İçeriğe atla

On Yedinci Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Wahai Barat kedua yang rusak, engkau bersandar pada pilar-pilar yang rapuh. Engkau berpendapat bahwa setiap makhluk hidup berhak mengatur dirinya sendiri, mulai dari malaikat yang paling besar hingga ikan yang paling kecil. Masing-masing berbuat hanya untuk dirinya sendiri. Seseorang berusaha hanya untuk pribadinya sendiri. Karena itu, ia memiliki hak untuk hidup. Yang menjadi per- hatian dan tujuan utamanya adalah bagaimana agar hidupnya tetap abadi. La..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Ambillah satu contoh sumber kebahagiaan dari ribuan contoh yang ada di jalan kedua itu. Lalu ikutilah. Sepanjang jalan yang kedua dan selama perjalanan menyusuri jalan tersebut, kita melihat misi pengiriman menuju ke medan keprajuritan yang berlangsung dalam nuansa bahagia, senang, dan suka cita. Itulah yang disebut dengan “kelahiran”. Selain itu, ada pembebasan dari tugas keprajuritan yang juga berlangsung secara bahagia, diiringi ucapan tahlil dan..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Wahai Barat kedua yang rusak, engkau bersandar pada pilar-pilar yang rapuh. Engkau berpendapat bahwa setiap makhluk hidup berhak mengatur dirinya sendiri, mulai dari malaikat yang paling besar hingga ikan yang paling kecil. Masing-masing berbuat hanya untuk dirinya sendiri. Seseorang berusaha hanya untuk pribadinya sendiri. Karena itu, ia memiliki hak untuk hidup. Yang menjadi per- hatian dan tujuan utamanya adalah bagaimana agar hidupnya tetap abadi. La..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
82. satır: 82. satır:
nuansa bahagia, senang, dan suka cita. Itulah yang disebut dengan “kelahiran”. Selain itu, ada pembebasan dari tugas keprajuritan yang juga berlangsung secara bahagia, diiringi ucapan tahlil dan takbir. Itulah yang disebut dengan “kematian”. Inilah yang dipersembahkan oleh al-Qur’an kepada umat manusia. Siapa berpegang padanya, niscaya ia bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Ia akan berjalan di jalannya yang kedua dalam bentuk yang indah tadi tanpa bersedih dan menyesali apa-apa yang hilang darinya. Serta, tanpa takut dan gentar dengan apa yang akan datang kepadanya sehingga persis seperti bunyi ayat al-Qur’an: “Mereka tidak khawatir dan juga tidak bersedih.” (QS. al-Baqa- rah [2]: 62).
nuansa bahagia, senang, dan suka cita. Itulah yang disebut dengan “kelahiran”. Selain itu, ada pembebasan dari tugas keprajuritan yang juga berlangsung secara bahagia, diiringi ucapan tahlil dan takbir. Itulah yang disebut dengan “kematian”. Inilah yang dipersembahkan oleh al-Qur’an kepada umat manusia. Siapa berpegang padanya, niscaya ia bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Ia akan berjalan di jalannya yang kedua dalam bentuk yang indah tadi tanpa bersedih dan menyesali apa-apa yang hilang darinya. Serta, tanpa takut dan gentar dengan apa yang akan datang kepadanya sehingga persis seperti bunyi ayat al-Qur’an: “Mereka tidak khawatir dan juga tidak bersedih.” (QS. al-Baqa- rah [2]: 62).


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai Barat kedua yang rusak, engkau bersandar pada pilar-pilar yang rapuh. Engkau berpendapat bahwa setiap makhluk hidup berhak mengatur dirinya sendiri, mulai dari malaikat yang paling besar hingga ikan yang paling kecil. Masing-masing berbuat hanya untuk dirinya sendiri. Seseorang berusaha hanya untuk pribadinya sendiri. Karena itu, ia memiliki hak untuk hidup. Yang menjadi per- hatian dan tujuan utamanya adalah bagaimana agar hidupnya tetap abadi. Lalu engkau juga melihat hukum kerjasama yang terjadi di antara makhluk yang sebetulnya merupakan bentuk kepatuhan kepada perintah Tuhan yang sangat jelas tampak di seluruh pelosok alam— seperti tumbuhan yang disediakan untuk hewan dan hewan yang disediakan untuk manusia—sayangnya sunnatullah dan wujud kasih sayang yang berasal dari adanya kerjasama umum itu engkau anggap sebagai permusuhan dan pertarungan. Sehingga dengan sangat dungu engkau menetapkan hidup ini sebagai ajang pertarungan.
Ey ikinci bozuk Avrupa! Senin çürük ve esassız esaslarının bir kısmı şunlardır ki: “En büyük melekten en küçük semeğe kadar her bir zîhayat kendi nefsine mâliktir ve kendi zatı için çalışır ve kendi lezzeti için çabalar. Onun bir hakk-ı hayatı var. Gaye-i himmeti ve hedef-i maksadı, yaşamak ve bekasını temin etmektir.” diyorsun. Ve Hâlık-ı Kerîm’in kerem düsturlarından ve erkân-ı kâinatta kemal-i itaatle imtisal edilen düstur-u teavünle, nebatat hayvanatın imdadına ve hayvanat insanların yardımına koşmasından tezahür eden o umumî kanunun rahîmane, kerîmane cilvelerini cidal zannedip “Hayat bir cidaldir.” diye ahmakane hükmetmişsin.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">