77.975
düzenleme
("Hakikat ini telah kami jelaskan lewat sebuah perumpamaan indah pada ‘ranting kedua’ dari “Kalimat Kedua Puluh Empat”. Di sini kami akan memberikan contoh lain yang menjelaskan masalah tersebut sebagai berikut:Misalnya ada sebuah harta kekayaan yang terdiri dari permata berharga dalam jumlah tak terhingga di dasar lautan yang luas. Para penyelam ahli menyelam di kedalaman laut itu untuk mencari permata berharga tadi. Akan tetapi karena mata mereka..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği |
("Al-Qur’an yang merupakan lautan hakikat, ayat-ayatnya yang mulia juga merupakan penyelam di lautan tersebut yang menyingkap kekayaan yang ada. Hanya saja, matanya terbuka dan melihat keseluruhan kekayaan yang ada. Ia bisa melihat segala sesuatu yang ada di dalamnya. Karena itu, al-Qur’an al-Karim lewat ayat-ayatnya menggambarkan kekayaan tersebut dengan gambaran yang seimbang, sesuai dan selaras dengannya sehingga bisa memperlihatkan keinda- hannya y..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
1.267. satır: | 1.267. satır: | ||
Begitulah, keseimbangan dan keselarasan antar hakikatnya menjadi timpang. Sejumlah corak hakikatnya berubah. Sebab, orang yang ingin melihat warna hakikat yang sebenarnya harus melakukan sejumlah penafsiran dan upaya yang dipaksakan sehingga sebagiannya akhirnya jatuh pada sikap pengingkaran dan pengabaian. Siapa yang menelaah kitab kalangan isyraqiyyûn dan kitab kalangan tasawuf yang bersandar pada penyaksian dan kasyaf mereka tanpa menimbangnya dengan neraca sunnah yang suci, pasti akan membenarkan pernyataan kami di atas. Jadi, meskipun mereka mengambil petunjuk dari al- Qur’an dan menulis sejenis hakikat al-Qur’an, namun terdapat cacat dan kekurangan pada karya mereka karena memang bukan merupakan al-Qur’an. | Begitulah, keseimbangan dan keselarasan antar hakikatnya menjadi timpang. Sejumlah corak hakikatnya berubah. Sebab, orang yang ingin melihat warna hakikat yang sebenarnya harus melakukan sejumlah penafsiran dan upaya yang dipaksakan sehingga sebagiannya akhirnya jatuh pada sikap pengingkaran dan pengabaian. Siapa yang menelaah kitab kalangan isyraqiyyûn dan kitab kalangan tasawuf yang bersandar pada penyaksian dan kasyaf mereka tanpa menimbangnya dengan neraca sunnah yang suci, pasti akan membenarkan pernyataan kami di atas. Jadi, meskipun mereka mengambil petunjuk dari al- Qur’an dan menulis sejenis hakikat al-Qur’an, namun terdapat cacat dan kekurangan pada karya mereka karena memang bukan merupakan al-Qur’an. | ||
Al-Qur’an yang merupakan lautan hakikat, ayat-ayatnya yang mulia juga merupakan penyelam di lautan tersebut yang menyingkap kekayaan yang ada. Hanya saja, matanya terbuka dan melihat keseluruhan kekayaan yang ada. Ia bisa melihat segala sesuatu yang ada di dalamnya. Karena itu, al-Qur’an al-Karim lewat ayat-ayatnya menggambarkan kekayaan tersebut dengan gambaran yang seimbang, sesuai dan selaras dengannya sehingga bisa memperlihatkan keinda- hannya yang hakiki dan istimewa.Misalnya, al-Qur’an al-Karim melihat keagungan rubûbiyah serta menggambarkannya lewat penjelasan ayat berikut: | |||
“Bumi seluruhnya berada dalam genggaman-Nya pada hari kia- mat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya...” (QS. az-Zumar [39]: 67),“(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagaimana menggulung lembaran-lembaran kertas...” (QS. al-Anbiyâ [21]: 104). | |||
Pada saat yang sama, al-Qur’an melihat dan menunjukkan kom- prehensivitas rahmat-Nya lewat keterangan ayat-ayat berikut: | |||
“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit. Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya...” (QS. Âli `Imrân [3] : 5-6), | |||
“Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya...” (QS. Hûd [11]: 56), | |||
“Berapa banyak binatang yang tidak membawa (mengurus) reze- kinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepada- mu...” (QS. al-Ankabût [29]: 60). | |||
Kemudian sebagaimana ia melihat dan menunjukkan luasnya penciptaan ilahi lewat deskripsi ayat berikut: | |||
“Dia menciptakan langit dan bumi serta menghadirkan gelap dan cahaya...” (QS. al-An`âm [6]: 1). | |||
Ia juga melihat dan menunjukkan komprehensivitas perbuatan Allah di alam dan rubûbiyahNya yang meliputi segala sesuatu lewat ayat berikut: | |||
“Dia menciptakan kalian berikut apa yang kalian lakukan.” (QS. ash-Shâffât [37]: 96). | |||
Lalu sebagaimana melihat hakikat agung seperti yang ditunjukkan oleh ayat berikut: | |||
“Dia menghidupkan bumi setelah sebelumnya mati...” (QS. ar- Rûm [30]: 50). | |||
Ia juga melihat dan menunjukkan hakikat kemurahan yang luas yang digambarkan oleh ayatnya: | |||
“Tuhanmu memberikan ilham kepada lebah...” (QS. an-Nahl [16]:68). | |||
Pada saat yang sama, ia melihat dan menunjukkan hakikat | |||
kekuasaan-Nya yang mengendalikan lewat firman-Nya: | |||
“Matahari, bulan, dan bintang tunduk lewat perintah-Nya...” (QS. al-A’râf [7]: 54). | |||
Sebagaimana ia melihat hakikat kasih yang menata seperti yang disebutkan ayat berikut: | |||
“Apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain yang Maha Pemurah. Sesung- guhnya Dia Maha melihat segala sesuatu.” (QS. al-Mulk [67]: 19). | |||
Ia juga melihat hakikat agung yang disebutkan ayat berikut: | |||
“Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Allah tidak merasa berat memelihara keduanya...” (QS. al-Baqarah [2]: 255). | |||
Lalu ia melihat hakikat pengawasan ilahi dalam ungkapan ayat: | |||
“Dia bersama kalian di mana saja kalian berada...” (QS. al-Hadîd [57]: 4) sebagai hakikat yang komprehensif seperti yang disebutkan oleh ayat: | |||
“Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin.Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Hadîd [57]: 3). | |||
Ia melihat kedekatanNya seperti yang disebutkan oleh ayat: | |||
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (QS. Qâf [50]: 16) bersama ayat lain yang menunjukkan sebuah hakikat mulia: | |||
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun” (QS. al-Ma`ârij [70]: 4) sebagai sebuah hakikat universal seperti yang ditunjukkan oleh ayat: | |||
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan…” (QS. an-Nahl [16]: 90), berikut sejumlah ayat lain yang berisi rambu-rambu duniawi dan ukhrawi, serta rambu ilmiah dan amaliah. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme