Translations:Otuzuncu Lem'a/156/id: Revizyonlar arasındaki fark

    Risale-i Nur Tercümeleri sitesinden
    ("Suatu hari, ketika sedang bersujud dalam shalat, Allah membukakan untukku beberapa makna dan kilau dari kalimat “Subhâna Rabbiyal A’lâ” (Mahasuci Tuhanku Yang Maha Tinggi) yang kira-kira seperti pemahaman seluruh sahabat terhadap kalimat suci itu. Tampak dengan jelas bagiku bahwa ia lebih baik daripada ibadah satu bulan. Dari situlah aku menyadari kedudukan agung dan derajat mulia yang didapat oleh semua sahabat. Ya, limpahan cahaya yang bersumb..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
     
    Değişiklik özeti yok
     
    1. satır: 1. satır:
    Suatu hari, ketika sedang bersujud dalam shalat, Allah  membukakan untukku beberapa makna dan kilau dari kalimat “Subhâna Rabbiyal A’lâ” (Mahasuci Tuhanku Yang Maha Tinggi) yang kira-kira seperti pemahaman seluruh sahabat terhadap kalimat suci itu. Tampak dengan jelas bagiku bahwa ia lebih baik daripada ibadah satu bulan. Dari situlah aku menyadari kedudukan agung dan derajat mulia yang didapat oleh semua sahabat.
    Suatu hari, ketika sedang bersujud dalam shalat, Allah  membukakan untukku beberapa makna dan kilau dari kalimat “Subhâna Rabbiyal A’lâ” (Mahasuci Tuhanku Yang Maha Tinggi) yang kira-kira seperti pemahaman seluruh sahabat terhadap kalimat suci itu. Tampak dengan jelas bagiku bahwa ia lebih baik daripada ibadah satu bulan. Dari situlah aku menyadari kedudukan agung dan derajat mulia yang didapat oleh semua sahabat.
    Ya, limpahan cahaya yang bersumber dari kalimat-kalimat suci di awal kemunculan Islam memiliki keistimewaan khusus. Ia juga begitu lembut, segar, dan nikmat, namun lama-kelamaan seiring de- ngan perjalanan waktu ia bertambah redup dan tertutup oleh hijab kelalaian.
    Ya, limpahan cahaya yang bersumber dari kalimat-kalimat suci di awal kemunculan Islam memiliki keistimewaan khusus. Ia juga begitu lembut, segar, dan nikmat, namun lama-kelamaan seiring dengan perjalanan waktu ia bertambah redup dan tertutup oleh hijab kelalaian.
    Sekarang, renungkan kedudukan Rasul yang telah mene- rima dan menghirup kalam suci dari sumbernya yang mulia, serta menyerap cahayanya dengan sempurna lewat wahyu ilahi dan potensi sempurna yang melekat padanya.
    Sekarang, renungkan kedudukan Rasul yang telah mene- rima dan menghirup kalam suci dari sumbernya yang mulia, serta menyerap cahayanya dengan sempurna lewat wahyu ilahi dan potensi sempurna yang melekat padanya.

    16.01, 31 Aralık 2024 itibarı ile sayfanın şu anki hâli

    İleti hakkında bilgi (katkıda bulun)
    Bu iletide belge yok. Bu iletinin nerede veya nasıl kullanıldığını biliyorsanız, bu iletiyi belge ekleyerek diğer çevirmenlere yardımcı olabilirsiniz.
    İleti tanımı (Otuzuncu Lem'a)
    Bir zaman bir tek tesbihin, bir tek namazda, sahabelerin tarz-ı telakkisine yakın bir surette bana inkişafı, bir ay kadar ibadet derecesinde ehemmiyetli göründü. Sahabelerin yüksek kıymetini onunla anladım. Demek bidayet-i İslâmiyede kelimat-ı kudsiyenin verdiği feyiz ve nurun başka bir meziyeti var. Tazeliği haysiyetiyle başka bir letafeti, bir taraveti, bir lezzeti var ki gaflet perdesi altında mürur-u zamanla gizlenir, azalır, perdelenir. Zat-ı Muhammediye (asm) ise onları menba-ı hakikisinden (Zat-ı Akdes’ten) turfanda, taze olarak fevkalâde istidadıyla almış, emmiş, massetmiş. Bu sırra binaen o zat, bir tek tesbihten, başkasının bir sene ibadeti kadar feyiz alabilir.

    Suatu hari, ketika sedang bersujud dalam shalat, Allah membukakan untukku beberapa makna dan kilau dari kalimat “Subhâna Rabbiyal A’lâ” (Mahasuci Tuhanku Yang Maha Tinggi) yang kira-kira seperti pemahaman seluruh sahabat terhadap kalimat suci itu. Tampak dengan jelas bagiku bahwa ia lebih baik daripada ibadah satu bulan. Dari situlah aku menyadari kedudukan agung dan derajat mulia yang didapat oleh semua sahabat. Ya, limpahan cahaya yang bersumber dari kalimat-kalimat suci di awal kemunculan Islam memiliki keistimewaan khusus. Ia juga begitu lembut, segar, dan nikmat, namun lama-kelamaan seiring dengan perjalanan waktu ia bertambah redup dan tertutup oleh hijab kelalaian. Sekarang, renungkan kedudukan Rasul yang telah mene- rima dan menghirup kalam suci dari sumbernya yang mulia, serta menyerap cahayanya dengan sempurna lewat wahyu ilahi dan potensi sempurna yang melekat padanya.