İçeriğe atla

Üçüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Dengan substansi universal yang dianugerahkan Allah, manusia memiliki beraneka macam ikatan dengan sebagian besar entitas. Dalam substansi tersebut terdapat potensi cinta tak terbatas yang bisa membuat manusia memiliki kecintaan yang mendalam terhadap en- titas pada umumnya. Ia mencintai dunia yang besar ini sebagaimana ia mencintai rumahnya. Ia juga mencintai surga yang kekal sebagaimana ia mencintai tamannya. Sementara seluruh entitas yang dicintai man..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Pengulangan kalimat Yâ Bâqî Anta al-Bâqî pada bagian yang pertama adalah untuk mengosongkan kalbu dari segala sesuatu selain Allah . Dalam hal ini, ia menyerupai sebuah operasi pembedahan dengan memutuskan kalbu dari segala hal selain Allah. Jelasnya adalah sebagai berikut:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Dengan substansi universal yang dianugerahkan Allah, manusia memiliki beraneka macam ikatan dengan sebagian besar entitas. Dalam substansi tersebut terdapat potensi cinta tak terbatas yang bisa membuat manusia memiliki kecintaan yang mendalam terhadap en- titas pada umumnya. Ia mencintai dunia yang besar ini sebagaimana ia mencintai rumahnya. Ia juga mencintai surga yang kekal sebagaimana ia mencintai tamannya. Sementara seluruh entitas yang dicintai man..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
11. satır: 11. satır:
Pengulangan kalimat Yâ Bâqî Anta al-Bâqî pada bagian yang pertama adalah untuk mengosongkan kalbu dari segala sesuatu selain Allah . Dalam hal ini, ia menyerupai sebuah operasi pembedahan dengan memutuskan kalbu dari segala hal selain Allah. Jelasnya adalah sebagai berikut:
Pengulangan kalimat Yâ Bâqî Anta al-Bâqî pada bagian yang pertama adalah untuk mengosongkan kalbu dari segala sesuatu selain Allah . Dalam hal ini, ia menyerupai sebuah operasi pembedahan dengan memutuskan kalbu dari segala hal selain Allah. Jelasnya adalah sebagai berikut:


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Dengan substansi universal yang dianugerahkan Allah, manusia memiliki beraneka macam ikatan dengan sebagian besar entitas. Dalam substansi tersebut terdapat potensi cinta tak terbatas yang bisa membuat manusia memiliki kecintaan yang mendalam terhadap en- titas pada umumnya. Ia mencintai dunia yang besar ini sebagaimana ia mencintai rumahnya. Ia juga mencintai surga yang kekal sebagaimana ia mencintai tamannya. Sementara seluruh entitas yang dicintai manusia itu tidaklah langgeng. Semuanya akan pudar dan lenyap. Karena itu, manusia senantiasa merasa tersiksa akibat pedih- nya perpisahan. Dari sinilah kecintaan yang amat sangat itu menjadi faktor utama yang membuat batinnya begitu tersiksa. Sebab, ia telah ceroboh dalam menempatkan rasa cintanya itu. Berbagai derita yang dialaminya bersumber dari kecerobohannya sendiri.
İnsan, mahiyet-i câmiiyeti itibarıyla mevcudatın hemen ekserisiyle alâkadardır. Hem insanın mahiyet-i câmiasında hadsiz bir istidad-ı muhabbet dercedilmiştir. Onun için insan da umum mevcudata karşı bir muhabbet besliyor. Koca dünyayı bir hanesi gibi seviyor. Ebedî cennete bahçesi gibi muhabbet ediyor. Halbuki muhabbet ettiği mevcudat durmuyorlar, gidiyorlar. Firaktan daima azap çekiyor. Onun o hadsiz muhabbeti, hadsiz bir manevî azaba medar oluyor. O azabı çekmekte kabahat, kusur ona aittir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Padahal, Allah sengaja membekali manusia dengan perasaan cinta di atas untuk diarahkan kepada Pemilik keindahan yang benar-benar abadi (Allah). Namun, manusia justru mengarahkan cintanya pada entitas yang fana. Akhirnya, ia pun merasakan berbagai penderitaan akibat pedihnya perpisahan.
Çünkü kalbindeki hadsiz istidad-ı muhabbet, hadsiz bir cemal-i bâkiye mâlik bir zata tevcih etmek için verilmiş. O insan sû-i istimal ederek o muhabbeti fâni mevcudata sarf ettiği cihetle kusur ediyor; kusurun cezasını, firakın azabıyla çekiyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">