan permusuhan kepadanya, dan tidak menghormatinya.
Halbuki İngiliz’in en yüksek meclis-i ilmiyesinin, Meşihat-ı İslâmiye’den sorduğu altı sualin cevabını, altı yüz kelime ile Meşihat-ı İslâmiye’den istedikleri zaman, bura maarifinin hürmetsizliğine uğrayan bir ehl-i marifet, o altı suale altı kelime ile mazhar-ı takdir olmuş bir cevap veren ve ecnebilerin en mühim ve hükemaların en esaslı düsturlarına hakiki ilim ve marifetle muaraza edip galebe çalan ve Kur’an’dan aldığı kuvvet-i marifet ve ilme istinaden Avrupa feylesoflarına meydan okuyan ve Hürriyet’ten altı ay evvel İstanbul’da hem ulemayı ve hem de mekteplileri münazaraya davet edip kendisi hiç sual sormadan suallerine noksansız olarak doğru cevap veren '''(Hâşiye<ref>'''Hâşiye:''' Yeni Said diyor ki: Şu makamda Eski Said’in iftiharkârane söylediği şu sözlere ben iştirak etmiyorum. Bu risalede sözü ona verdiğim için susturamıyorum. Enaniyetlilere karşı bir parça enaniyetini göstersin diye sükût ediyorum.</ref>)''' ve bütün hayatını bu milletin saadetine hasreden ve yüzer risale, o milletin Türkçe olan lisanıyla neşredip o milleti tenvir eden hem vatandaş hem dindaş hem dost hem kardeş bir ehl-i marifete karşı en ziyade sıkıntı veren ve hakkında adâvet besleyen ve belki hürmetsizlik eden; bir kısım Maarif Dairesine mensup olanlarla az bir kısım resmî hocalardır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Runugkanlah kondisi di atas! Apa pendapatmu? Inikah yang dinamakan peradaban? Inikah yang disebut cinta pada ilmu dan pengetahuan? Inikah yang disebut dengan cinta tanah air? Inikah yang disebut dengan nasionalisme? Atau, inikah seruan untuk berpegang pada sistem Republik? Tidak, tidak ada satu pun yang termasuk di dalamnya. Tetapi ia adalah takdir Ilahi yang adil di mana takdir itu memunculkan permusuhan terhadap orang tadi dari ulama yang menunjukkan persahabatan agar orang tadi tidak riya dengan ilmunya ketika mendapat penghormatan, serta agar ia bisa bersikap ikhlas.
İşte gel bu hale ne diyeceksin? Medeniyet midir? Maarif-perverlik midir? Vatan-perverlik midir? Milliyet-perverlik midir? Cumhuriyet-perverlik midir? Hâşâ! Hâşâ! Hiç, hiçbir şey değil. Belki bir kader-i İlahîdir ki o kader-i İlahî, o ehl-i marifet adamın dostluk ümit ettiği yerden adâvet gösterdi ki hürmet yüzünden ilmi riyaya girmesin ve ihlası kazansın.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="Hâtime"></span>
== Hâtime ==
==Penutup==
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Permusuhan yang Mengherankan namun Patut Disyukuri'''
'''Kendimce cây-ı hayret ve medar-ı şükran bir taarruz:'''
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ahli dunia yang sombong dan angkuh luar biasa mempunyai sensititivitas yang sangat tinggi dalam mendeteksi sikap egoisme dan bangga diri. Ketika sikap tersebut terdeteksi oleh mereka, ia termasuk karunia dan kemuliaan besar bagi kita. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
Bu fevkalâde enaniyetli ehl-i dünyanın enaniyet işinde o kadar hassasiyet var ki eğer şuuren olsa idi, keramet derecesinde veyahut büyük bir deha derecesinde bir muamele olurdu. O muamele de şudur:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sikap bangga diri bercampur riya yang tidak disadari oleh jiwa dan akalku seolah-olah bisa mereka ketahui lewat timbangan kebanggaan dan kesombongan mereka yang sangat sensitif. Sehingga mereka pun memberikan perlawanan terhadap sikap banggaku tadi. Kira-kira selama sembilan tahun ini ada sekitar sembilan pengala- man yang kuperoleh. Kezaliman yang mereka lakukan kepadaku membuatku berpikir tentang takdir Ilahi sambil bertanya, “Mengapa takdir Ilahi menjadikan mereka menggangguku?” Pertanyaan inilah yang kujadikan pegangan untuk memeriksa makar jiwaku.
Kendi nefsim ve aklım bende hissetmedikleri bir parça riyakârane enaniyet vaziyetini, onlar enaniyetlerinin hassasiyet mizanıyla hissediyorlar gibi şiddetli bir surette ben hissetmediğim enaniyetimin karşısına çıkıyorlar. Bu sekiz dokuz senede, sekiz dokuz defa tecrübem var ki onların zalimane bana karşı muamelelerinin vukuundan sonra, kader-i İlahîyi düşünüp “Ne için bunları bana musallat etti?” diye nefsimin desiselerini arıyordum. Her defada, ya nefsim şuursuz olarak enaniyete fıtrî meyletmiş veyahut bilerek beni aldatmış, anlıyorum. O vakit kader-i İlahî, o zalimlerin zulmü içerisinde hakkımda adalet etmiş, derdim.
Aku selalu memahami bahwa nafsuku secara fitrah bisa condong kepada sikap egoisme, atau sengaja menipuku. Ketika itulah aku berkata, “Takdir Ilahi telah berbuat adil kepadaku lewat kezaliman orang-orang zalim itu.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Di antaranya, pada musim kemarau ini, teman-temanku menyediakan seekor kuda indah untuk kukendarai. Dengan kuda tersebut aku pergi ke tempat rekreasi. Aku baru menyadari adanya hasrat jiwa untuk memperoleh kenikmatan duniawi lewat sikap bangga diri yang tersembunyi.Ketika itulah ahli dunia menghadang hasratku tadi dengan hebat. Mereka membunuh hasratku itu bahkan membunuh banyak hasratku yang lain.
Ezcümle: Bu yazın arkadaşlarım güzel bir ata beni bindirdiler. Bir seyrangâha gittim. Şuursuz olarak nefsimde hodfüruşane bir keyif arzusu uyanmakla ehl-i dünya öyle şiddetli o arzumun karşısına çıktılar ki yalnız o gizli arzuyu değil belki çok iştihalarımı kestiler.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Selain itu, pada kali ini pula, pasca bulan Ramadhan yang penuh berkah, dalam bingkai keikhlasan para saudara dan ketakwaan mereka; serta penghormatan dan prasangka baik para peziarah, setelah perhatian yang diberikan oleh seorang imam agung dan mulia kepa- da kita lewat karamah gaibnya, secara tanpa disadari muncul hasrat dalam diriku untuk bersikap sombong dan riya. Hasrat itu ditampak- kan dengan penuh bangga dibungkus rasa syukur. Pada saat itulah tiba-tiba ahli dunia menghadangku lewat perasaannya yang sangat sensitif. Seolah-olah mereka bisa mendeteksi adanya benih-benih riya. Karena itu, kepada Tuhan Yang Mahakuasa aku bersimpuh sambil bersyukur atas segala nikmat-Nya. Sebab, kezaliman mereka telah menjadi jalan bagiku untuk bisa ikhlas.
Hattâ ezcümle, bu defa ramazandan sonra, eski zamanda gayet büyük, kudsî bir imamın bize karşı gaybî kerametiyle iltifatından sonra kardeşlerimin takva ve ihlasları ve ziyaretçilerin hürmet ve hüsn-ü zanları içinde –ben bilmeyerek– nefsim müftehirane, güya müteşekkirane perdesi altında riyakârane bir enaniyet vaziyetini almak istedi. Birden bu ehl-i dünyanın hadsiz hassasiyetle ve hattâ riyakârlığın zerrelerini de hissedebilir bir tarzda, birden bana iliştiler. Ben Cenab-ı Hakk’a şükrediyorum ki bunların zulmü bana bir vasıta-i ihlas oldu.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Katakanlah, Wahai Tuhan aku berlindung kepada-Mu dari semua bisikan setan dan aku berlindung kepada-Mu
رَبِّ اَعُوذُ بِكَ مِن۟ هَمَزَاتِ الشَّيَاطٖينِ ۝ وَاَعُوذُ بِكَ رَبِّ اَن۟ يَح۟ضُرُونِ
jangan sampai mereka hadir mendekatiku.” (QS. al-Mukminun [23]: 97-98).
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai Allah Yang Maha Menjaga, Yang Maha Memelihara, dan Sebaik-baik Penjaga, peliharalah aku dan peliharalah para sahabatku dari keburukan jiwa, setan, kejahatan jin dan manusia, serta dari kejahatan kaum yang sesat dan melampaui batas. Amin, amin, amin!
اَللّٰهُمَّ يَا حَافِظُ يَا حَفٖيظُ يَا خَي۟رَ ال۟حَافِظٖينَ اِح۟فَظ۟نٖى وَ اح۟فَظ۟ رُفَقَائٖى مِن۟ شَرِّ النَّف۟سِ وَ الشَّي۟طَانِ وَ مِن۟ شَرِّ ال۟جِنِّ وَ ال۟اِن۟سَانِ وَ مِن۟ شَرِّ اَه۟لِ الضَّلَالَةِ وَ اَه۟لِ الطُّغ۟يَانِ اٰمٖينَ اٰمٖينَ اٰمٖينَ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
سُب۟حَانَكَ لَا عِل۟مَ لَنَٓا اِلَّا مَا عَلَّم۟تَنَٓا اِنَّكَ اَن۟تَ ال۟عَلٖيمُ ال۟حَكٖيمُ
سُب۟حَانَكَ لَا عِل۟مَ لَنَٓا اِلَّا مَا عَلَّم۟تَنَٓا اِنَّكَ اَن۟تَ ال۟عَلٖيمُ ال۟حَكٖيمُ
</div>






<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
------
------
<center> [[Yirmi Birinci Lem'a]] ⇐ [[Lem'alar]] | ⇒ [[Yirmi Üçüncü Lem'a]] </center>
<center> [[Yirmi Birinci Lem'a/id|CAHAYA KEDUA PULUH SATU]] ⇐ | [[Lem'alar/id|Al-Lama’ât]] | ⇒ [[Yirmi Üçüncü Lem'a/id|CAHAYA KEDUA PULUH TIGA]] </center>
------
------
</div>